29. Truth or Dare

300 25 0
                                    

"WASU, MANA APINYA?"

Rachel melepas pelukannya, tersenyum menatap teman temannya yang sudah datang.

"Ayo siap-siapin!" Ajak Rachel dianggukki yang lain.

Regan menatap ikan dalam kotak putih yang di bawa Chakra.

"Ini ikan? Belum di bersihin?" Tanyanya bingung.

"Belum, Gan, orang baru beli tadi." Talitha yang menjawab.

Rachel yang tengah menyiapkan bumbu langsung menoleh.

"Biar aku aja yang bersihin." Ucapnya lalu membersihkan tangan.

"Nih, embernya, udah diisi air." Ica menyimpan seember air.

Talitha memindahkan lima ikan dari kotak ke dalam ember.

"Jangan, Chel." Cegah Ciel ketika melihat Rachel menyentuh pisau.

Rachel mendelik kesal.

"Gapapa, kan dibantuin Talitha sama Ica." Ucapnya berusaha tersenyum.

Ciel menggeleng, meraih pisau di tangan Rachel dan menyerahkannya pada Talitha.

"Kamu tusukin daging aja." Ucapnya lalu membawa Rachel pergi.

Talitha menggeram kesal, kepalanya jatuh di bahu Ica.

"Caa~"

"Hm?" Ica berdehem.

"Tidak apa apa bestie, kita stronk! Tapi chakra gue udah abis." Gadis berambut pirang itu menatap Ica sedih.

"Ada yang panggil gue?" Chakra menoleh menatap kedua gadis itu.

Keduanya tersenyum kuda.

"Ca, dia geer masa." Bisiknya terkikik geli.

Chakra mendengus kesal, kenapa pula disamakan dengan jurus jurus aneh itu, menyebalkan.

"Cepetan bersihin ikannya!" Suruh Regan datar.

-o0o-

"Aaaa! Panas, baka!" Wira memukul bahu Ciel yang dengan seenaknya memasukkan sesuap daging yang baru saja di angkat dari panggangan.

Rachel meniupi sepotong daging yang ditusuk dengan sebuah kayu berukuran sedang.

"Kakak, aaaaaaaa---"

Dengan senang hati Regan membuka mulutnya menerima suapan dari Rachel.

"Enak?" Regan mengangguk lalu mengacungkan jempolnya.

Rachel tersenyum senang, ia menusuk satu daging lagi, meniupinya.

"Ciel, aaaaaaaaaa---"

Giliran Ciel yang membuka mulutnya dengan senang hati.

Selanjutnya Rachel menyuapi dirinya sendiri.

"Oh iya, hummm, besok pagi hummm ada--

"Abisin dulu makannya, Fajar!" Tegur Rachel melihat Fajar yang berbicara sambil mengunyah.

Fajar menelan daging ikan di mulutnya.

"Gajadi, ga penting." Pria itu kembali makan ikan bakar.

"Kita main truth or dare aja." Usul Rayyan.

-o0o-

"Laki laki idaman lu itu kaya gimana sih?"

Talitha menyentuh dagunya berfikir.

"Pinter, apapun caranya di masa depan nanti gue mau nikah sama guru, m-maksudnya nikah sama laki laki yang kerjaannya jadi guru!" Gadis itu menjawab pertanyaan Regan karena botol yang di putarkan pria itu mengarah padanya.

"Oke." Gumam Regan, pria itu membiarkan Talitha memutar botolnya.

Dan, botol berhenti menunjuk kepada Fajar.

"Dare biar seru!" Ucap Fajar dengan senyuman sombongnya.

Talitha tersenyum evil.

"Cium pipi kak Ray, ga lama, lima detik aja!" Ucapnya enteng.

"LOH?!" Kedua pria itu berteriak tak terima.

Rachel tertawa geli, gadis itu mengeluarkan ponselnya lalu membuka aplikasi kamera.

"Ayo, jar! Semangat!" Ucapnya menyemangati.

Fajar mengambil nafas, melirik Rayyan yang nampak kesal.

"Bang, wasu! Cuma dare loh ini, kalo Rachel ga semangatin sih ogah ya."

"Hm"

Rachel menutup mulutnya ketika bibir tipis Fajar mendarat di pipi tirus Rayyan.

"PUIIIIHHH, UDAH TUH!" Fajar mengusap usap bibirnya sedangkan Rayyan mengosok gosok pipinya.

Fajar memutar botolnya dan berhenti di Ciel.

"Truth." Jawab Ciel tanpa berfikir.

Fajar nampak berfikir.

"Ah! Ini aja! Kenapa lu bisa suka sama Rachel?"

Ciel tersenyum tipis, menatap Rachel lekat.

"Pertemuan awal kita gue langsung tenggelam pas liat matanya yang dalem, senyumannya yang tulus, tutur katanya yang lembut, suaranya lembut, bibirnya juga lembut--

"AMATERASU!!!"

"WOY WOY, KAGEMANE NO JUTSU!!"

Su....

Sy benerga nulis Tod ny🙏🏻

Belum tidur?

Coba nengok belakang!

Baa

Ketua Kelas! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang