Chapter 32

202 25 1
                                    

Lagi. Seperti yang dulu terulang lagi. Aku harus pergi yang kedua kalinya dari Meisarah. Aku tidak menyerah lagi tapi tenggelam sekarang. Oleh sebab itu, aku harus menyelamatkan diriku dari tenggelam ini.

Saat kapal tenggelam dihantam badai, satu-satunya keberanian adalah memasang pelampung lalu berenang menyelamatkan diri.

Aku seorang Kapten, berlayar di hati Meisarah sudah selesai. Hati Meisarah adalah satu-satunya lautan kegelapan yang tak dapat kujangkau. Sebelum sampai di tepian, kapalku tenggelam.

Mungkin Meisarah adalah laut segitiga Bermuda. Menghancurkan apa saja yang masuk ke dalamnya. Tapi Rajash mungkin tidak.

Aku menghela napas. Berdamai dengan diri sendiri adalah jalan terbaik. Maafkan aku Bu, aku tak bisa menepati janjiku. Oh, tidak. Apa yang akan kukatakan padanya?

"Semua sudah siap, Kapt. Jam Sembilan pagi, mobil yang kami pesan datang menjemput."

"Baiklah."

"Tapi Kapt, bolehkah kami tinggal sebentar lagi sebab urusan kami belum selesai."

Aku mengangguk.

"Selesaikanlah urusan kalian tanpa melayaniku lagi. Terima kasih sudah membantu, Aku tidak akan lupa. Soal promosi, mari kita bicarakan setelah di Jakarta."

Malam semakin berlalu. Kubiarkan mata tak tidur. Aku mencoba mengulang kembali masa-masa di periangan.

Wajah Meisarah terbayang olehku. Oh, Tuhan, apa rencana-Mu? Benarkah Meisarah bukan jodohku? Tapi mengapa aku merasa telah begitu dekat dengannya? Perasaan apa ini?

***

Siang telah tiba. Son dan Waode sudah menelponkan travelnya untukku.

"Makanlah sedikit, Kapt!" ujar Waode memberikan omlet ke piringku.

"Aku tak bisa makan, Waode. Aku merasa sangat sakit saat menerima kenyataan ini,"

"Bersabarlah, Kapten. Semakin besar kesedihan, semakin besar juga kebahagiaan akan datang."

Ddsssshh... gawaiku bergetar.

From My Mommy

:Hari ini Ibu dan Ayah akan ke panti asuhan sejahtera. Seperti biasa setiap ulang tahun adikmu, kita,kan membagikan sumbangan hadiah. Meski jauh, jangan lupa juga ya, nak.

Adikku juga ulang tahun hari ini yang ke-23 tahun. Hari ulang tahunnya sama dengan Meisarah tapi aku tak tahu Meisarah ulang tahun yang ke berapa?

Sudahlah, tak perlu memikirkannya lagi. Tak perlu menyimpan nama Meisarah lagi di dada. Semua telah berakhir. Kenyataannya, dia tak mencintaiku.

Meski berulang kali aku tak percaya, mengapa bisa sesulit ini?

Pulang. Satu kata itu terasa seperti pengembaraan yang akan kutempuh. Mengembara di lautan luas tak bertepi. Mengarungi ombak yang tak berhenti.

Di Antara Takdir dan TabirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang