༺ 11 ༻

1.8K 146 32
                                        

𝐏𝐋𝐄𝐀𝐒𝐄

✔️ V 𝚘 𝚝 𝚎
✔️ W𝚛𝚒𝚝𝚎 𝚌𝚘𝚖𝚖𝚎𝚗𝚝𝚜
✔️ F𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚖𝚎

1.841 words

ıllıllı[ ALUR MUNDUR ]ıllıllı

☞ Jangan lupa 💣 vote mulai prolog ~ chapter terakhir

Jessica Jung dan suaminya baru memasuki rumah pukul sebelas malam. Mereka berdua baru saja makan malam bersama anaknya dan calon menantunya. Seperti biasa wanita itu tidak membawa alat komunikasi ketika pergi sebentar di malam hari-terutama jika hanya untuk makan malam.

Ketika memasuki kamar, dilihatnya handphone miliknya berkedip-kedip dan berbunyi beberapa kali. Setelah dicek, ada 3 pesan masuk dan 11 panggilan tidak terjawab dari Changmin. Semuanya mengabarkan berita yang sama: kematian Nyonya Besar Boa.

"Noona, kau dimana? Aku meneleponmu dua kali tapi tidak diangkat. Boa noona meninggal sore tadi."

"Jung Sooyeon where are you?"

"Semua sudah di Sillám. Krystal akan berangkat besok pagi dengan penerbangan pertama. Kalau kau baca ini tolong cepat hubungi aku!! Atau cepat kemari!!"

Jessica memijit kening. Otaknya terasa kosong. Dirinya masih mencoba untuk memproses kabar ini. Tadi pagi dia masih bertemu Changmin dan Chaeyeon di Seoul. Lalu sempat melakukan video call dengan Jaehyun juga. Keponakan laki-lakinya itu sempat memperlihatkan ranjang Boa ketika wanita itu melihat televisi sesudah sarapan. Tidak terlihat tanda-tanda saudara iparnya itu akan meninggal hari ini. Dia menyerahkan handphone kepada suaminya yang duduk di dekatnya. Pria itu membaca pesan yang dikirim adik iparnya.

"Kapan kita ke sana?"

"Aku rasa kita harus ke sana sekarang?" Wanita paruh baya itu membuka kancing-kancing gaun yang dipakainya makan malam. "Aku mau mandi air hangat dulu. Setelah ini kita ke Sillám."

Dua setengah jam kemudian sepasang suami istri itu meluncur mendekati area yang dimaksud. Cuaca larut malam ini sangat dingin. Hampir semua penduduk sudah lelap di peraduan masing-masing.

Ketika memasuki portal bertuliskan "Selamat Datang di Sillám," Jessica teringat sesuatu.

"Kita mampir dulu ke rumah Taeyong ya."

"Huh? Taeyong....?" Suaminya berusaha mengingat-ingat siapa Taeyong yang dimaksud istrinya. Maklum, dia bukan penduduk Sillám dan hanya berinteraksi dengan masyarakat jika sedang ada di sana bersama istrinya.

"Iya dia gadis SMU yang sering aku minta memijatku."

Suaminya melihat arloji di tangan kanan. "Honey, kau yakin mau ke rumah Taeyong sekarang? Sudah hampir jam dua dini hari. Aku rasa orang tuanya pasti menganggap kita tidak sopan...."

Jessica segera memotong ucapan suaminya sambil memutar mata. "Of course not, you idiot. Aku mau titip pesan saja. Nanti aku masukkan lewat celah pintunya. Tolong berhenti dulu."

Wanita itu mengeluarkan sebuah pulpen dan secarik kertas A4 yang dilipat dari dalam tas tangan. Sesangkan tas tangannya yang besar digunakannya sebagai alas menulis.

"Ayo jalan lagi." Suaminya lalu kembali menjalankan mobil menuju tempat tujuan.

Jalan kecil yang menuju rumah Taeyong dihiasi oleh lampu-lampu yang berukuran cukup terang. Jessica mengingat rumah gadis itu di ujung sendiri. Ketika sampai di ujung barisan rumah, wanita itu sangat kaget melihat ada bekas-bekas material rumah yang terbakar di titik yang seharusnya menjadi rumah Taeyong. Pondasi rumahnya masih terlihat jelas-semua tinggal puing-puing saja. Begitu pula dengan dindingnya. Hanya sedikit bagian yang tersisa. Itu pun terlihat ada bekas terbakar semua.

𝗖𝗹𝗼𝗰𝗸 𝗦𝘁𝗿𝗶𝗸𝗲𝘀 ⏳ 𝗝𝗮𝗲𝗬𝗼𝗻𝗴 𝗚𝗦 𝗡𝗖𝗧 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang