Hyunjin mengantarkan Aeri ke rumah sebelum menuju rumah sakit. Hyunjin juga membujuk Aeri agar tidak marah perihal liburan hari ini yang gagal. Walaupun sebenarnya Hyunjin juga merasa kesal karena telah menganggu liburannya.
"Ae, kamu nggak marah, kan sama aku?" tanya Hyunjin dengan menatap Aeri teduh.
"Nggak."
Hyunjin menghela napas. "Kok jawabnya gitu. Aku nggak bisa di bohongin loh, aku tau kamu luar dalam," balasnya lembut.
"Aku nggak marah, tapi janji kamu harus di tepati besok," seru Aeri dengan tatapan serius.
Hyunjin mengangguk cepat. "Iya, janji."
"Ya udah sana, pulangnya jangan malam-malam," seru Aeri yang akhirnya luluh.
Hyunjin menguyel-nguyel pipi Aeri. "Iya sayang. Tapi kalau kamu udah ngantuk tidur aja duluan, jangan tungguin aku," balasnya gemas.
"Hmm."
"Ya udah aku berangkat, ya. Jaga diri di rumah, walaupun ada satpam sama pelayan. Tapi kamu, kan suka ceroboh," pamit Hyunjin.
Aeri mendengkus. "Iya, kak."
Lima belas menit Hyunjin menuju ke rumah sakit dan tidak lama sampai tujuan. Hyunjin langsung masuk rumah sakit dan sudah di sambut oleh staf rumah sakit di lobi yang sudah mengetahui siapa Hwang Hyunjin.
"Permisi, anda sudah di tunggu dokter Asura di dalam ruangannya," ucap seorang wanita.
Hyunjin mengangguk dan langsung menuju ruangan dokter yang bernama, Asura. Hyunjin sudah hafal letak rumah sakit ayahnya di negara ini karena sudah beberapa kali untuk kunjungan bersama abangnya, Hwang Carel.
Ketukan pintu dilakukan Hyunjin dengan pintu yang di bukanya. Asura yang berada di dalam menoleh dan langsung tersenyum.
"Lama tidak bertemu dokter Hwang Hyunjin," ucap Asura. Perempuan yang seumuran dengan Carel.
Hyunjin hanya tersenyum dan langsung duduk di depan Asura. "Maaf kakak ganggu liburan kamu. Tapi karena darurat, jadi terpaksa kakak telpon," ucapnya menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀ ᴡᴇᴇᴅɪɴɢ ᴀғᴛᴇʀ sᴛᴏʀʏ
Roman pour AdolescentsSequel "Dokter Hwang" Keseharian Hyunjin dan Aeri dalam menjalankan kehidupannya sebagai sepasang suami istri muda yang baru menikah.