༺ 5 ༻

2.3K 202 16
                                    

𝐏𝐋𝐄𝐀𝐒𝐄
✔️ V 𝚘 𝚝 𝚎
✔️ W𝚛𝚒𝚝𝚎 𝚌𝚘𝚖𝚖𝚎𝚗𝚝𝚜
✔️ F𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚖𝚎

1.614 words

ıllıllı[ ALUR MUNDUR ]ıllıllı

Jangan lupa 💣 vote mulai prolog ~ chapter terakhir

𝚃𝚊𝚎𝚢𝚘𝚗𝚐, 16 𝚝𝚊𝚑𝚞𝚗

"Ibu mau pergi ke mana?" tanya Taeyong tidak bisa menahan rasa penasaran ketika suatu siang ibunya terlihat berdandan di ruang makan. Aroma bedak mahal menguar dari kulitnya. Gincu warna merah menghiasi bibirnya. Rambut panjangnya tersisir rapi dan diberi warna cokelat tua. Ibunya terlihat 10 tahun lebih muda dari usia sebenarnya.

Jaejoong menghentikan pergerakan kuasnya. Ditutupnya kotak bedak mahal miliknya. Pandangannya beralih ke remaja di depannya yang memiliki paras bak pinang dibelah dua dengannya.

Berbeda dengan dirinya, gadis di depannya tidak memakai rias wajah sama sekali. Kulitnya terlihat mengkilap karena minyak alami wajah. Dia berambut hitam pendek, sesuai peraturan sekolah.

Tapi bibir mungil dan tipis itu, bola mata yang polos dan besar itu, bentuk tulang pipi itu, tidak bisa membohongi siapa saja.

Sekali pandang saja orang sudah bisa menebak bahwa remaja di depannya ini adalah putrinya. Putri kandungnya. Putri satu-satunya.. Dia bersyukur bahwa Taeyong mewarisi figur wajahnya.

"Ibu.. Ibu ada urusan hari ini," jawab ibunya sambil memasukkan perlengkapan riasan ke dalam tasnya.

Bahkan bibir putrinya yang sedang cemberut itu sangat mirip dengannya.

"Ini hari Sabtu, bu!"

"Ya, lalu?"

"Tidak bisakah ibu tidak pergi? Aku libur sekolah dan selalu sendirian di rumah!"

Jaejoong hanya tersenyum melihat putrinya merajuk.

"Kita tidak pernah lagi jalan-jalan berdua, bu." Taeyong masih melanjutkan keluh kesahnya.

Itu memang benar. Ketika Taeyong masih SMP, sewaktu mereka belum tinggal di area ini dan masih tinggal di rumah yang lama, ibunya sering mengajaknya jalan-jalan berdua di akhir pekan.

Entah kenapa, sudah setahun lebih mereka tidak melakukannya. Taeyong lebih banyak bengong di rumah jika akhir pekan tiba. Terlebih lagi rumah teman-teman akrabnya juga lumayan jauh. Harus naik bus dulu.

"Kau sudah besar, nak. Sudah bisa kemana-mana sendiri."

"Tapi aku inginnya bersama ibu!"

Ya Tuhan.. Bibir itu sangat mirip denganku..

Lagi-lagi Jaejoong hanya tersenyum.

Walau pun sempat ada sedikit drama, tapi Taeyong tetap tidak bisa mempengaruhi ibunya. Dia ditinggal sendirian saja.

Dukk!!

Dengan sebal dia menendang-nendang kerikil yang kebetulan ada di dekatnya. Kedua kakinya melangkah tanpa arah. Musim semi ini matahari bersinar sangat cerah. Untung saja tadi dia sempat memakai sepatu dan topinya.

𝗖𝗹𝗼𝗰𝗸 𝗦𝘁𝗿𝗶𝗸𝗲𝘀 ⏳ 𝗝𝗮𝗲𝗬𝗼𝗻𝗴 𝗚𝗦 𝗡𝗖𝗧 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang