03

5.5K 541 24
                                    

Setelah menghabiskan ice cream ditangannya, Aeri dan Hyunjin pergi menuju sebuah toko buku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menghabiskan ice cream ditangannya, Aeri dan Hyunjin pergi menuju sebuah toko buku. Ya, itu semua tentu permintaan Aeri.

"Kak, aku beli tiga nggak apa-apa, kan?" tanya Aeri. Ia membeli buku untuk menghapus kebosanan jika nanti di dalam pesawat. Karena waktu dan jarak ke Maldives lumayan lama.

"Hmm, sesukamu," balas Hyunjin

Aeri tersenyum dan melangkah menuju rak buku yang menjadi tempat favoritnya saat berada di toko buku. Sedangkan Hyunjin mengikuti kemanapun istrinya pergi. Pria itu setia menemani Aeri. Senyum tipis tercetak di bibir Hyunjin saat melihat istrinya kesulitan mengambil buku di rak paling atas.

"Katanya anak basket, masa ambil buku di sana aja nggak bisa?" celetuk Hyunjin menggoda Aeri

Aeri langsung menatap Hyunjin dengan mata memicing. "Heh! Ini tuh tinggi banget ya. Aku kesusahan. Coba kakak yang ambilkan, kalau nggak bisa aku ketawain," balas Aeri kesal.

Hyunjin tersenyum tipis dan mengangguk. Ia melangkah mendekati Aeri "Yang mana?" tanyanya yang sudah berada di belakang gadisnya

"Itu, rak nomer dua paling atas, covernya warna hitam," jawab Aeri.

Hyunjin kembali mengangguk.

Srek!

"Eh-ehh?!" terkejut Aeri saat Hyunjin melingkarkan tangan di pinggangnya dan menggendongnya ke atas.

"Ambil bukunya," ujar Hyunjin santai masih setia menggendong Aeri.

"Ko-kok jadi aku yang ambil? Curang!" seru Aeri menatap ke bawah. Tepat ke manik Mata Hyunjin.

"Ambil atau...," Hyunjin tersenyum miringnya membuat Aeri membulatkan matanya. Kalau Hyunjin sudah menampilkan smirk-nya lebih baik menurut saja. "I-iya...iya...aku ambil," balas Aeri cepat dan langsung mengambil buku yang diinginkannya kemudian, Hyunjin menurunkan Aeri hati-hati.

"Udah kan?" tanya Hyunjin santai

"Curang tau nggak?! Maksud aku, ambil sendiri bukan pakai bantuan," balas Aeri dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

Hyunjin tersenyum dan menghadap ke Aeri. Jarak mereka sangat dekat.

"Kamu nggak kasih syaratnya, ya, aku pakai kecerdikan. Aku juga nggak akan sampai ngambil buku itu kalau sendiri," balas Hyunjin dengan senyum tipisnya.

Aeri menghela napas, suaminya ini memang cerdik. "Iya, iya," ucapnya pasrah.

"Baru satu, mau buku yang mana lagi?" tanya Hyunjin mengelus surai hitam Aeri.

"Sebentar, tadi sih aku lihat ada di sekitar sini...," Aeri menatap buku-buku di sekitar. Sedangkan Hyunjin masih setia mengikuti Aeri di belakangnya.

"Kak."

"Hmm?"

"Ini, ambilkan!" seru Aeri pada buku yang letaknya hampir sama seperti buku yang tadi.

"Sini, depan aku," pinta Hyunjin. Tentu dengan bantuan Aeri.

ᴀ ᴡᴇᴇᴅɪɴɢ ᴀғᴛᴇʀ sᴛᴏʀʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang