༺ 𝟹𝟿 ༻

422 44 16
                                    

𝐏𝐋𝐄𝐀𝐒𝐄
✔️ V 𝚘 𝚝 𝚎
✔️ W𝚛𝚒𝚝𝚎 𝚌𝚘𝚖𝚖𝚎𝚗𝚝𝚜
✔️ F𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚖𝚎

1.835 words

☞ Jangan lupa 💣 vote mulai prolog ~ chapter terakhir


Tᴀᴇʏᴏɴɢ melepaskan pelukan iparnya ketika mendengar pintu kamar inapnya ditutup dari luar. Sekarang hanya ada wanita saja di ruangan ini, bukan? Detak jantungnya berangsur normal.

Otaknya saat ini berfokus pada rasa sakit di sekujur tubuh: mulai dari perih di sudut bibir, hingga sakit di sekitar perut, pinggang, selangkangan dan kakinya. Rasa sakit fisik mengalahkan rasa sedih akibat keguguran.

“Petugas sudah memberitahuku.”

“By the way, maafkan Jaehyun. He was... not on his right mind.” Wajah Chaeyeon berubah ketika mengingat perkataan kembarannya kepada istrinya beberapa saat lalu.

Taeyong hanya mengangguk. Tidak ingin berkata-kata. Selain tubuhnya masih terasa sakit, perlahan hatinya pun juga. Dia tidak mau berpura-pura bahwa perkataan Jaehyun tidak menyakitinya. Dia sangat kaget ketika pria itu mengatakan hal tersebut di depan wajahnya.

Begitukah pandangan pria itu terhadapnya? Anak pelacur?

Siapa yang dianggap pelacur di sini?

Jaejoong yang notabene ibu kandung Taeyong?


⊰᯽⊱┈──╌❊ ♓︎ ❊╌──┈⊰᯽⊱

Jᴜɴɢ Cʜᴀɴɢᴍɪɴ mengusap tengkuknya dengan sedikit gugup. Bukan ini tujuan ketika dia memberitahu perihal Taeyong kepada Jaehyun.

Dia tidak bermaksud membuat istri keponakannya menutupi wajahnya dengan ketakutan.

Dia tidak bermaksud membuat keponakannya emosi lalu setengah-berlari-setengah-terhuyung menuju resepsionis—mencari ruang kamar atas nama Lee Taeyong dan kemudian menyerbu ke sana.

Dia tidak bermaksud membuat si pasien ketakutan atas kehadiran tiba-tiba dua pria tinggi besar di kamarnya.

Dia tidak bermaksud membuat Jaehyun mengucapkan kata-kata menyakitkan kepada istrinya—dua menit yang lalu.

“Dasar anak pelacur. Kau sengaja membunuh bayi itu, bukan? Katakan padaku, apa rencana busukmu selanjutnya? Membunuh keluargaku satu persatu?! Setelah kau membunuh bayi yang seharusnya menjadi milik keluarga Jung...”

Bukan itu tujuannya!!!

Dia hanya ingin menyampaikan kabar terbaru kepada keponakannya. Menyiapkannya untuk segala sesuatu yang mungkin ada. Hanya itu saja.

Keponakan perempuannya sibuk menenangkan si pasien yang gemetar ketakutan. Taeyong tidak menangis—hanya menyembunyikan wajah di lekukan leher iparnya. Chaeyeon mengusap-usap punggung iparnya tapi pandangan tertuju ke arah saudara kembarnya. Matanya melotot. Bibirnya berdecak pelan.

“Go back to your room!! You scared her!!”

“Son...”

Pria paruh baya itu memegang baju Jaehyun dari belakang. Mencegahnya melakukan perbuatan yang tidak diinginkan. Tubuhnya yang lebih tinggi dari keponakannya membuatnya mudah melakukan tugasnya.

𝗖𝗹𝗼𝗰𝗸 𝗦𝘁𝗿𝗶𝗸𝗲𝘀 ⏳ 𝗝𝗮𝗲𝗬𝗼𝗻𝗴 𝗚𝗦 𝗡𝗖𝗧 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang