𝗖𝗹𝗼𝗰𝗸 𝗦𝘁𝗿𝗶𝗸𝗲𝘀 ⏳ 𝗝𝗮𝗲𝗬𝗼𝗻𝗴 𝗚𝗦 𝗡𝗖𝗧 ✔️

༺ 𝟹𝟸 ༻

𝐏𝐋𝐄𝐀𝐒𝐄
✔️ V 𝚘 𝚝 𝚎
✔️ W𝚛𝚒𝚝𝚎 𝚌𝚘𝚖𝚖𝚎𝚗𝚝𝚜
✔️ F𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚖𝚎

2.949 words

ᵐᵃʲᵒʳ 🍂 ᵗᵃᵉʸᵒⁿᵍ - ᵃˡᵉˣ

⏳

☞ Jangan lupa 💣 vote mulai prolog ~ chapter terakhir

Seperti biasa, Kim Doyoung sampai di kediaman Jung Jaehyun jam delapan pagi. Tas yang dibawanya berisi benda-benda pribadi dan serenceng kunci-untuk jaga-jaga jika terjadi error di sistem keamanan rumah. Password pintu gerbang dan ruang tamu sudah dihapal di luar kepala. Motor matic putih miliknya diparkir di halaman, tepat di depan jendela kamar orang yang menumpang di rumah Jung. Kanopi berwarna putih tulang terpasang tiga setengah meter di atas tanah dan menutupi hampir seluruh halaman depan rumah. Lumayan berguna untuk melindungi kendaraan dari panas dan hujan.

SOP yang pertama dilakukan wanita itu ketika sampai di rumah kerjanya adalah memeriksa tiap ruangan tanpa terkecuali. Dimulai dari lantai dua dan berakhir di lantai satu-di dapur, tempatnya beristirahat. Dia selalu mengecek lampu tiap ruangan dan mematikannya karena sudah pagi. Meski menggunakan sistem otomatis, tidak jarang lampu-lampu di dalam ruangan masih menyala meski di luar terang menderang.

Selesai memeriksa dan membersihkan lantai dua, wanita berambut hitam itu beranjak ke ruang cuci di lantai satu. Tidak ada baju kotor sama sekali di dalam keranjang, jadi dia tidak perlu berkutat dengan mesin cuci. Pun tidak ada baju atau apa pun yang harus disetrika. Doyoung hanya mencuci baju Jaehyun saja. Wanita yang menumpang itu selalu mencuci sendiri bajunya.

Sepertinya hari ini tidak terlalu banyak yang harus dikerjakan, batin Doyoung senang.

Kemudian kakinya hendak melangkah ke dapur ketika sudut matanya menangkap sesuatu. Ada yang mengkilat tertangkap di indera penglihatannya. Sumbernya dari arah kamar Taeyong yang hanya berjarak beberapa meter dari dapur.

Detak jantung wanita berambut sebahu itu berubah lebih cepat. Dia mengambil pisau daging di dapur dan digenggamnya erat. Mendekat, dirinya melihat ada cairan berwarna merah mengalir dari dalam kamar-mengotori lantai marmer berwarna krem. Terlihat cairan itu telah mengering.

Pikirannya tidak karuan sekarang.

Adegan serial thriller yang sering ditontonnya-berkelebat di otak.

Apakah cairan merah itu adalah darah?

Apakah ada mayat di dalam kamar?

Detak jantung berpacu semakin cepat. Genggaman pisau semakin erat.

Doyoung ingat jika Taeyong berkata bahwa dia tidak akan mengunci kamar tiap pergi ke rumah temannya di akhir pekan.

Dia berusaha bersiap menghadapi apa pun yang ada di dalam sana. Pisau diletakkan di depan tubuhnya. Tangan kanan perlahan membuka handle putar di pintunya.

Krettttt!!

Sebuah celah tercipta. Diintipnya sedikit. Kakinya menendang pintu-siapa tahu ada yang bersembunyi di baliknya. Pintu kamar terbuka lebar dan menempel ke dinding, tanda bahwa tidak ada yang bersembunyi.