Kaki jenjangnya berjalan melewati beberapa gundukan tanah yang ditumbuhi rumput liar.
Semilir angin mengacak surainya yang bertumbuh panjang, di pelukannya ada sebuket bunga, tangan kanannya menggenggam erat tangan kecil putrinya.
"Papa, kita sudah sampai?" Anak itu berujar.
Ciel menunduk, pria itu mengangguk kecil, ia berjongkok, menyimpan buket bunga tadi.
"Say hai to mama, sayang."
Ciel menghela nafas, matanya terpejam saat angin yang menerpa wajahnya.
"Hei, do you miss me?"
Baiklah, kita putar waktu ke beberapa tahun yang lalu, awal kisah Ciel dimulai.
Saat pertama kalinya Ciel menginjak lapangan Alcatraz High School, awal pertemuannya dengan gadis yang dicintainya.
"Baik, untuk siswa siswi baru silahkan cari nama kalian di kertas yang sudah ditempel di jendela kelas." Suara dari speaker menggema ke seluruh sekolah.
Ciel memijat pelipisnya bingung melihat segerombolan siswa didepannya.
"OYY BROOWW!!"
"Salmon?" Kaget Ciel melihat sahabatnya yang berjalan dengan semangat ke arahnya.
"Liat senja ga?" Tanya Salman.
Senja yang dimaksud Salman adalah Fajar, namanya keusilan, Salman mengganti fajar menjadi Senja, hingga beberapa dari orang orang sering salah paham.
Ciel menunjuk seorang pria yang tengah berada di tengah tengah gerombolan siswa siswi.
"Oy! Gaada nama kita di kelas IPA 1." Ucap Fajar setelah berhasil keluar.
Ciel menggaruk tengkuknya bingung, wajahnya menunjukkan raut kesal karna lelah menunggu.
"IPA 2 juga ga ada." Sahut Salman.
"Giliran lu ke kelas IPA 3, enak amat diem aja di sini." Fajar mendorong bahu Ciel.
Dengan malas Ciel berjalan menuju kelas IPA 3.
"Penuh." Gumamnya kesal.
Kepalanya celingak-celinguk hendak mencari bantuan, namun tidak ada yang dikenal olehnya.
"Permisi."
Entah dorongan dari mana, Ciel menahan tangan gadis yang hendak berjalan melewatinya.
"Eh? Kenapa?" Seketika Ciel bingung harus menjawab seperti apa.
"Emm, anu, itu ... bisa tolong cari nama gue di kelas ini?" Tanya Ciel tak enak hati.
Demi apapun Ciel merasakan malu yang amat kentara, dalam hati merutuki kelakuannya beberapa detik yang lalu.
"Boleh, nama?"
"Aciel Alterio." Jawab Ciel langsung.
"Oh, kamu masuk kelas IPA 3." Ciel mengerutkan keningnya mendengar jawaban gadis itu.
"Aku kelas IPA 3, nama kamu absen no 1." Ciel mengangguk paham.
Pria itu menggaruk kepalanya dengan rona tipis menghiasi wajahnya.
"Itu, eeemm, t—"
"Ini daftar murid IPA 3, kamu bisa liat di sini." Gadis itu langsung menyodorkan selembar kertas yang dilipat lipat.
"Eh, t-thanks." Ucap Ciel tersenyum tipis.
Ciel memandang wajah gadis itu, sejenak tertegun karna matanya yang begitu menghanyutkan.
"Nama?" Ucap Ciel refleks.
Smilee ...
Dengan senyuman lebarnya gadis itu berujar.
"Arabellia Rachelia Sergio, panggil aja Rachel."
Damn!
Wajah Ciel memerah hingga ke telinganya, pria itu segera memalingkan wajahnya dan berlalu pergi setelah mengangguk sejenak.
Telapak tangannya menyentuh dada kirinya yang berdegup kencang, Ciel menutup wajahnya yang masih saja memerah.
Argghh!!
Perasaan menggelikan apa ini?
TBC
AHAYYYY
HELO!!
I'M BACK😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Kelas! (End)
RandomIstilah cinta pada pandangan pertama itu benar adanya. Ciel tak menyangka, gadis yang tak sengaja tersenyum padanya menjadi ketua kelasnya dan malah berakhir menjadi kekasihnya. Tentang senyumnya yang begitu cantik, tutur katanya yang lembut serta s...