Disc : Naruto dan segala tokoh pendukung hanya milik Masashi Kishimoto.
________________________________
1|OkikuSEPERTINYA, kehidupan Hyuuga Hinata tidak akan mudah. Nada Senior High School bukan saja menjadi sekolah impiannya, namun kehidupan yang di anut dalam sekolah ini begitu jauh dari kata sederhana. Tidak ada yang bisa di harapkan dari Hinata, bajunya masuk dalam hitungan kelewat sederhana, rok yang seharusnya di atas paha menjadi terlalu panjang sampai melewati dengkul. Klan kolot yang tersemat di namanya, tidak memperbolehkan Hinata memakai seragam pendek, apalagi mempertontonkan sebagian tubuhnya sebagai ajang fashion.
Kepala Hinata bisa di penggal para tetua.
Sekarang Hinata sedang berjalan di koridor, langkahnya santai tetapi tatapan yang di dapatnya dari beberapa murid yang berlalu lalang kelewat senewen. Menyorot penampilannya dari ujung kaki sampai ujung kepala, tatapan para murid seperti menelanjanginya ramai-ramai. Hinata kemudian menutup tubuhnya dengan tangan, menghalau para mata yang menilainya bagai papan skor pertandingan.
Baru dua minggu gadis bersurai indigo itu mendiami sekolahnya, Hinata seperti sudah di nobatkan menjadi ratu kuper.
"Hinata!" Gadis bersurai indigo itu menghentak kepalanya ke belakang, matanya menemukan Sakura. Rambut gadis bersurai merah muda itu tampak sedikit basah, Hinata asumsikan Sakura baru saja menyelesaikan latihan renangnya.
"Mengapa wajahmu tampak lusuh seperti itu?" Sakura menelisik wajah Hinata, wajah temannya itu tampak muram dengan poni hampir menutupi matanya. "Hinata, sebaiknya kau potong poni tengahmu itu. Kau mulai mirip Okiku." Tambah Sakura, membuat Hinata mendengus jengah. Lagi-lagi julukan tersemat padanya, sahabatnya sendiri menyebut Okiku sebagai objek yang selaras dengan penampilannya.
Okiku adalah boneka menyeramkan yang rambutnya selalu memanjang setiap tahun!
"Aku tidak bisa sembarangan memotong poni, harus menunggu bulan purnama dulu." Terang Hinata, membuat Sakura menahan tawanya.
"Astaga. Apa kau kawanan serigala pemburu darkula?" Sakura terkekeh pelan. "Potong saja ponimu, nanti aku temani ke salon. Ayahmu tidak akan sadarkan jika ponimu sedikit pendek?"
Bibir Hinata mengerucut, diam-diam gadis itu menginginkan pergi ke salon. Tetapi, biaya salon pasti mahal, Hinata tidak mengantongi uang saku dalam jumlah besar. Kecuali jika gadis itu menghancurkan celengan kendinya. Pusat Tokyo menjadi tempat yang anggaran biayanya besar, potong rambut saja bisa menghanguskan isi dompetnya.
"Tidak. Nanti aku akan memotong diam-diam di kamar, Hanabi akan berjaga-jaga di depan shoji. Aku punya gunting yang tajam di kamar." Terang Hinata, memotong poni saja seperti misi berat bagi gadis itu.
Sakura memutar bola matanya, emerladnya tampak berkilau. Kadang, Hinata ingin sekali dianugrahi mata hijau seperti temannya. Hinata bahkan pernah mencoba softlens, tetapi gagal dan berakhir matanya memerah. Iritasi ringan di alaminya, Ayahnya memergoki dan berakhir gadis itu di ceramahi di selasar dari fajar hingga senja.
Masih terngiang jelas bahwa Ayahnya melarang perubahan dalam bentuk apapun.
"Kau tidak perlu khawatirkan biaya, aku bisa menambahkan kekurangannya. Tenang saja." Ungkap Sakura, tampak menenangkan tetapi Hinata memilih enggan. Kepalanya menggeleng tidak sependapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Literacy Club [END]
Novela Juvenil"Ini lokerku!" "Tapi ini nomor lokerku!" "Minggir." "Tidak." "Minggir!" Uzumaki Naruto di libatkan pertengkaran menyebalkan dengan Hyuuga Hinata di ruang Klub Literasi. Ke dua manusia itu terlibat insiden loker, Naruto jelas mempertahankan nomor lok...