Boyfriend

1.3K 281 62
                                    

21 | BoyFriend


HINATA hanya terdiam saat Sakura kembali mendandaninya seperti waktu itu, dimana ada jepitan tersemat di rambutnya, pakaian feminim dengan aksen rumbai-rumbai, berikut rok selutut berwarna ungu yang tampak manis. Karui, wanita dewasa yang kini membantunya memilih baju tampak menjadikan Hinata bonekanya hari ini.

"Wah, wajahmu halus sekali ya. Apa kau memakai perawatan tertentu?" Karui tidak berhenti kagum pada wajah halus dan kenyal milik Hinata, wajah yang belum pernah tersentuh bahan kimia make-up.

Hinata menggeleng. "aku pakai yang seperti Sakura." Sahut Hinata.

Memang sejak kelas tiga SMP, ia dan Sakura membeli prodak kewanitaan di supermarket bersama. Mereknya bahkan serupa, Hinata rutin membeli itu untuk keperluan wajahnya. Harganya yang ekonomis juga cocok dengan wajahnya membuat Hinata secara tetap mengkonsumsi rangkaian body care yang ia beli. Kalau Sakura, Hinata tidak tahu apa temannya itu masih memakai prodak yang mereka beli bersama.

"Kau memakainya secara berkala ya? Memang kalau perawatan body care itu pakai saja secara rutin, jangan tunggu hasilnya." Tutur Karui, Hinata mengangguk menurut dengan cengiran. Sakura sudah duduk di ranjang Karui dan memerhatikan sahabatnya yang sudah rapih.

Sentuhan terakhir, Karui memoleskan sedikit blash on pada pipi Hinata yang sedikit tembam. "Nah, sudah selesai."

Hinata menatap penuh wajahnya yang terpantul di cermin. Ia memegang bibirnya. "Apa aneh?"

Karui terkekeh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karui terkekeh. "Aneh kau bilang? Kau cantik sekali hari ini!"

Hinata bersemu, Sakura kini mengambil tas selempang yang sudah ia siapkan untuk Hinata. "Nah, pakai tas ini."

Hinata menurut.

Karui dan Sakura melipat tangan di dada memerhatikan penampilan teman mereka.

"Perfect." Tutur Karui dan Sakura kompak.

"Semoga kau di terima bekerja!" Tutur Karui seraya bertepuk tangan. Sakura merangkul Hinata, agar temannya itu tidak tegang. "Jika bossmu itu menggodamu, kau tidak lupa cara meninju kan?"

Hinata terbahak. "Tentu saja tidak."

Sakura dan Karui terkekeh.

****

Toneri menaikkan sebelah alisnya, menatap linglung gadis mungil di depannya yang kini berdiri membawa map beserta penampilan yang berubah seratus delapan puluh derajat. Hinata mengerjapkan matanya, melihat Toneri terdiam dan tak kunjung menyuruhnya duduk di sofa. Padahal Hinata sudah pegal sekali berdiri.

Literacy Club [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang