49

26.1K 1.4K 83
                                    

Aku baru up lagi><

Kalian pasti udah bosen nunggu kan?

Tinggal satu part lagi menuju ending, siap gak?

Sebenernya aku mau up part terakhir besok malam, tapi gak tahu juga kita liat besok aja ya^^

Jangan lupa vote+comen yang banyak ya biar aku seneng:))

Okelah, langsung baca aja. I love you<3

*

"Aku masih mencintaimu, Cit," ucap Abi dengan menatap dalam mata Citra.

Citra membelalakkan matanya kaget, dia benar-benar terkejut dengan apa yang Abi katakan, dia masih punya otak untuk menolak semua perasaan Abi.

"Kak, jangan kaya gini! Kakak punya kak Abel, gak seharusnya kakak ngomong kaya gitu sama aku,"

Abi membenarkan apa yang Citra katakan, dia memang bodoh, bajingan atau apapun yang menggambarkan keberengsekan dirinya.

"Kakak punya istri dan anak yang nunggu kakak di rumah! Aku sebagai adik dari kak Abel benar-benar merasa kecewa. Kalau aku boleh jujur, aku juga masih punya perasaan sama kakak, tapi gak gini! Aku lebih rela kakak bersama kak Abel dari pada harus menyakiti perasaan dia!" tegasnya.

"Tolong lupain aku kak," lirih Citra hampir berbisik.

Abie menghela napasnya panjang, dia menyugar rambutnya frustasi. Dia masih memiliki perasaan pada Citra, tapi dia juga mulai mencintai istrinya, dia harus bagaimana?!

"Oke. Maaf untuk semuanya, aku juga sadar apa yang telah aku lakukan, kita memang tidak di takdirkan untuk bersama. Tapi tolong ... jangan menjauh! Aku mau hubungan kita baik-baik saja, anggap aku sebagaik kakakmu sendiri, begitu pun denganku yang menganggapmu adik sendiri!" ucap Abi dengan senyum tipis di bibirnya.

Citra mengangguk pelan, hatinya merasa sakit ketika Abi mengatakan kalimat tersebut, tangannya meremas ujung kerudungnya, matanya terpejam pelan kemudian menatap Abi dengan tersenyum.

"Boleh peluk? Untuk terakhir kalinya," ucap Abi.

Dengan ragu Citra mengangguk pelan, Abi pun segera memeluk tubuh Citra, hanya sebentar.

Citra merasakan dadanya berdenyut nyeri, matanya kian memanas hingga setetes air mata keluar begitu saja.

"Terima kasih dan maaf untuk semuanya," ucap Abi setelah melepas pelukannya.

Lagi-lagi Citra mengangguk. "Lebih baik, kak Abi segera pulang! Kak Abel pasti sudah menunggu di rumah,"

Abi mengangguk setuju, dia segera beranjak dan tak lupa mengusap kepala Citra yang tertutup hijab.

Citra menatap dengan nanar punggung Abi yang mulai menjauh, air matanya kembali menetes, dia ingin berteriak sekencang-kencangnya agar dunia tahu betapa sakit yang dia rasakan. Atau mungkin dunia sudah tahu rasa sakit Citra hingga langit berubah mendung? Entahlah, yang pasti Citra merasa terpukul dengan ini semua.

Hujan mulai berjatuhan membuat Citra berlari dan memberhentikan taxi, dia menatap kosong luar jendela.

Di sisi lain, Abel tengah meratapi nasibnya, hatinya tercabik-cabik, begitu perih rasanya.

Dia berdiri sembari mengelus perutnya. Terbersit pemikiran untuk mengakhiri hidup, namun saat dia mengingat ada seorang malaikat kecil dalam perutnya membuat dia berusaha sekuat mungkin untuk tetap bertahan.

Dia duduk di sofa dengan air mata yang kembali berjatuhan, dia menekan dadanya hingga suara pintu terbuka membuat dia mengelap air matanya kasar.

"Sayang?"

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang