༺ 3 ༻

3.1K 221 17
                                        

𝐏𝐋𝐄𝐀𝐒𝐄
✔️ V 𝚘 𝚝 𝚎
✔️ W𝚛𝚒𝚝𝚎 𝚌𝚘𝚖𝚖𝚎𝚗𝚝𝚜
✔️ F𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚖𝚎

1.441 words

ıllıllı[ ALUR MUNDUR ]ıllıllı

☞ Jangan lupa 💣 vote mulai prolog ~ chapter terakhir

𝚃𝚊𝚎𝚢𝚘𝚗𝚐, 16 𝚝𝚊𝚑𝚞𝚗

Musim dingin tahun ini terasa sangat buruk.

Seperti biasa, Taeyong remaja menyusuri jalanan yang membeku itu sepulang sekolah. Di sepanjang jalan yang dilewatinya, ada beberapa rumah penduduk dan satu area padang rumput yang luas. Padang rumput berpagar tempat sapi-sapi biasa merumput.

Untung saja mereka sudah menyapu salju dari jalanan.

Di musim semi atau musim panas, pelajar sekolah menengah atas itu akan mengagumi keindahannya. Tapi sekarang bukan musim di mana tanaman tumbuh dengan indah. Padang rumput itu berubah menjadi tandus dengan sedikit rumput berwarna pudar yang terlihat masih bertahan.

Kakinya terasa kaku karena dingin yang seolah menembus sepatunya. Sepatu bot yang dipakainya sudah tipis solnya.

Mungkin aku harus minta ibu membelikanku bot baru.

Kedua kakinya berusaha mempercepat langkahnya. Dia sudah memakai long john, sebuah sweater tebal di balik seragamnya plus jaket tebal. Celana panjang tebal terpasang rapi di balik rok seragamnya. Kedua tangannya yang tertutup sarung tangan, terlindung di balik saku jaketnya.

Sebuah bangunan sederhana terlihat di ujung jalan. Bangunan sederhana dengan cat tembok yang mulai pudar. Genteng rumah yang berwarna coklat sekarang berubah menjadi putih karena sebagian tertutup salju. Tidak ada pagar atau pembatas di halamannya. Hanya ada sebuah kotak surat yang bertuliskan "LEE" di sudut terluar dekat jalan.

Taeyong berbelok ke bangunan tersebut dan bermaksud memutar kenop pintu ketika usahanya dirasa sia-sia. Beberapa kali gadis berambut pendek itu mencoba mengguncangnya tapi pintunya tetap tidak terbuka juga.

Oh, sial.

Sepertinya ibunya, Jaejoong, sedang tidak ada di rumah. Mungkin sedang bekerja.

Ibunya tidak pernah bercerita tentang pekerjaannya kepada putrinya. Dia hanya bilang bekerja di Seoul.

Taeyong pun tidak berminat menanyakan jika Jaejoong tidak bercerita lebih dulu. Ibunya pulang dengan sehat dan selamat saja sudah cukup baginya.

Ayahnya, Hyunjoong, bekerja di luar kota dan pulang dua minggu sekali. Di rumah biasanya hanya ada Taeyong sendiri.

Untunglah dia seorang anak yang mandiri. Malah Taeyong merasa menjadi pengurus rumah tangga karena dia mengerjakan hampir semua pekerjaan rumah tangga tiap hari. Ibunya sering sekali pulang larut.

Otaknya kemudian mengingat bahwa ibunya sering berpesan bahwa kunci cadangan diletakkan di bawah pot bunga yang ada di samping rumah. Dicobanya mengangkat pot yang sangat berat itu dan... terdapat 3 rangkai kunci di bawahnya.

Tangannya sedang memutar kunci di lubangnya ketika ada yang memanggil namanya.

"Taeyongie!"

Si empunya nama pun menoleh. Seorang pria dengan sosok familiar terlihat menyetir traktor. Dia adalah salah seorang pekerja di peternakan Tuan Jung. Beanie dan syal berwarna hitam menutupi wajahnya.

𝗖𝗹𝗼𝗰𝗸 𝗦𝘁𝗿𝗶𝗸𝗲𝘀 ⏳ 𝗝𝗮𝗲𝗬𝗼𝗻𝗴 𝗚𝗦 𝗡𝗖𝗧 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang