Hari telah berganti. Hyunjin dan Aeri sudah terbangun dari tidur nyenyaknya setelah semalam berenang dengan keadaan romantis.
"Kak," panggil Aeri. Mereka sedang berada di dalam ruang makan.
Hyunjin juga sedang menyantap makanan di sebelah Aeri menoleh. "Iya?" tanyanya lembut.
"Pasien kamu banyak nggak sekarang?"
"Sepertinya nggak, hanya tiga orang kalau tidak ada penambahan lagi. Termasuk tunangannya, Jeno," jawab Hyunjin.
Aeri mengangguk dan kembali pada sarapannya. Hyunjin memperhatikan setiap gerak-gerik Aeri namun, ada yang aneh dengan gadisnya. Dia hanya mengaduk-aduk makanannya saja.
"Ada apa, Ae? Ada yang ingin kamu bicarakan?" tanya Hyunjin yang peka.
Aeri mengigit bibir nya sejenak kemudian, kembali menatap Hyunjin. "Em...."
"Apa, hm?" tanya Hyunjin menatap Aeri teduh.
"A-aku...udah pikirin matang-matang dari semalam...," Aeri menatap Hyunjin serius. Tetapi dari nadanya, gadis itu seperti ragu untuk melanjutkannya.
"Bilang aja, Ae."
Aeri menarik napasnya dan menghembuskan perlahan. "A-ku mau punya—baby."
Uhuk...uhuk....
Hyunjin langsung tersedak makanannya. Aeri yang khawatir langsung memberikan minuman pada sang suami dan menepuk punggungnya pelan. "Pelan-pelan, kak," ucapnya merasa bersalah.
Hyunjin meminum air sampai setengah gelas kemudian, menatap Aeri dengan terkejut. "Kamu serius? Maksud aku, kenapa tiba-tiba?" tanyanya tidak percaya.
Aeri cemberut dan menghela napas. "Aku serius! Kamu nggak mau punya anak?" tanyanya berubah sendu.
Hyunjin menghela napas dengan mengelus surai hitam Aeri. "Bukan begitu sayang. Maksud aku, kamu nggak mau melanjutkan pendidikan? Kalau sudah punya anak akan sulit membagi waktu. Kamu juga akan cepat lelah nantinya."
Aeri terdiam sejenak. "Aku mau punya anak. Apa kamu malu punya istri yang hanya lulusan SMA?" tanyanya berubah galak.
Hyunjin mengerjap kemudian, menggeleng. "Kenapa harus malu. Aku menerima kamu apa ada nya. Selalu berada di sisi aku aja udah cukup. Pendidikan tinggi nggak menjamin apapun," balasnya lembut.
Aeri tersenyum mendengar ucapan Hyunjin. Kini tangannya bergelayutan manja di lengan sang suami. "Aku mau baby, ya, ya?" serunya menggemaskan.
Hyunjin kembali mengerjap. Harusnya ia yang meminta anak, tetapi sekarang terbalik. Malah sang istri yang memaksanya.
Hyunjin tersenyum tipis dengan mengangguk kecil. "Everything for you."
"YEAHH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀ ᴡᴇᴇᴅɪɴɢ ᴀғᴛᴇʀ sᴛᴏʀʏ
Teen FictionSequel "Dokter Hwang" Keseharian Hyunjin dan Aeri dalam menjalankan kehidupannya sebagai sepasang suami istri muda yang baru menikah.