13

2.1K 295 73
                                    

Untuk chapter ini, aku sarankan tahan emosi ya guys, hihihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk chapter ini, aku sarankan tahan emosi ya guys, hihihi...

Happy reading

.

Hyunjin memijit pangkal hidungnya. Ia lelah karena sudah pasien ke tiganya dilakukan penanganan operasi, harusnya sekarang ia bersenang-senang dengan gadisnya namun, malah sibuk dengan urusan rumah sakit.

Ponselnya berdering, segera Hyunjin melihat layar ponsel. Senyuman langsung tercetak saat tahu siapa yang menelponnya. Tanpa ingin berlama-lama, Hyunjin menggeser tombol hijau.

"Halo sayang, ada apa?" tanya Hyunjin lembut.

"..."

"Eum, sebentar aku lihat berkas dulu," balas Hyunjin mengambil daftar pasien hari ini dengan buru-buru. "...tinggal satu lagi. Pasien terakhir aku, Allysa. Dia harus di cek keadaannya," lanjutnya.

"..."

"Ya udah, kamu ke sini aja."

"..."

"Iyaa, hati-hati. Kalau aku belum kembali ke ruangan, tunggu sebentar di ruangan aku," ucapnya.

"..."

Hyunjin memutuskan sambungan telpon setelah Aeri memutuskan lebih dulu. Wajah yang lesu langsung tergantikan dengan wajah cerianya setelah mendapat telpon dari gadisnya. "Mood buster gue, sekarang bersiap cek pasien terakhir," gumam Hyunjin semangat, bangun dari duduknya dan memakai jas putihnya.

Hyunjin keluar ruangan menuju ruangan pasien terakhirnya. Tiba di ruang rawat Allysa dengan satu perawat yang menemaninya, Hyunjin langsung masuk. Di dalam ternyata ada satu orang, entah siapa, kalau dilihat sudah agak tua. Mungkin orang tua cewek itu.

"Permisi, saya dokter Hwang Hyunjin yang akan menangani pasien selama di rawat," ucap Hyunjin datar.

Ingat, sifat Hyunjin akan datar dan dingin dengan siapapun yang tidak dekat dengannya.

"Dokter yang menangani anak saya?" tanya wanita itu dengan mata berbinar.

Hyunjin mengangguk. "Maaf bu, kami ingin mengecek keadaan pasien," sambungan perawat agar wanita itu memberi ruang pada Hyunjin.

Wanita itu mengangguk dan memundurkan langkahnya.

Hyunjin langsung mengeluarkan alat kedokterannya dan periksa keadaan Allysa. "Gimana keadaan anda?" tanyanya datar dengan periksa kaki Allysa yang di gips.

Mata Allysa mengerjap. "Ka-kamu yang bakal cek keadaan aku selama di rumah sakit?" tanyanya.

Hyunjin menghela napas pelan. Ia harus profesional dalam bekerja. "Iya."

Allysa langsung tersenyum. "Wah! Aku nggak percaya kalau kerjaan kamu seorang dokter. Aeri beruntung banget jadi pacar kamu," lanjutnya semangat.

Hyunjin menatap cewek di depannya dengan dingin. Sedangkan perawat yang mendengar ucapan Allysa menjadi gugup. Perawat itu tahu sifat Hyunjin seperti apa. "Maaf, untuk urusan pribadi jangan bahas di sini. Dokter Hyunjin hanya ingin periksa keadaan anda," ucapnya agar pasiennya tidak membuat Hyunjin emosi.

ᴀ ᴡᴇᴇᴅɪɴɢ ᴀғᴛᴇʀ sᴛᴏʀʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang