31. Rumah Rhys

302 26 0
                                    

Rhys menghela nafas panjang, melihat kamarnya yang berantakan akibat teman temannya yang mengacak acak.

"Wah, banyak buku komik, pinjam satu, ya?"

Rhys menoleh dengan mata terbelalak kaget.

"J-JANGAN THA!!" Rhys merebut komik di tangan Talitha.

"Jangan Tha, aku udah baca komik dia." Sahut Rachel dari tempatnya.

Gadis itu memicingkan matanya, menatap nyalang ke arah Rhys.

"1821." Gumamnya lirih.

Rhys memalingkan wajahnya kesal.

"B-baca novel itu aja!" Pria itu menunjuk setumpuk buku novel di sudut ruangan.

"Wah, makasih!"

Rachel melihat lihat kamar Rhys, tatapannya berhenti di sebuah foto yang tertempel rapi di dekat kasur.

"Itu foto kita." Rhys tiba tiba berdiri di sampingnya.

"Lucu." Gumam Rachel tertawa kecil.

Rhys ikut tertawa, pria itu mengelus kepala Rachel dengan gemas.

"Padahal dulu gue panggil lu bukan Rachel." Rhys melirik ekspresi Rachel.

"Oh ya? Terus apa?" Tanya Rachel penasaran.

Rhys duduk di kasurnya, tatapannya menerawang jauh ke masa lalu.

"Masa udah gede ga bisa ngomong!"

Rachel kecil memberengut.

"Athu bisa nomong! Dasar jeyek!"

Rhys kecil tertawa lepas, anak itu memandang Rachel remeh.

"Jelek! Bukan jeyek!" Ucapnya meledek

"HUAAAAAAAA KAK VANOOO!!"

"Dih, beraninya ngadu!" Kesal Rhys.

Rachel digendong oleh Vano, anak itu memeluk pengasuhnya erat erat.

"Abel! Ayo main, janji deh ga di ejek lagi!"

Rachel menggeleng.

"Kakak, pulang!" Cicitnya pelan.

Vano mengelus kepalanya lembut.

"Maaf, ya, Rhys. Ini waktunya Rachel tidur siang!"

Wajah Rhys berubah tak suka.

"Abel! Bukan Rachel!" Ucapnya kekeuh.

Vano tersenyum paksa, dasar bocah.

"Iya, Abel mau tidur siang!"

Rhys tertawa.

"Abel!" Ucapnya membuat Rachel menoleh.

"Jadi itu panggilan aku dari kamu?" Tanyanya lugu.

Rhys mengangguk.

"Aku suka, kenapa ngga panggil aku itu aja?"

Rhys tersenyum, memandang wajah Rachel lekat lekat.

"Tentu, Abel!" Ucapnya lalu terkekeh.

"Asik banget!" Ketus Ciel melihat keduanya.

Rachel menggeleng kecil, gadis itu mendekati Ciel dan memeluk lehernya dari belakang.

"Ngobrol doang, sayang!"

BLUSSHHHH!!

Wajah Ciel langsung memerah saat Rachel memanggilnya…

SAYANG?!

"Eh? Muka kamu merah? Gara gara baca komik Rhys bukan?"

"HEEEE? APAA?!!"

Rhys langsung menoleh, tapi ternyata Ciel tidak memegang komik koleksinya.

Beberapa saat kemudian, salah satu maid di rumah Rhys datang membawakan minuman dan kue kering.

"Tha, sini." Ajak Rhys pada Talitha yang masih fokus pada novel di tangannya.

Ciel dan Rachel terlihat saling menyuapi, Regan memandangnya penuh permusuhan.

"Nih, cookies kesukaan kamu."

Regan beralih menatap Rhys yang memisahkan satu piring cookies dan menyuapi Talitha dengan lembut.

Pria itu memicing, Rhys juga membuatnya kesal.

"Eh, tau ga sih?" Fajar memulai pergosipan.

"(Sensor)"

Ukhhuk ukhuk

"Fajar!" Rhys menegur, tangan kekarnya mengelus punggung Talitha yang terbatuk batuk akibat tersedak jus jeruk.

Ini semua gara gara gosip dari Fajar.

"Ugh!" Talitha memukul kuat lengan Fajar, apalagi saat merasakan cairan mengalir di hidungnya.

Jus jeruk itu keluar dari hidungnya😭

Mereka mengobrol dengan diiringi canda tawa, beberapa kali Fajar kena amuk teman temannya karena bertingkah jail.

Rhys menunduk, menatap Talitha yang tertidur di pahanya, gadis itu tertidur saat Rachel bercerita. Rupanya suara lembut dari Rachel mampu membuatnya mengantuk.

Awalnya Rachel bercerita tentang bagaimana ia liburan di Paris bersama Vano dan Nami tanpa sang ayah. Melihat Talitha yang mengantuk Rhys berinisiatif membaringkan tubuh pendek itu di pahanya.

"Gimana? Bangunin aja? Kita mau pulang nih." Kata Regan masih dengan sedikit kekesalan di hatinya.

Rhys mengangkat bahunya tak tau, pria itu dengan amat sangat perlahan menggendong tubuh Talitha dan menyimpannya di kasur miliknya.

Pergerakan itu membuat Talitha agak terganggu, ia sedikit membuka matanya.

"Shtt, tidur lagi," Rhys mengelus kening Talitha membuat gadis itu kembali tertidur.

"Orang udah mau bangun malah disuruh tidur lagi," kata Fajar heran.

"Pulang pulang aja, dia biar gue anter nanti."

"Awas ya lu, jangan sampau praktekin komik koleksi lu." Fajar mewanti wanti.

Rhys tertawa, "ga janji," katanya.

"WOY!"

-o0o-

Regan memarkirkan mobilnya tepat di garasi rumahnya, pria itu menoleh ke kiri mendapati Rachel yang tertidur dengan posisi duduk.

Ia bergegas keluar dari mobil dan meraih tubuh Rachel serta membawa sang adik masuk ke rumah dan kamarnya.

Regan juga melepas seragam Rachel menyisakan tank top dan celana pendeknya. Setelah berganti pakaian Regan ikut tertidur di kasur Rachel dengan posisi memeluk gadis itu.

Tiba tiba ia terpikirkan sesuatu.

"Talitha sama Rhys lagi apa ya?"

Nyatanya justru Rhys tengah menatap Talitha yang makan dengan lahap, ia juga dengan suka rela meminjamkan kaos miliknya untuk di gunakan gadis itu.

"Dasar bocil, kerjaannya makan tidur doang."

Ketua Kelas! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang