RoL: 9

6K 266 1
                                    


Zevanya terbangun lalu ia mengerjapkan matanya, yang pertama ia lihat adalah langit - langit berwarna putih. Dan bau obat - obatan. ' Kenapa aku ada dirumah sakit.'

Kemudian ingatan sebelum ia pingsan menyeruak masuk. Zevanya langsung memegang perutnya. Dan mulai menangis.

" Gakk..  hikss ... Gak mungkin... Hiks.. hikss .. "

Pintu terbuka dan Kalandra masuk kedalam. Ia melihat Zevanya yang tengah menangis sedang menatapnya.

" Hiikkss Kala... Aku gak kehilangan dia kan .. hikss.. iya .. kan.. hikkss ... Hikss .."

Kalandra menghampiri ranjang Zevanya dan duduk dikursi sampingnya. Ia memegang tangan Zevanya untuk menenangkan.

" Hei.. Kamu gak kehilangan dia .. Dia masih ada disini... " Sambil mengusap perut Zevanya.

Zevanya yang mendengar itu sangat bahagia. Tangisnya semakin kencang. Kalandra yang melihat itu bangkit lalu memeluknya.

" Hiikkss... Maaff... Maafin aku ... Hikss .... Aku .. pikir.. aku kehilangan dia... Hikkss aku gak mau Kala... Hiksss ...hikss ..."

" Kamu gak akan kehilangan dia Zee, dia bayi yang sangat kuat. "

Ketukan pintu terdengar lalu dokter dan suster masuk. Kalandra melepaskan pelukannya dan berdiri disisi Zevanya. Dokter tersenyum melihat Zevanya yang masih menangis sesegukan.

Sang dokter lalu menjelaskan bahwa ia tadi hampir saja keguguran, beruntung ia segera dibawa kemari jadi bisa langsung mendapatkan pertolongan. Dokter juga memberitahu kalo bayinya sangat kuat, sehingga masih bisa bertahan. Sang dokter meminta untuk Zevanya tidak terlalu banyak pikiran dulu. Zevanya diminta untuk menginap di rumah sakit semalaman lalu besoknya baru boleh pulang.

Beberapa jam sebelumnya.

Kalandra sampai didepan cafe tempat Zevanya bekerja. Entah kenapa ia khawatir ketika istrinya memberitahukan lokasinya saat ini. Karena pada saat itu Kalandra sedang memantau proyek resort barunya.

Kalandra masuk dan ia melihat semuanya. Ketika Laura dan kedua temannya mulai menghina Zevanya. Dan mendadak ia bangga dengan segala respon yang diberikan oleh Zevanya. Kalandra sadar bahwa Zevanya adalah wanita yang kuat, ia tidak akan membiarkan orang lain terutama yang pernah menyakitinya semakin menghinanya.

Mereka sempat berpapasan sebelum akhirnya Kalandra duduk disamping istrinya. Makanan pesanan mereka datang dan mereka mulai menyantapnya sambil diselingi obrolan. Walau obrolannya tidak jauh - jauh dari rasa kesal Laura dan dua temannya atas penghinaan yang dilakukan oleh Zevanya tadi.

Ponselnya berdenting lalu ia membukanya. Kalandra terkejut namun segera menutupi rasa terkejutnya.

" Sayang, aku pergi dulu ya. Ada masalah di resort."

" Loh Yang, kan kamu baru aja datang, baru juga makan."

" Sorryy, tapi ini penting aku bakal hubungin kamu lagi ok."

Kalandra mengecup kening istrinya yang masih protes dengan sayang. Lalu pandangannya tertuju pada Laura. Dan menatapnya tajam sejenak. Kemudian ia berlalu pergi. Laura yang ditatap tajam oleh Kalandra sempat bingung namun tidak terlalu dipedulikannya.

Sesampainya ia dirumah sakit. Ia melihat rekan kerja Zevanya yang mengantarnya ke rumah sakit, tengah menunggu didepan sebuah ruangan. Mereka menyadari kehadirannya.

"Maaf, anda siapa ya ?"

Sebelum Kalandra sempat menjawab, seorang dokter keluar dan menanyakan keluarga pasien. Kalandra maju dan mengatakan bahwa ia suaminya. Beberapa rekan kerja Zevanya sempat memandangnya kaget. Untungnya mereka tidak mengenali dirinya saat di cafe tadi. Mereka pun pamit, karena keluarga Zevanya sudah berada disana. Sang dokter menjelaskan keadaan Zevanya padanya. Ia menghela nafas lega karena hal yang ditakutkannya tidak terjadi.

Revenge of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang