Dua jam berlalu, Aeri telah bersenang-senang di pusat perbelanjaan bersama dengan Zee yang selalu menemani gadis itu.
"Kak, kita keluar mal. Aku mau beli makanan di luar mal," ajak Aeri dengan menarik tangan Zee semangat.
Lagi-lagi Zee hanya menurut, yang terpenting nyonya-nya bahagia. "Hati-hati Aeri," ucapnya.
Aeri tersenyum dan mereka tiba di toko kecil penjualan kue. Aeri langsung masuk dengan tangannya yang masih menarik Zee.
"Selamat datang di toko kue kami," ucap pelayan toko menyambut kedatangan dua orang cewek.
Aeri tersenyum dan melihat kue yang terpanjang di showcase. "Enak-enak banget," gumamnya. "Mbak, aku mau ini," lanjut Aeri pada pelayan toko. "Kak Zee mau apa?" tanya Aeri pada pelayannya.
"Eh, nggak usah Aeri. Aku—"
"Nggak apa-apa," selak Aeri dengan senyuman.
"Samakan saja dengan punya kamu," balas Zee terpaksa yang sebenarnya tidak enak. Bagaimana jika tuan-nya tahu kalau ia makan bersama dengan nyonya.
Aeri mengangguk. "Mbak, jadi dua kuenya," ucapnya pada pelayan toko.
Setelah pesan makanan, Aeri dan Zee mencari tempat duduk dekat jendela. Senyuman selalu tercetak di bibir Aeri saat matanya melihat orang-orang berlalu lalang. Apa lagi wajah mereka yang cantik dan tampan.
"Kak, aku ke toilet dulu," izin Aeri.
Zee mengangguk. "Kalau ada apa-apa telpon aku," pesannya.
"Iya kak," balas Aeri dan bangun dari duduknya menuju toilet.
Di toilet banyak sekali perempuan. Aeri yang memang sudah kebelet, berjalan dengan terburu-buru sampai tidak sengaja bahunya menabrak seseorang.
"Maaf-maaf," ucap Aeri dan langsung masuk tanpa mau mendengar jawaban dari orang yang ditabraknya.
Lima menit berlalu, Aeri keluar dan toilet sudah sepi. "Tadi ramai banget perasaan," gumamnya heran dan melangkah ke depan wastafel untuk bercermin dan merapihkan pakaiannya. Setelah sudah cukup, Aeri ingin keluar namun, tangannya ditarik seseorang dari belakang membuat Aeri terhuyung dan membentur dinding.
"Akhhh!" ringis Aeri merasakan sakit pada punggungnya. Aeri mendongakkan kepalanya dan melihat tiga orang wanita yang sedang menatapnya dengan tajam.
"Kalian mau apa l?" tanya Aeri di sela rintihannya.
"Lo udah tabrak gue! Lihat nih make up gue!" bentaknya dari salah satu ketiga wanita itu yang rias wajahnya sedikit berantakan.
Mata Aeri mengerjap. "Saya sudah minta maaf," balasnya.
PLAK!
Tamparan kencang mendarat di pipi kanan Aeri membuat kepala Aeri bergerak ke sisi kiri. Panas dan nyeri langsung menjalar di pipi kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀ ᴡᴇᴇᴅɪɴɢ ᴀғᴛᴇʀ sᴛᴏʀʏ
Fiksi RemajaSequel "Dokter Hwang" Keseharian Hyunjin dan Aeri dalam menjalankan kehidupannya sebagai sepasang suami istri muda yang baru menikah.