Flashback

978 191 20
                                    

Isinya flashback yaaaaaaa.

___________________________

33 | Falshback

DIANTARA kekalutan yang menguasai perasaan Hinata, menemukan Neji ikut bergabung dengan teman-teman Naruto di lorong rumah sakit, membuat Hinata tak bisa menghentikan langkahnya untuk mendekat dan berdiri di hadapan Neji.

"Mengapa Neji-nii ada di sini? Apa Neji-nii yang menyebabkan Naruto begini?" Hinata hampir saja menaikan intonasi suaranya, namun Sakura buru-buru menahan gadis itu dengan memegang pergelangan tangannya.

"Hinata, jangan salah paham." Tutur Sakura, Hinata menoleh pada sahabatnya itu.

"Apa Sakura? Neji-nii dan teman-temannya sering membully-ku dan Naruto selalu menolongku! Mungkin kali ini orang yang mencelakai Naruto adalah———"

"Hinata, kendalikan amarahmu." Tutur Sasuke, Hinata memilin bibirnya. Sedangkan Neji menatapnya tanpa putus lalu kemudian menarik pelan Hinata untuk ikut bersamanya tanpa banyak bicara.

Hinata menahan untuk ditarik, namun langkah Neji terus berjalan sampai keduanya berhenti di kafetaria rumah sakit. Neji mengambil dua kaleng soda di lemari es lalu menarik Hinata kembali untuk duduk di hadapannya.

Neji membukakan kaleng sodanya untuk Hinata sebelum ia menyuguhkan untuk dirinya sendiri. Hinata terdiam dengan sikap tidak tertebak Neji, lelaki itu meneguk cuek minumannya dan kembali menatap Hinata yang terdiam.

"Tenangkan lah dirimu. Aku tidak bisa berkata banyak hal, tapi aku tidak terlibat dengan kejadian yang menimpa calon kekasihmu itu." Tutur Neji.

"Lalu, mengapa kau ada di sini?"

"Aku menolongnya, hanya itu."

Hinata tertegun sejenak. "Menolong?"

Neji menatap Hinata. "Ceritanya panjang."

Hinata mendesah pelan. "Neji-nii aku butuh penjelasan."

"Berhenti memanggilku kakak. Aku bukan kakakmu." Tutur Neji, Hinata terdiam memilin bibirnya. Gadis itu menghela napas lagi, pundaknya terasa pegal dan hatinya terasa sangat berat. Mengapa ada hari yang di dalamnya berisi full kesedihan?

"Aku hanya ingin bertanya, apa yang menimpa Naruto adalah kesalahanku?" Hinata menunduk, "aku begitu takut jika Naruto seperti itu memang karena aku.." Hinata memejamkan matanya seraya menunduk, air matanya jatuh lagi di pipi.

Neji melihat bagaimana kini bahu Hinata bergetar, gadis itu menangis. Menangis karena takut, persis seperti bagaimana Neji menemukannya sewaktu mereka masih kecil. Lelaki bermata perak itu menghela napas, lalu tergerak mengusap puncak kepala Hinata meski dengan gerakan kaku.

"Bukan salahmu, itu keinginan Naruto sendiri untuk melindungimu." Tutur Neji, sehingga kini kepala Hinata mendongak dan menatap Neji.

"Melindungiku?"

Neji mengangguk dengan wajahnya yang dingin.

"Sasuke mengatakannya padaku, jika kejadian yang menimpa Naruto itu karena Toneri. Toneri mencoba menjebak Naruto dengan foto-fotomu."

Hinata membulatkan matanya. Ia tercekat.

"Foto..?"

"Tak perlu dipikirkan.. semuanya sudah terlewat, Toneri juga sudah di amankan Hinata. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan." Tutur Neji menenangkan, Hinata memilin bibir tidak terima. Wajahnya memerah karena marah, apa si brengsek Toneri itu menyebar foto-fotonya yang lain?

Literacy Club [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang