Rasanya, hidup seketika berat sekali saat kaki harus melangkah pergi. Meninggalkan desa Periangan artinya meninggalkan semua harapanku.
Meisarah tak mencintaiku, itulah kenyataan yang harus kuterima.
Di depanku, mobil travel sudah datang. Waode sudah memasukkan coverku. Dengan sangat berat aku pun masuk.
"Sudah tidak ada yang ketinggalan, Mas?" tanya Supir.
"Iya."
"Okay, kita berangkat. Mari Mas," ujar supir kepada Son dan Woade.
"Ya, hati-hati. Selamat jalan Kaptain!"
"Iya. Jaga diri kalian. Jangan bikin onar di kampung orang. Ingat, di mana kaki berpijak, di situ langit dijunjung!"
"Siap, Kapten Bucin."
"Apa tadi, kalian bilang aku bucin?"
"Bu-bu-bukan, Kapt. Keren maksudnya. Kapten salah dengar saja."
Tak lama kemudian, mobil mulai berjalan. Ketika melewati rumah Meisarah, hatiku menciut. Selamat tinggal Meisarah. Maaf telah banyak merepotkanmu. Sekarang, aku benar-benar pergi. Mari kita lupakan apapun yang pernah terjadi. Maafkan aku Meisarah. Semoga kau selalu dalam lindungan Tuhan.
Mobil meluncur meninggalkan jalan setapak kini telah sampai jalan poros. Panjang desa ini hanya dua kilometer, setelah itu akan memasuki area jalan besar sekitar 18 kilometer lalu memasuki jalan provinsi.
Jalan poros telah berakhir. Aku memejamkan mata. Tiba-tiba saja mataku berderai air mata. Sebentar lagi memasuki perempatan. Andai ini seperti di film-film india, pastilah Meisarah akan mengejarku. Lalu mobil berhenti dan aku berlari kepadanya. Berpelukan, dan saling berjanji akan bersama selamanya. Cerita happy ending. Tapi kenyataan ini tidak seperti yang kubayangkan. Kupikir, kisah cintaku sama seperti novel-novel yang mulanya benci jadi cinta, ternyata Meisarah benar-benar tidak seperti itu. dia tetap pada pendiriannya, dia tidak mencintaiku.
Ah, aku mewek. Aku ini laki-laki dan seorang kapten. Masa iya galau gara-gara cewek. Tapi mau gimana, aku juga manusia, kan? Laki-laki juga bisa sedih seperti wanita. Sungguh tidak adil kalau menangis dan galau hanya boleh untuk wanita.
Dssshhhhh
Gawaiku bergetar lagi. Ada tiga pesan. Dari ibuku, Son, dan Roy. Aku akan membuka pesan dari ibuku dulu. Roy pasti soal tugasnya. Kalau Son, ah, anak itu paling nagih promosi. Kuhapus linangan air mataku dan mulai membuka pesan ibu.
From my mommy
: Nak, semangat, ya. Perjuangkan cintamu. Tenang saja, cutimu kalau mau kau bisa perpanjang. Ayahmu sudah mengaturnya. Yang penting kau harus bisa membawa Meisarah ke sini. Ingat, ya, nak, itu janjimu!
Oh, Ibu, Ayah, kalian sangat baik padaku. Bahkan Ayah walau hanya ayah sambungku dia sangat mementingkanku dibanding Kak Jordan, anaknya sendiri. Ayah memang ceo terhebat bagiku. Ibu, maafkan aku, maaf, harapanmu kini tak terwujud. Sepulangku nanti, lebih baik ibu saja yang memilihkanku jodoh.
Kini tersisa pesan dari Son dan Roy. Aku malas membukanya. Kumasukkan kembali gawaiku.
Dssshhhhh
Gawaiku bergetar terus menerus. Ternyata Son menelpon.
"Ada apa, Son? Promosi, nanti kubicarakan sama Ayah, tenang saja!"
"Kapten sudah sampai di mana? Stop pokoknya stop dulu!"
"Lho emang kenapa, ini sudah memasuki jalan besar. Ada apa?"
"Kapt. Meisarah kecelakaan."
"Apaaaa?" Aku terlonjak berteriak hingga penumpang lain terkejut juga supirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Takdir dan Tabir
Romance"Setiap perempuan memiliki rahasianya sendiri. Setiap laki-laki ingin memecahkannya, bukan?" Noah seorang kapten kapal penasaran dengan Meisarah yang terus mengabaikannya. Dia tak percaya bagaimana gadis desa itu tak menyukainya. Sementara dia adala...