18 | Snake
NARUTO kini tengah bertekur di meja belajarnya, dengan lampu belajar menyorot sebuah kertas yang hancur berkeping-keping dan mencoba ia rekatkan kembali. Hampir selesai hingga kertas itu utuh kembali, Naruto menyatukan kepingan terakhir namun ia tersentak saat mendengar ketukan di pintu kamarnya. Naruto menoleh melihat Kushina bersandar di kusen pintu sambil menatapnya menggoda.
"Apa yang Putraku lakukan malam-malam begini? Kenapa belum tidur?" Tanya Kushina membuat Naruto segera berdiri dari kursi belajarnya dan menutupi kepingan kertas puisi Hinata yang tengah ia susun kembali. Kushina menahan tawanya dan menatap curiga wajah was-was Putranya.
"Tidak apa-apa Bu, aku sedang mengulang pelajaran di kelas." Naruto menyengir, sedangkan Kushina menaruh tangannya di dagu menatap janggal sosok Putranya.
"Benarkah? Ada yang bisa Ibu bantu?" Tanya Kushina, Naruto menggeleng cepat.
"Aku sudah selesai." Jawab Naruto membuat Ibunya mengangguk-anggukkan kepalanya. Kushina masih berusaha melirik sesuatu yang di sembunyikan Naruto tetapi akhirnya wanita bersurai merah legam itu memilih tersenyum.
"Baiklah, jangan tidur terlalu larut ya. Besok kau masih harus sekolah." Tutur Kushina mengingatkan, Naruto mengacungkan jempolnya dengan cengiran.
Kushina terkekeh dan berjalan mendekat, mengecup kening Putranya sebelum pergi tidur. "Selamat malam My Boo."
Naruto terkekeh. "Jangan sebut panggilan itu di depan teman-temanku jika Ibu tidak ingin mempermalukan Putramu."
Kushina terkekeh dan mendengus geli. "Sasuke dan temanmu yang lain kan tahu Ibu memanggilmu Boo."
Naruto menggaruk kepalanya. "Tapi mereka tidak tahu jika panggilan itu berlangsung hingga sekarang." Naruto terkekeh, Kushina mengacak gemas surai pirang Putranya.
"Baiklah, Ibu ke kamar." Tutur Kushina, Naruto mengangguk dan mengecup pipi Ibunya.
"Selamat malam juga Bu, " Tutur Naruto, Kushina tersenyum gemas dan melangkah keluar dari kamar Putranya. Naruto terus menatap Ibunya sampai pintu kamarnya kembali tertutup.
Naruto kembali duduk dan merekatkan potongan terakhir dari kertas itu, namun sebelum berhasil menyatu ia kembali tersentak saat pintu kamarnya terbuka dan ia menoleh melihat Kushina di sana.
"Kencanmu romantis sekali dengan Hinata." Ujar Kushina meledek, Naruto melotot, sebelum ia berhasil menyahut, Ibunya kembali menutup pintu dengan cepat.
Naruto segera bangkit dan membuka pintu kamarnya, "Ibu menguntitku?!" Terlihat Kushina sudah berlari terbirit-birit menuju tangga.
Kushina terbahak seraya menuruni tangga sambil berlari kecil. "Ayahmu harus tahu kalau Putranya di jadikan enemy-zone. " Ledek Kushina setengah berteriak, Naruto mendengus keras dan menutup wajahnya malu.
"Ibu jangan katakan padanya!" Rengek Naruto kencang.
Gawat.
Ayahnya tidak boleh tahu. Bisa-bisa Naruto di ceramahi dan berakhir mempelajari kamus Ayahnya tentang menaklukkan hati seorang perempuan. Kamus itu tidak lebih dari sebuah gombalan yang menurut Naruto sangat tidak efektif, cenderung menggelikan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Literacy Club [END]
Teen Fiction"Ini lokerku!" "Tapi ini nomor lokerku!" "Minggir." "Tidak." "Minggir!" Uzumaki Naruto di libatkan pertengkaran menyebalkan dengan Hyuuga Hinata di ruang Klub Literasi. Ke dua manusia itu terlibat insiden loker, Naruto jelas mempertahankan nomor lok...