RoL: 11

5.8K 277 9
                                    


Dua hari kemudian Kalandra datang. Harusnya ia akan pulang  lima hari lagi. Namun ia kembali ke Jakarta lebih dulu daripada keluarganya dengan alasan pekerjaan. Tapi selain memang ia masih ada sesuatu yang harus ia urus di kantor. Kalandra juga ingin memastikan kondisi Zevanya setelah wanita itu mimpi buruk dan ketakutan waktu itu.

Disinilah mereka sedang makan siang bersama di apartemen.
" Kenapa kamu ada disini, bukannya kamu akan kembali beberapa hari lagi ?"

" Saya ada pekerjaan."

" Oh, lalu kenapa kesini kalo kamu punya pekerjaan."

Kalandra menatap Zevanya singkat.

" Saya rindu anak saya."

Zevanya cemberut. Niatnya ia ingin memancing Kalandra supaya laki - laki itu mengakui kalo dia khawatir padanya. Tapi laki - laki didepannya ini selalu punya banyak akal untuk membalas kata - katanya. Lama mereka terdiam fokus dengan makanan yang sedang mereka santap.

" Bagaimana kondisimu ?"

Zevanya mendongak dan mengulum senyumnya.

" Aku baik."

Mereka lalu terdiam lagi.

" Saya gak akan pernah ambil Zian dari kamu."

" Bagaimana kalo Kak Selena tau baby Zian adalah anakmu lalu menginginkan baby Zian. Dan berusaha merebutnya dari aku ? "

" Saya akan pastikan Zian tidak pergi dari kamu sekalipun Selena menginginkannya."

" Kamu mencintai Kak Selena kan, lalu kenapa ..."

" Saya gak mungkin memisahkan seorang anak dari ibunya kan, sekalipun saya mencintai Selena. Dia anak kamu. Kamu ibunya."

" Lalu bagaimana kalo Kak Selena memaksa kamu untuk tidak menemui baby Zian lagi. Dia anakmu juga kan ? Apa kamu juga akan menurutinya..?"

" Zee, sejak awal hanya ada saya dan Selena. Lalu tiba - tiba kamu dan Zian hadir. Walau begitu saya menyanyangi Zian karena dia anak saya. Darah daging saya.  Tapi terlepas dari semua itu, Selena adalah prioritas saya. Kamu mengerti kan apa maksud saya..."

Mereka hanya saling menatap. Lalu setelah itu tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka.

°
°
°

Sudah satu bulan lebih  kalandra tidak datang berkunjung. Biasanya ia akan sebulan sekali datang atau mengiriminya pesan atau meneleponnya. Tapi laki - laki itu tidak melakukan semuanya.
Joseph beberapa minggu yang lalu datang membawakan oleh - oleh dari Bali titipan Kalandra waktu itu untuknya. Dan ia sempat menanyakan dimana Kalandra. Kenapa bukan dia yang kesini. Tapi Joseph bilang Kalandra sedang pergi keluar kota karena ada projek baru yang harus diurusnya. Zevanya  mendesah kecewa.
Membuatnya kesal dan rindu secara bersamaan. Ia ingin menghubungi Kalandra lebih dulu. Namun diurungkannya. Yang bisa ia lakukan hanya menunggu. Menunggu saat Kalandra sendiri yang akan menghubungi atau mengunjunginya.

Zevanya sedang serius merajut. Membentuk rajutannya menjadi boneka - boneka kecil yang lucu beraneka bentuk.  Hal itu menjadi hobinya saat ini untuk menyibukkan diri. Awalnya ia menemukan post tentang merajut atau crochet di pencarian media sosialnya. Lalu ia merasa tertarik dan ingin mencobanya. Zevanya pun membeli bahan dan alat yang diperlukan melalui online shop.
Hasil merajutnya akan dijadikan pajangan di apartemennya ini. Entah di kamar, ruang tamu bahkan di meja makan sekalipun.

Saat sedang serius merajut, tiba - tiba bell apartemennya berbunyi. Zevanya meletakkan rajutannya yang masih setengah jadi ke meja didepannya. Ia menuju pintu apartemennya. Zevanya memang sedang menunggu Marco saat ini,  Ia meminta Marco untuk membelikannya seblak asli Bandung, karena ia tengah mengidam makanan tersebut. Ketika Zevanya membuka pintu, bukan Marco yang ada didepannya melainkan seorang wanita paruh baya. Sedangkan wanita paruh baya tersebut tengah menatapnya dari atas ke bawah lalu berhenti di perutnya sejenak dan kembali menatapnya.

Revenge of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang