☞ Jangan lupa 💣 vote mulai prolog ~ chapter terakhir
Tiga sahabat itu sedang berkumpul di kantin setelah selesai menghadap dosen pembimbing. Langka sekali mereka mendapat jadwal konsultasi di hari yang sama. Oleh karena itu sekalian saja mereka menghabiskan waktu bersama sesudahnya. Mereka menikmati berbagai jajanan tradisional Korea.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"HAHAHAHAHAAA!!"
Suara tawa terdengar dari meja mereka. Jeonghan-si pelaku-tertawa terbahak-bahak hingga airmatanya menetes.
Sang obyek penderita-Taeyong-hanya bisa mengerutkan kening melihatnya.
"Apa? Kenapa?"
"Ini lucu sekali.." Jeonghan masih saja tergelak. Tangannya meraih satu gorengan di piring.
"Apa yang lucu?" tanya Taeyong tidak paham.
"Kau. Yang. Lucu." Jeonghan menunjuk wajah temannya dengan gorengan udang tepat di depan hidungnya.
Kening Taeyong semakin mengerut
"Please stop being too nice, girl," sambar Jisoo ketika Jeonghan selesai tertawa. "Bukan tugasmu mengepel kekacauan di dapur. Suamimu..." Wanita itu berhenti sejenak untuk minum. "...sudah membayar asisten rumah tangga. Seharusnya dia yang membersihkannya, bukan kau."
"Itu kan salahku karena aku yang meletakkan kotak makanan di meja.."
"Tetap saja-kau tidak perlu mengepel seluruh dapur karena ada sedikit insiden."
Jisoo tidak mau dibantah. Menurutnya tidak masuk akal jika temannya membersihkan seluruh lantai dapur hanya karena sedikit cipratan bumbu kimchi di lantai.
"Bagaimana reaksinya ketika melihatmu membersihkan seluruh lantai dapur, Yong?" tanya Jeonghan sambil mengelap bibirnya dengan selembar tisu. Dia sudah berhenti tertawa.
"Doyoung unnie tentu saja bingung.." Taeyong berkata jujur. "Padahal bisa dilap tisu saja."
"Lalu?"
"Aku langsung ke kampus."
"Listen up.." Jisoo menyeruput jusnya. "Jangan bersikap terlalu baik kepada orang lain. Nanti kau akan selalu menjadi keset."
