RoL: 23

6.5K 241 3
                                    


Zevanya menjalani terapinya dengan Kalandra disisinya. Laki - laki itu setia menemani Zevanya. Berjuang bersama untuk kesembuhannya. Membuat Zevanya memiliki semangat dan termotivasi untuk menjalani terapi yang menyakitkan dan melelahkan untuknya.

Setiap hari Zevanya harus menahan sakit di kakinya untuk bisa berjalan normal lagi. Awalnya terasa berat. Namun lama - lama ia mulai terbiasa dengan rasa sakit itu.

Zevanya tidak tau lagi harus mengucapkan rasa syukurnya seperti apa. Ia menerima semua kasih sayang dari orang - orang yang menyanyanginya dengan tulus.

Bahkan Winanti ada disini bersamanya. Ketika ia koma. Wanita itu beberapa kali datang mengunjunginya. Kalandra yang memberitahu wanita itu apa yang menimpa Zevanya. Lalu Winanti bergegas datang untuk melihat kondisinya. Selama ini, wanita itu bertukar pesan dengan Kalandra untuk memantaunya. Karena Winanti tidak bisa terlalu lama berada disini.

" Gue seneng lo udah balik lagi. Jangan bikin gue jantungan lagi oke. "

Zevanya tersenyum dan mengangguk.

" Maaf Mbak, udah bikin kamu kaget."

" Ck... Sembuh dulu baru gue maafin. "

Zevanya tertawa mendengar itu.

" Makasih mbak, karena selalu ada buat aku."

" Gak usah berterima kasih. Emang bocah kayak lo itu kudu dijaga. Kalau enggak, bisa repot.  Tingkah lo bikin orang sakit kepala. Untung Kalandra sabar ngadepin lo, kalau enggak udah kabur tu laki."

Zevanya cemberut.
" Ihhh mbak... Kalandra cinta kali sama aku. Makanya dia betah. "

" Ya kan habis lo jampi - jampi dia."

" Apaan sih mbak.... "

" Tuh krucil tadi."

" Namanya Zian mbak... "

" Iya tau kalo namanya Zian... "

Winanti lalu menatap Zevanya dalam. Zevanya menangkap apa yang ingin ditanyakan Winanti padanya.

" Aku baik - baik aja mbak. Lagipula aku tau kalo Kaila bahagia di atas sana. "

" Jadi anak lo perempuan ?"

Zevanya mengangguk. Winanti mendekat dan langsung memeluk Zevanya. Wanita itu merasa sedih dengan apa yang menimpa Zevanya. Winanti sudah menganggap Zevanya seperti adik kandungnya sendiri. Wanita itu selalu mendoakan dan mengharapkan kebahagiaan untuk Zevanya. Setelah apa yang Zevanya lalui di masa lalu. Tapi Winanti juga tidak perlu khawatir lagi, karena ia tau Kalandra akan menjaga adik kecilnya ini dengan baik.

°
°
°

Zevanya sudah diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit. Kondisinya sudah jauh lebih baik. Namun ia masih harus duduk di kursi roda, dan menjalani terapi dirumah sakit setiap seminggu tiga kali.

Zevanya tidak masalah dengan itu. Sejujurnya ia sudah tidak betah di rumah sakit. Ia ingin pulang ke rumahnya. Setelah mengurus semua administrasi untuk kepulangannya. Kalandra lalu membawa Zevanya untuk kembali ke rumah mereka.

Sesampainya di rumah, Kalandra menggendong Zevanya untuk duduk di kursi rodanya dan mendorongnya masuk ke rumah mereka. Zevanya terkejut ketika ia mendapatkan sambutan oleh kedua orangtua Kalandra, Zian dan juga Winanti.

Mereka mendekor rumah sedemikian rupa, lalu memasang tulisan " Welcome Home Mama " untuknya. Zevanya terharu dan bahagia mendapati sambutan atas kepulangannya tersebut.

Zian melangkah mendekatinya dan memberikan sebuket bunga yang cantik untuknya.

" Welcome home mama... "

Revenge of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang