Ciel menengadah dengan mata tertutup, pria itu tersenyum ringan merasakan butiran salju yang menerpa wajahnya.
"Salju pertama." Gumamnya lalu mengeratkan jaket pada tubuhnya.
Kaki jenjangnya berjalan seirama dengan rambutnya yang ikut bergoyang goyang kecil. Matanya yang semakin tajam menatap ke segala arah, menghela nafas pelan.
"Goodbye!" Ucapnya sebelum benar benar pergi.
-o0o-
Suara langkah kaki yang tergesa gesa mengisi kekosongan ruangan pada siang itu.
Rachel berlari sekuat tenaga, nafasnya tersengal-sengal, keringat tak berhenti mengalir di keningnya.
Di pelukannya terdapat topi toga wisuda yang selama ini ia impikan.
Tersenyum kecil, ia duduk di kursi yang sudah disediakan sambil sesekali menatap sekitar.
"Make up kamu luntur, tuh, benerin dulu."
Rachel langsung menerima kaca yang disodorkan teman se-fakultasnya.
"Makasih." Wanita itu mengembalikannya dengan senyuman lebar.
"Oh iya, btw habis ini kamu mau lanjut ke mana lagi?" Ghina, temannya bertanya penasaran.
Rachel nampak berfikir sejenak.
"Uhm, mybe aku mau stay di RS milik keluargaku aja." Ucapnya menggaruk tengkuknya kikuk.
###
"Lulusan terbaik tahun ini, Dokter Arabellia Rachelia Sergio."
Suara riuh tepuk tangan membuat senyumannya mengembang. Rachel, jadi dokter?
"Dia memang pintar." Ucapnya lirih.
Matanya terus menatap wanita kesayangannya yang nampak bahagia da atas panggung sana.
"Ngga gitu juga kali liatinnya, serem!"
Ciel menoleh, lalu tersenyum pongah.
"Ga usah sok, dia udah jadi mantan lu!" Rhys berujar kesal.
Ciel menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.
"Yeah, mantan pacar, dia tunangan gue!" Ucapnya lalu menunjukkan jari manisnya yang terlingkar cincin.
Rhys mendengus sinis, pria itu tersenyum tipis melihat Ghina yang berjalan beriringan dengan Rachel.
"Wah, incaran baru nih. Senggol dong om!" Fajar menyenggol sikut Rhys dengan tatapan menggoda.
Ciel tak mempedulikan mereka semua, ia memilih melangkahkan kakinya menuju ke lapangan terbuka dengan sebuket bunga di tangannya.
Rachel yang kebetulan tengah bersama ayah dan kakaknya tersenyum lebar. Ia berlari membuat baju toganya berkibar.
"CIEL!!" Teriaknya senang.
Ciel merentangkan tangannya lalu menerima tabrakan dari Rachel, memeluknya erat.
"Congrats, cantik!" Ucapnya tersenyum lembut.
Rachel tertawa kecil, ia semakin menenggelamkan tubuhnya dalam pelukan pria yang sepenuhnya sudah dewasa ini.
"Om, Gan, saya pinjam Rachelnya sebentar."
Ciel membawa Rachel duduk di kursi yang melingkari pohon besar.
Pria itu tak bisa menahan senyumnya, apalagi melihat betapa cantiknya sang tunangan.
"Oke, kalau begitu kapan kita nikahnya?"
"To the point banget!" Kesal Rachel menepuk dada bidang Ciel.
Ciel tertawa renyah, ia mencium lembut kening Rachel membuat wanita itu menutup matanya sejenak.
Dengan pipi yang bersemu Rachel berujar.
"Yaudah ayo nikah, secepatnya!" Satu detik kemudian suara tawa terdengar begitu indah.
-o0o-
"Perfect!"
Rachel tersenyum tipis, ia menatap pantulan dirinya di cermin. Balutan gaun panjang berwarna putih dengan punggung yang terbuka, rambutnya disanggul cantik. Make up membuatnya semakin sempurna.
Talitha tersenyum bangga, ia memeluk sahabatnya dari samping.
"Look? Pasangan yang dulu bucin banget di SMA sekarang udah mau nikah aja! Mulus banget kisah cintanya!"
Rachel tertawa menanggapi ucapan Talitha.
"Jangan lupa kamu sama kak Regan!" Ucapnya balik menggoda.
Perbincangan keduanya harus berakhir ketika Regan membuka pintu.
"Sudah siap?"
Rachel menghembuskan nafasnya sebelum mengangguk. Talitha tersenyum dan membiarkan Regan membawa Rachel menuju altar pernikahan.
Di atas altar sana, Ciel berkali kali menghembuskan nafasnya ketika merasakan jantungnya berdetak lebih cepat, ia takut mati.
Tiba tiba tubuhnya terasa kaku, bibirnya sedikit terbuka ketika melihat pendampingnya yang begitu catik luar biasa.
Demi apapun ia belum pernah sekalipun melihat perempuan secantik calon istrinya.
"Tolong fokus!" Lamunannya buyar saat mendengar suara sang ayah.
Rachel tertawa kecil, ia tersenyum menatap Ciel, pria itu membalasnya dengan senyuman pula.
-o0o-
MAKASIH
INI BUKAN ENDING SU
BYE BYE
😝😝😝
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Kelas! (End)
RandomIstilah cinta pada pandangan pertama itu benar adanya. Ciel tak menyangka, gadis yang tak sengaja tersenyum padanya menjadi ketua kelasnya dan malah berakhir menjadi kekasihnya. Tentang senyumnya yang begitu cantik, tutur katanya yang lembut serta s...