Surrender

1.4K 272 79
                                        

25 | Surrender





HINATA memasuki lobi sebuah apartement sederhana yang terletak di distrik Shibuya, ia memeluk tasnya dituntun Toneri menaiki lift dan kemudian menelusuri lorong koridor. Hinata menoleh ke belakang, lelaki berkacamata dengan tas selempang besarnya ikut di belakang Hinata. Kata Toneri, itu temannya. Mereka bertemu di lobi dan saling menyapa, lelaki berkacamata itu adalah fotografernya.

Toneri bilang, konsep mereka kini tengah diruangan. Maka dari itu rekan lelaki bersurai abu-abu itu memesan satu kamar untuk dijadikan tempat pemotretan.

Hinata hanya menurut, karena ia memang kurang paham mengenai pekerjaan seperti ini. Karui bilang, model memang sering mendapatkan job dengan berbagai tema. Hinata berpikir, mungkin memang ada tema ruangan semacam ini. Ia berusaha tenang ketika langkah kaki mereka menuju ruangan tidak kunjung sampai.

"Nanti di dalam ramai, kau tenang saja." Lelaki berkacamata itu menyentuh bahu Hinata hingga ia sedikit tersentak, Hinata tersenyum tipis dan mengangguk.

"Baru pulang sekolah yah? Kita belum berkenalan." Tutur lelaki itu, Hinata kontan mengulurkan tangannya.

"Hi-nata."

"Salam kenal Hinata, aku Kabuto." Sahut lelaki itu, Hinata tersenyum tipis.

Langkah Toneri kini berhenti, lelaki bersurai abu-abu itu menoleh dan kemudian membukakan pintu salah satu kamar unit. Hinata memerhatikan, tidak ada nomor kamarnya. Sedangkan setiap pintu kamar memiliki nomor, Hinata mencoba maklum karena mungkin ini unit apartement sederhana.

"Masuk." Ajak Kabuto, sedangkan Toneri tersenyum pada Hinata. Menunggu gadis itu memasuki kamar. Hinata menurut dan memeluk erat tasnya.

Sampai di dalam, memang ramai. Ada beberapa model yang tengah di rias, juga sebuah background putih dengan lampu-lampu softbox. Kabuto bergegas mengeluarkan alat-alat kameranya, Hinata kebingungan ia akan melangkah kemana. Sedangkan Toneri sudah duduk di kursi lipat.

Seorang perempuan bersurai kuning dengan pakaian nyentriknya menghampiri Hinata.

"Hallo, kau model baru ya?" Perempuan itu menyapa, dengan sorot matanya yang ramah.

Hinata mengangguk.

"Perkenalkan, aku Samui." Perempuan bernama Samui itu mengulurkan tangannya, Hinata menerima uluran tangan itu.

"Hi-nata."

"Ayo Hinata, ikuti aku." Samui merangkul bahunya, Hinata menoleh pada Toneri. Lelaki bersurai abu-abu itu mengangguk, meminta Hinata menurut.

Hinata diajak duduk dibangku meja rias, Samui mengambil alih tas sekolahnya dan mulai mengikat surai Hinata.

"Sebelum ganti baju, aku merias wajahmu yah." Tutur Samui, Hinata mengangguk menurut. Gadis bersurai kuning itu mulai menyiapkan alat make-upnya, Hinata memerhatikan sekitar. Beberapa model tampak menatapnya sinis, sebagian mereka tampak sudah dewasa dengan pakaian mereka yang terbilang cukup terbuka.

Samui juga terlihat modis dengan pakaiannya yang cukup terbuka, apalagi bagian dadanya cukup rendah. Perempuan bersurai kuning itu mulai mengelap wajah Hinata, memoleskan pelembab.

Literacy Club [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang