RoL: 1

12.3K 364 10
                                    


Zevanya Pov

Aku dan Kevanno kenal sedari kecil karena orangtua kami bersahabat. Kami tinggal di komplek perumahan yang sama namun berbeda blok. Rumahku di blok B dan rumahnya di blok D.

Setiap Weekend terkadang orangtua kami mengadakan acara makan malam bersama. Entah itu dirumahku atau dirumahnya. Aku anak tunggal. Sedangkan Kevanno dua bersaudara. Ia punya seorang adik perempuan yang usianya berjarak tiga tahun dengan kami. Namanya Kamila. Aku lumayan dekat dengannya daripada Kevanno walau kita seumuran.

Kami selalu bersekolah ditempat yang sama mulai dari TK - SMA. Awalnya aku sering berangkat dan pulang bersama Vanno. Tapi semenjak SMA, Vanno lebih sering berangkat duluan.

Aku sadar kalau aku sudah menyukainya dari dulu. Bahkan saat aku belum mengerti kalau itu namanya cinta.

Setelah lulus SMA, seperti biasa keluarga kami mengadakan acara makan malam bersama. Namun hari itu aku merasa berbeda karena tidak hanya kami tapi beberapa kerabat jauh juga diundang bahkan kakek nenek dari pihak ibuku datang berkunjung. Acara makan malam tersebut lebih ramai daripada biasanya. Aku pikir mungkin karena hari libur sekolah, makanya mereka bisa datang berkunjung. Tapi biasanya tidak walau liburan sekolahpun... Aneh pikirku.

Dan hal yang mengejutkan terjadi. Awalnya makan malam berjalan seperti biasa. Lalu yang biasanya aku selalu nimbrung dengan Kamila, Vanno entah menghilang kemana, dan orangtua kami yang biasanya mengobrol sendiri. Tiba - tiba orangtua kami, mengumpulkan kami semua diruang keluarga rumahku yang cukup luas.
Om Sanjaya ayah Vanno, mulai mengatakan maksud dan tujuannya untuk mengumpulkan kami di ruang keluarga.

" Sepertinya ini saat yang tepat Bran, untuk memberitahu keluarga besar rencana kita sejak dulu." Kata om Sanjaya memulai pembicaraan sambil menatap papaku. "

" Ya, kau benar, apalagi Kevanno dan Zevanya sudah lulus SMA sekarang. Langsung saja Jay, supaya mereka berdua segera tau. "

" Zevanya, sini nak duduk diantara papa dan mamamu."

Aku yang kebingungan tetap menurut dengan apa yang Om Sanjaya katakan. Aku melangkah menuju dimana orangtuaku duduk dan duduk diantara mereka berdua. Saat aku telah duduk, ternyata Vanno juga melakukan hal yang sama. Ia duduk diantara kedua orangtuanya. Entah mengapa aku merasa seperti keluarga Vanno akan melamarku. Namun seketika aku mengeyahkan pikiran anehku.

" Jadi Vanno, Zevanya, kalian sekarang sudah besar. Dan kalian tau kan aku dan kedua orangtuamu bersahabat. Jadi alasan kami mengumpulkan kalian walau keluarga yang lain gak semuanya bisa datang. Ingin memberitahu sesuatu khususnya kalian berdua, kalau sejak kecil kami berencana untuk menjodohkan kalian berdua. Kami mengharapkan kalian untuk bisa bersama. Tapi kami tidak akan memaksa. Kalau kalian mau, kami akan sangat bahagia karena harapan kami terkabul. Tapi kalau tidak kami juga akan menerima. Semua keputusan ada di kalian berdua. Karena kelak, yang akan menjalani hubungan tersebut adalah kalian. "

Jujur aku kaget, dan senang diwaktu yang sama. Namun aku gak boleh terlalu cepat bahagia. Karena aku gak tau bagaimana respon Vanno. apakah ia menerima, atau malah menolak. Jantungku berdebar gugup.

Aku hanya menatap Vanno yang juga tengah menatapku.
Lalu Vanno menatap kedua orangtuanya dan orangtuaku.
Akupun juga melakukan hal yang sama. Sebelum aku atau Vanno menjawab. Papaku menyela lebih dahulu.

" Kami tau pasti kalian kaget. Kalian gak perlu menjawab sekarang. Kalian bisa membicarakan ini berdua dulu, setelah itu memberitahu kami jawaban kalian. Kami memang berencana menjodohkan kalian. Tapi kalian belum akan kami nikahkan sebelum kalian lulus kuliah nanti, kalau kalian setuju. Jadi kalian masih punya banyak waktu untuk memikirkannya."

Revenge of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang