Personal Chat

2K 376 41
                                    



8| Personal Chat



HINATA sedang berada di kuil yang terletak tidak jauh dari sekolahnya di temani Sakura yang sudah bosan sekali mendengar do'a Hinata pada dewa. Beberapa kali Sakura menguap dan menopang dagu dengan tangannya  melihat tingkah berlebihan Hinata.

"Demi Kami-sama, maafkan aku berbuat lancang, demi mendiang Kaa-san, maafkan anakmu yang lancang ini, semoga duniamu di nirwana tidak terusik. Aku benar-benar tidak sengaja, aku tidak tahu, aku benar-benar takut Otou-san akan mencambukku. Aku takut jika Hanabi mengetahuinya, aku takut jika—"

"Astaga Hinata, sudah seratus kali terhitung sejak kita di sini. Kau mengucapkan doa yang sama!" Sakura hendak mengebrak meja perjamuan di depan kuil yang mereka kunjungi, tidak peduli jika dewa marah apalagi mengutuk Sakura jadi manusia setengah babi. Tidak masalah! Asal Hinata menghentikan do'anya yang tidak masuk akal itu.

Setelah di buat terkejut dengan tindakan Hinata mencium seorang murid lelaki bernama Naruto Uzumaki, bukannya gadis bersurai ungu kelam itu menjelaskan tindakannya, Hinata malah mengajak Sakura ke sebuah kuil modern yang terletak tidak jauh dari sekolahnya. Kata Hinata, terlarang baginya untuk melakukan tindakan intim sebelum menikah. Hyuuga selalu mengajarkan etika sebuah hubungan yang murni, yang di dalamnya di landasi dengan gagasan suci tentang melakukan tindakan intim setelah meniķah. Jika Hinata melakukannya lebih dulu, maka ia harus memanjatkan do'a permohonan maaf. Entah sampai kapan permohonan maaf itu, Sakura sudah semaput menunggunya, betisnya terasa keram karena duduk dengan kaki melipat untuk menemani Hinata.

"Sakura-chan, sebagai sahabat yang baik kau seharusnya menemaniku dengan hati yang lapang. Aku sedang melakukan kewajibanku ketika sadar sudah melakukan dosa." Ucap Hinata tenang, ia kembali menutup matanya dan hendak mengucapkan doa, namun—

"Kalau begitu, bisa kah aku pensiun menjadi sahabatmu?!" Sakura memekik jengkel, Hinata menaruh telunjuknya di bibir dan bergumam "sst. Sakura-chan, suaramu bisa menganggu orang lain." Sikap Hinata benar-benar membuat Sakura jengkel.  Menarik napas dan mengeluarkannya dengan tenang, Sakura tersenyum ke arah Hinata.

"Baiklah, aku menunggu di luar saja." Sakura memilih berdiri dan meninggalkan Hinata di dalam kuil, gadis bersurai merah muda itu rasanya bisa sesak napas terus menghirup asap dupa yang berkeliaran di sekitarnya.

Sakura duduk diantara tangga dan memandang jalan besar di depannya, gadis bermata emerlad itu benar-benar tidak habis pikir pada pemikiran Hinata yang jauh dari kata modern. Bukankah Hinata membenci ajaran kuno yang diajarkan Hiashi padanya? Tapi mengapa hingga saat ini gadis itu masih menanamkan ajaran yang tidak cocok di terapkan pada kehidupan modern jaman sekarang. Seorang remaja bukannya sudah biasa dengan sebuah ciuman? Mereka yang sudah di katakan sebagai pasangan akan melakukan ciuman di setiap pertemuan, Sakura juga tidak ragu untuk memberikan ciuman pada orang yang di cintainya.

Lama menunggu dan hampir tertidur, Hinata menepuk bahu Sakura hingga gadis bersurai gulali itu tersentak. Hinata menyengir dan membuat Sakura mendengus. "Sudah?"

Hinata mengangguk, lalu gadis bersurai ungu kelam itu duduk di sebelah Sakura dan mulai memakai sepatunya. Sakura terdiam sambil memerhatikan, "Hinata, apa yang kau pikirkan sampai berani mencium Uzumaki Naruto?"

Hinata tersedak kemudian. Gadis itu terbatuk-batuk dan wajahnya memerah. "Aku——ah, jangan bahas itu Sakura-chan!" Hinata membuang mukanya lalu bergegas berdiri setelah selesai memakai sepatu, ia berjalan lebih dulu sedangkan Sakura menahan tawanya.

"Hinata, menurutmu apa yang akan dipikirkan teman-teman Naruto ketika kau berani menciumnya? Mereka pasti akan langsung menyuruh Naruto untuk menjadikanmu kekasihnya." Ucapan Sakura membuat Hinata membulatkan matanya seketika.

Literacy Club [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang