It's Hurt

1.2K 258 85
                                    

26 | it's hurt




10 bulan yang lalu

Saat itu bulan Juli yang mendekati musim panas, semua murid SMP Ueno berkumpul di kelas masing-masing untuk mendengar intruksi wali kelas mereka. Hinata duduk di kursi pojok baris ke tiga dengan Sakura di sebelahnya. Mereka sudah lepas dari masa belajar, hanya ada kegiatan pertandingan olahraga dan seni, itupun inisiatif dari anggota OSIS sekolah untuk mengisi waktu luang sebelum diberikannya pengumuman perihal kelulusan mereka. Sekarang alasan murid kelasnya berkumpul adalah untuk mendengar kabar baik dimana beberapa murid kelasnya akan mendapatkan kesempatan beruntung belajar di beberapa sekolah favorite.

Hinata sendiri sudah mendaftarkan diri di beberapa sekolah unggul, namun ia tidak berharap banyak akan keberhasilannya untuk lulus dari seleksi. Apalagi saingannya tidak sedikit, Hinata duduk dengan jantung berdebar-debar, begitupun teman sebangkunya, Sakura, yang terus memegang kedua tangannya.

"Menurutmu kita berhasil?" Sakura bertanya ragu.

Hinata menyengir. "Aku yakin kau berhasil, Sakura-chan."

"Kau juga pasti berhasil!" Sakura menimpali dengan mata melotot.

Hinata terkekeh.

Mereka berdua mendengar dengan seksama intruksi dari wali kelas mereka, hingga pembacaan pemangku beasiswa di lantangkan. Hinata dan Sakura saling menggengam erat tangan mereka, lalu menoleh terkejut satu sama lain saat keduanya di sebutkan sebagai salah satu peraih beasiswa sekolah swasta ternama.

"Selamat untuk Hinata Hyuuga dan Sakura Haruno! Kalian berdua mewakili kelas ini untuk menerima beasiswa penuh." Tutur wali kelas mereka.

Seluruh anak kelasnya bersorak ria mendengar kabar baik itu. Mereka menghampiri Hinata dan Sakura, kemudian memberikan selamat atas keberhasilan mereka. Hinata sumringah dengan degup jantung berdebar, Sakura juga tak berhenti untuk memeluknya senang. Keduanya melompat-lompat kegirangan.

Keluar kelas, Kiba datang dengan tas selempangnya yang hampir terserempet kakinya sendiri karena berlari begitu terburu-buru menghampiri Sakura dan Hinata. Kiba menunjukkan kertas dimana namanya tertulis jelas sebagai penerima beasiswa di sekolah elit bernama Nada Senior High School.

"Aku dapat beasiswa juga! Kudengar kalian juga di sekolah ini!"

"WHOAAA!" Sakura dan Hinata berteriak heboh. Ketiganya saling berpelukan dan melompat-melompat girang.

Di informasikan, sekolah Nada memberikan beasiswa pada murid yang unggul di berbagai bidang tanpa terlalu memikirkan nilai akademik. Asalkan, memiliki satu bidang yang benar-benar di kuasai dan dapat kembali di kembangkan di sekolah tersebut. Hinata menjadi pemenang berturut-turut karya cerpen, essay bahkan puisi nasional. Sedangkan Kiba dan Sakura unggul di bidang olahraga.

Saat menuju rumah, Hinata berlari setelah turun dari bus sekolahnya, ia sontak mencari-cari dimana Ayahnya berada untuk memberitahukan kabar baik itu. Hinata lihat Ayahnya tengah berada di kuil dan tengah berdoa, Hinata menahan senyumnya kemudian melangkah lamat-lamat memasuki kuil milik klan Hyuuga itu. Ia melepas sepatunya dan melangkah menginjak ubin kayu kemudian duduk tepat di belakang Ayahnya yang masih tenang memejamkan mata seraya berdoa.

"Ada apa?" Hiashi membuka matanya perlahan, menyadari kehadiran putri sulungnya. Hinata mengerjapkan matanya, lalu menyengir.

"Ayah, aku dapat beasiswa di sekolah Nada, bersama Sakura dan Kiba."

Literacy Club [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang