12 | Talk
SEKARANG semua anggota Literasi telah bersiap untuk pergi berkemah di bumi perkemahan Fujiyoshida, wajah-wajah berbinar mereka tampak tidak sabar untuk menghabiskan waktu tiga hari mereka di musim gugur. Sebenarnya, bukan waktu yang pas menjalani kegiatan berkemah sebab cuaca bisa sangat dingin dan hujan, tidak ada bedanya dengan musim panas namun cuaca lebih tidak bersahabat pada musim gugur. Naruto sudah mengenakan setelan dengan jaket windbreaker, celana kargo begitupula trekking boots menjadi sepatu pilihannya beserta carier yang menjadi pilihan pas untuk tasnya. Naruto sudah lama tidak berkemah hingga beberapa pelayan di rumahnya yang menganjurkan memakai setelan seperti hendak naik gunung. Beruntung ia tak salah kostum sebab semua rekannya menggunakan setelan serupa.
Awalnya, Tsunade sebagai nenek yang mengatur pertumbuhannya sejak jaman sekolah dasar menyarankan untuk Naruto menaiki mobil pribadi bersama Sai. Namun, hal itu tidak ia lakukan sebab Naruto ingin merasakan menaiki bus bersama rekan-rekannya di klub. Terbukti, kini ia sudah duduk di sebelah Sai yang sejak tadi menekuk wajahnya sebal karena gagal duduk berdampingan dengan Ino. Naruto memaksa Sai untuk duduk bersamanya, tidak ada yang bisa ia ajak selain Sai. Jika Naruto duduk dengan anggota lain, ia sangsi akan nyaman dengan mereka.
Bus tidak juga berangkat sebab satu peserta lagi belum datang dan itu adalah Hinata. Sejak tadi Naruto menatap ujung jalan, mencoba mencari sosok gadis itu yang tidak juga muncul. Bertepatan dengan pikirannya yang terus mempertanyakan apakah Hinata ikut, saat itu juga gadis bersurai panjang dengan poni tengah ciri khasnya, datang dengan seorang lelaki yang tidak Naruto sangka akan gadis itu bawa dalam perkemahan klub.
"Mereka pacaran?" Sai menyikut Naruto yang duduk di sebelahnya, tentu saja lelaki berkulit putih pucat itu heran ketika ia melihat Hinata datang bersama Kiba. Mereka tampak serasi karena sama-sama aneh.
Naruto masih terdiam bahkan ketika Hinata masuk menggandeng Kiba untuk duduk di kursi bus bagian belakang. Lelaki bernama Kiba itu melirik sekilas pada eksistensi Naruto di dalam bus.
"Sepertinya mereka betulan pacaran." Sai meyakinkan asumsinya, namun Naruto gerah mendengar pernyataan itu. "Apa harus sekali membawa pacar untuk berkemah? Tidak seru—"
"Hentikanlah. Asumsimu menyebalkan." Tekan Naruto yang sebal bukan main, Sai kemudian mengunci mulutnya seketika. Kilatan mata biru Naruto tampak kesal. Heran rasanya ketika Naruto tahu Hinata masih memiliki teman yang lain, selain Kiba dan tentu saja Naruto tidak lupa pada Sakura. Mengapa Hinata tidak membawa Sakura saja? Sosok Kiba tampak tidak hangat sekaligus garang, mata sipit Kiba seperti runcing panah yang bisa merobek siapapun yang menatapnya.
Naruto tidak mudah mengerti kondisi psikologisnya, ketika ia merasa marah dan gelisah. Acara perkemahan tampak tidak menyenangkan lagi untuknya.
***
Setelah beberapa jam di berjalanan, mereka sampai di sebuah bumi perkemahan yang tampak ramah dengan menawarkan pemandangan gunung Fuji yang menenangkan. Mereka tidak perlu lagi memasang tenda, sebab tenda modern yang di sediakan pihak Fujiyoshida tampak menjanjikan. Naruto sebagai donatur yang membiayai acara ini juga ikut mencari tempat dan ia memilih tempat bernama Fujiyoshida yang memiliki tenda-tenda praktis namun tidak memghilangkan unsur alam yang menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Literacy Club [END]
Novela Juvenil"Ini lokerku!" "Tapi ini nomor lokerku!" "Minggir." "Tidak." "Minggir!" Uzumaki Naruto di libatkan pertengkaran menyebalkan dengan Hyuuga Hinata di ruang Klub Literasi. Ke dua manusia itu terlibat insiden loker, Naruto jelas mempertahankan nomor lok...