22 | Silent
"HINATA aku akan merindukanmu!" Sakura menjatuhkan bulir bening dari mata emeraldnya yang cantik, Hinata tersenyum dengan raut wajah sedih dan menarik Sakura ke dalam pelukannya.
"Aku... Juga akan merindukanmu! Jaga kesehatan, jangan keras berlatih saja!" Hinata menjatuhkan air matanya di pipi, memeluk erat Sakura.
Sakura pamit pada Hinata untuk sementara sebab harus menjalani karantina di luar kota, gadis cantik bersurai merah muda itu berhasil menjadi salah satu kandidat renang indah. Hinata pikir, Sakura menjadi altet renang cepat, tapi Sakura memberikan kejutan pada Hinata jika gadis bermata emerald itu juga menggeluti renang indah dan telah memiliki kelompok regunya untuk di kirim lomba.
Hinata benar-benar bangga pada temannya, sekaligus merasa sedih karena tiga bulan ke depan hari-harinya akan sepi tanpa Sakura. Teman merah mudanya itu sangat baik dan perhatian, bahkan menitipkan Hinata pada Karui untuk mengurus perihal tata cara berpakaian yang menunjang pekerjaanya sebagai guru less.
Sakura melepaskan pelukannya, kemudian mengecup pipi Hinata dan melambaikan tangannya untuk menaiki busnya. Hinata terkekeh dan ikut melambaikan tangannya, gadis bersurai merah muda itu memakai topinya sebelum memasuki bus. Hinata terus melambai sampai Sakura duduk di dekat jendela dan bus berjalan meninggalkan Hinata yang berdiri di depan gedung sekolah.
"Jaga dirimu.. Sakura!" Teriak Hinata pada bus yang terus menjauh membawa teman karibnya.
***
Sekarang, keseharian Hinata setelah pulang sekolah adalah menjadi guru less piano. Jadwalnya adalah hari senin, selasa dan rabu sesuai intruksi Bossnya. Setiap pulang sekolah, Hinata akan mampir di rumah Karui untuk berganti baju dan berdandan, teman Sakura yang ia anggap sebagai kakak perempuannya itu juga membantu Hinata jika sedang senggang di rumah. Karui bahkan menitipkan kunci ganda rumahnya pada Hinata, sebab gadis berkulit coklat itu hanya tinggal sendiri di rumah.
Sudah seminggu berjalan Hinata menjalani harinya tanpa Sakura, juga sudah seminggu Hinata menggeluti kegiatan barunya sebagai guru less piano, semuanya terasa terkendali dan Ayahnya tidak menaruh curiga sama sekali. Mungkin karena Ayahnya juga sibuk, hanya ada Hanabi yang kerap rutin bertanya mengapa ia sesekali pulang terlambat. Hinata akan menggunakan alasan mengerjakan tugas di rumah Sakura dan kegiatan klub.
Hinata benar-benar sendiri menjalani harinya di sekolah. Kiba bahkan tidak menemaninya, sebab lelaki itu marah padanya.
Lelaki itu marah ketika Hinata tak memberitahu jika ia sudah memiliki kekasih. Hinata juga enggan menjelaskan jika itu hanya kebohongannya, ia rasa Kiba memang harus menjauh darinya untuk sementara waktu. Hinata tahu, Kiba berhasil menjadi tim inti baseball dan telah diperintahkan fokus untuk berlatih sebab kejuaraan musim semi akan segera hadir.
Meski Kiba lelaki yang konyol dan kasar, tapi lelaki itu memiliki impian yang besar dan liar. Matanya penuh tekad, meski jarang sekali di tunjukkan pada Hinata. Lagipula, setelah dipikir-pikir, memang tak mudah menjadi murid beasiswa di sekolah Nada. Orang-orang yang mendapatkan beasiswa benar-benar harus bersyukur dan menjalaninya dengan sungguh-sungguh.
Hinata begitu menyesal ketika ia tidak menjadi murid pendiam saja yang tak perlu banyak tingkah ataupun berpikir beradu mulut dengan cucu pemilik sekolah bernama Naruto. Hinata gegabah, ceroboh dan angkuh, persis seperti cibiran murid-murid sekolahnya.
Selama memiliki pekerjaan sambilan, Hinata memiliki fokus yang terbagi sehingga tak memedulikan cibiran murid-murid tentang sikap keterlaluannya pada Naruto. Setiap pagi, di lokernya terdapat banyak surat kebencian yang dilayangkan padanya. Hinata akan cuek membuang surat-surat kebencian itu ke tong sampah tanpa membacanya. Saat di kantin pun, jam makan siangnya diganggu beberapa murid, tak jarang dari mereka menuangkan soda pada nampan makanan Hinata. Juga menyandung kakinya hingga nampan itu melayang menghamburkan isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Literacy Club [END]
Teen Fiction"Ini lokerku!" "Tapi ini nomor lokerku!" "Minggir." "Tidak." "Minggir!" Uzumaki Naruto di libatkan pertengkaran menyebalkan dengan Hyuuga Hinata di ruang Klub Literasi. Ke dua manusia itu terlibat insiden loker, Naruto jelas mempertahankan nomor lok...