༺ 𝟹𝟺 ༻

479 66 27
                                    

𝐏𝐋𝐄𝐀𝐒𝐄
✔️ V 𝚘 𝚝 𝚎
✔️ W𝚛𝚒𝚝𝚎 𝚌𝚘𝚖𝚖𝚎𝚗𝚝𝚜
✔️ F𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚖𝚎

3.400 words

ᵐᵃʲᵒʳ 🍂 ʲᵉᵒⁿᵍʰᵃⁿ ∙∙∙ ʲⁱˢᵒᵒ


Tolong baca sampai bawah
☞ Jangan lupa 💣 vote mulai prolog ~ chapter terakhir

♓︎

Jᴀᴇʜʏᴜɴ merasa mual.

Dia muntah-muntah sejak dini hari. Sampai Kun yang sedang stay di rumah induk dan merawatnya, dibuat kebingungan karena tidak ada sisa makanan apa pun yang keluar dari mulut bosnya. Hanya cairan bening saja.

"Kau sakit apa sih, bos? Sepertinya kok aneh. Muntah tapi tidak ada apa pun yang keluar. Masa masuk angin?"

Kun bermonolog sambil memandang penampilan bosnya yang berantakan. Rambut panjangnya menempel di leher. Kulit pucat atasannya itu terlihat memerah. Jika dia tidak salah ingat, bosnya sudah 3 - 5 kali berada dalam kondisi kepayahan seperti sekarang.

"Mungkin aku terlalu stress memikirkan hewan-hewan kita yang diracun," jawab Jaehyun sekenanya.

Tidak mungkin Jaehyun berterus terang kepada anak buahnya bahwa dirinya sibuk memikirkan sayatan-sayatan yang terdapat di kulit hewan-hewan piarannya..... dan sayatan yang terdapat di kulit manusia yang tinggal di rumahnya.

Menyebabkannya meminum 4 kaleng bir di siang hari hingga Renjun harus menegurnya karena dia masih banyak pekerjaan.

Membuatnya melewatkan makan malam dan malah merokok di tepi danau selama dua jam sehingga tubuhnya terkena terpaan hawa dingin tanpa cukup pakaian. Sendirian.

"Mau paracetamol?" tawar Kun ketika mengecek suhu tubuh Jaehyun yang agak panas.

Jaehyun mengangguk. Terlalu malas untuk menolak.

"Aku siapkan bubur sebentar. Jangan minum obat dengan perut kosong."

♓︎

♓︎

Bangunan yang baru berusia enam tahun itu terlihat sepi dari luar. Perpaduan putih dan abu-abu sebagai warna tembok membuatnya terlihat suram ketika siang dan dingin ketika malam. Fungsinya sebagai tempat yang dipenuhi musibah, kesengsaraan, kesakitan dan bahkan kematian, semakin menambah kesan mencekam.

Kondisi serupa juga terjadi di salah satu ruangan yang ada di bangunan tersebut. Ruang VIP itu terlihat suram. Bukan karena desainnya, tapi karena suasana yang melingkupinya.

Desain ruangannya sendiri cukup standar. Temboknya dicat warna putih tulang. Kamar mandi kecil berada tepat di sisi kanan kamar. Ada sebotol hand sanitizer terpasang dekat pintu masuk. Tempat sampah dan tempat alas kaki terpasang rapi di depan kamar mandi. Ranjang rumah sakit terletak tepat menempel tembok. Karena ini ruang VIP, tersedia sofa berbentuk L dan meja kecil ditata rapi di sisa ruangan yang ada.

Satu-satunya hal menyenangkan yang ada di situ adalah jendela besar yang membiaskan sinar matahari ke dalam kamar. Ruangan terlihat terang benderang meski lampu dimatikan.

Ranjang di kamar tersebut ditempati oleh seorang pasien. Sosoknya terbalut gaun rumah sakit. Kelopak matanya terpejam. Dadanya naik turun dengan teratur-menandakan masih ada kehidupan di tubuh berjenis kelamin wanita tersebut. Beberapa life support devices tersambung ke tubuh kecilnya. Suasana semakin muram dengan hadirnya dua orang yang tak berhenti menangis di dekat ranjang.

𝗖𝗹𝗼𝗰𝗸 𝗦𝘁𝗿𝗶𝗸𝗲𝘀 ⏳ 𝗝𝗮𝗲𝗬𝗼𝗻𝗴 𝗚𝗦 𝗡𝗖𝗧 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang