Aeri membulatkan mata saat bibirnya menyentuh bibir Hyunjin. Sedangkan sang pelaku tersenyum miring dan selanjutnya membalikan tubuh Aeri agar berhadapan dengan bibirnya yang tidak lepas dari bibir Aeri.
"Mmhh," ucap Aeri tertahan, Hyunjin menciumnya dengan sangat lembut bahkan mata pria itu terpejam.
Aeri masih terkejut ia tidak membalas hanya Hyunjin yang bermain. Ciuman Hyunjin sudah berlangsung cukup lama sampai di mana oksigen Aeri menipis. Aeri berusaha melepaskannya, tetapi tidak di respons oleh Hyunjin.
Aeri yang sudah benar-benar kehabisan oksigen langsung menggigit bibir Hyunjin
"Aww..." ringis Hyunjin, melepaskan ciumannya dan menatap Aeri dengan cemberut. "Sakit, kok di gigit," lanjutnya.
Aeri menarik napas sebanyak-banyaknya dan menatap Hyunjin kesal. "Ka-kak...mau bu-nuh...aku yahh!" serunya dengan mengatur napasnya.
Hyunjin tersenyum dan memeluk Aeri. "Maaf deh, habisnya bibir kamu manis dan jadi candu buat aku," balasnya merasa bersalah.
"Lepas ah! Aku mau lanjut masak," ucap Aeri kesal dengan memukul pelan bahu Hyunjin dan melepaskan pelukannya. Kegiatan memasaknya terganggu, menyebalkan.
"Aww...iya...iya," ringis Hyunjin dengan tawanya.
"Duduk di sana, awas ganggu aku lagi!" ancam Aeri dengan tatapan tajam.
Hyunjin pura-pura takut. Padahal nyatanya, tatapan itu sangatlah mengemaskan bagi Hyunjin. "Iya, nyonya Hwang," tekannya pada kalimat 'nonya Hwang' berhasil membuat pipi Aeri merah merona.
"Dasar tukang gombal!" ucap Aeri dalam hati. Semakin bersama dengan pria itu. Semakin Aeri bisa mengenal sifatnya. Aeri mengira sifat Hyunjin sangatlah dingin dan cuek namun, Aeri salah. Hyunjin ternyata begitu manja dan suka gombal. Benar kata orang. Jangan melihat seseorang dari luar penampilannya saja. Kita, tidak tahu dalamnya seperti apa.
Setelah sesi masak selesai, Aeri meletakan hidangan yang dibuatnya di atas meja makan. Aeri menari kursi di samping Hyunjin dan mulai makan. Begitu pun, Hyunjin.
"Gimana, enak nggak?" tanya Aeri ragu, takut masakannya tidak enak.
Hyunjin tersenyum. "Enak banget!"
Mata Aeri mengerjap. "Beneran! Kamu nggak bohong, kan?!" tanya Aeri senang.
"Iya, sayang, beneran deh. Ini enak banget," jawab Hyunjin dengan mengelus surai hitam Aeri gemas.
Aeri tersenyum lebar, akhirnya ia bisa masak walaupun masakannya masih tergolong simpel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀ ᴡᴇᴇᴅɪɴɢ ᴀғᴛᴇʀ sᴛᴏʀʏ
Novela JuvenilSequel "Dokter Hwang" Keseharian Hyunjin dan Aeri dalam menjalankan kehidupannya sebagai sepasang suami istri muda yang baru menikah.