30. Time Skip

311 29 2
                                    

Maaf aku skip

Satu tahun terlewati dengan lancar, terjadi beberapa perubahan di sekitar Rachel. Termasuk hubungannya dengan Ciel.

Bukan hanya itu, Talitha dan Wira kini resmi putus, Regan yang terus bercerita tentang gadis yang disukainya tanpa mau memberitahu siapa gadis itu.

Kedekatan Fajar dengan Ica, dan Vano yang semakin sukses menjadi guru.

Rachel menghela nafas, gadis itu mengikat rambutnya, menggunakan kain panjang yang sering digunakan ibunya.

Hanya seutas kain putih panjang, waktu itu ikat rambut ibu hilang, alhasil ibu merobek sebagian kain putih miliknya lalu mengikat rambutnya menggunakan kain itu.

Rachel tersenyum, mengelus tangan Regan yang memeluknya dari belakang.

"Kakak berasa liat ibu." Ucap pria itu lembut.

Rachel tertawa kecil.

"Ibu kan cantik, Rachel pasti cantik dong." Ucapnya senang.

Ibu memang cantik, tatapannya teduh, tutur katanya yang lembut, cara bicaranya yang tak pernah bosan Rachel dengar.

Dan itu semua menurun pada Rachel. Bagaimana sifat dewasanya serta suaranya.

Rachel begitu mirip dengan ibu.

Regan mengecup singkat pipi sang adik.

"Sudah siap, kan? Ayo berangkat." Ajaknya pelan.

Rachel mengangguk, menatap pantulan dirinya sendiri di cermin, baju panjang berwarna putih yang menjuntai hingga lututnya.

Dress rumahan sederhana milik ibu, bagian pinggangnya ada tali yang diikat menjadi pita kecil, begitu pas di tubuh Rachel.

Dress biasanya akan terlihat menawan ketika bagian bawahnya berlapis-lapis. Tapi dress ini, hanya sehelai kain sedikit tebal yang ibu jahit sendiri, Rachel pernah mendengar dari ayahnya jika ibu menghabiskan waktu berbulan bulan menjahit dress ini.

Sedangkan alas kaki, Rachel mengenakan sendal yang juga milik ibunya, sendal itu berwarna putih gading, sendalnya datar.

"Ibu..." Lirih Regan dengan tatapan sendu.

Rachel berbalik, tersenyum lebar pada Regan, pria itu membalas senyumannya.

"Ayo!" Regan menggenggam tangan Rachel dan membawanya pergi.

-o0o-

Mereka saling bertatapan, Regan mengeratkan genggaman tangannya.

"Janji, ya? Jangan nangis." Bisik Regan begitu lembut.

Rachel mengangguk pasti.

"Janji!" Ucapnya semangat.

Regan tersenyum, ia membawa setangkai bunga lili putih.

Rachel berjalan duluan, kedua kakinya melangkah melewati beberapa gundukan tanah yang ditumbuhi rerumputan.

"Ibu!" Sapanya riang.

Gadis itu mendekat dan berjongkok, Regan menyimpan bunga lili tadi di dekat batu nisan.

"Halo, ibu! Rachel sekarang udah kelas dua SMA, Rachel juga udah ketemu kakak, tapi ayah jarang sama Rachel." Rachel tersenyum berusaha menghalau air matanya.

Regan mengelus puncak kepala Rachel dengan lembut.

"Halo ibu, udah lama Regan ngga' ketemu ibu, maaf, ya? Regan bakalan sering ke sini kok." Ucapnya lembut.

Angin berhembus menerpa wajah keduanya, angin yang sejuk dan menenangkan.

"Ibu, Rachel udah janji sama kakak ngga bakal nangis! Kenapa ibu——

Ketua Kelas! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang