BAB4

380 32 2
                                    

"Yeayyyy masuk!!!!!" sorak chenle kegirangan.

Ngomong-ngomong dia lagi tonton latihan team basket. Ya pasti nya ada jisung park.

Park jisung dengan pakaian basket dan headband keren banget sih!

Setelah selesai game dengan skor yang dimenangi oleh team Park Jisung semesti nya, pemain dan penonton pada bubar.

"Nih air." chenle menghulurkan sebotol air ke jisung.

Seperti biasa. Tidak di ambil.

Jisung berjalan keluar dari gelanggang basket.

"Jisung, kamu udah mau pulang?"

Chenle berdiri di depan jisung sambil berjalan secara mengundur.

"Ga."

"Terus kamu mau ke mana?"

"Ga tau."

"Gimana kalau kamu ikut aku ke kafe?"

"Ga mau."

"Kenapa?"

"Ntar gendut."

"Kamu ngatain aku gendut ya?! " marah chenle masih dengan jalan yang mengundur ke belakang.

"Terasa?"

"Ga kok. Mama bilang aku makin lucu terus mama suruh aku makan yang banyak."

"Aneh."

"Aku suka kamu panggil aku aneh. Hihi."

"Kamu ga ada kerjaan ya?"

"Sekarang lagi ga ada. Kelas aku cancel terus sungchan lagi sibuk sama team bola terus daehwi sama felix tau kencan aja terus aku suruh mama jemput jam empat terus aku lagi bosan."

"Terus?" tanya jisung.

Chenle mengukir senyuman buat jisung.

"Terus aku ikutin kamu dong."

"Akhh-"

Tanpa sengaja kaki chenle tersandung batu menyebabkan dia terjatuh ke belakang.

Untung jisung sempat menahan pinggang chenle dan kini kedudukan mereka berdua sangat rapat dan saling bertukar pandang. Mata kedua nya membulat.

Dengan posisi kedua tangan jisung yang masih erat memegang pinggang chenle dan tangan chenle yang berada di atas kedua pundak jisung.

"Ekhem." Jisung melepas kan pinggang chenle meninggalkan si aneh itu yang sudah seperti kepiting di panggang.

Chenle memegang kedua belah pipi nya yang seperti buah tomat.

"Jisung tunggu...."

Udah sekitar sepuluh minit lebih mereka berdua di perpustakaan.

Kriekk~~

"Kamu mau ke mana?" chenle ikut berdiri melihat si pujaan nya berdiri.

"Ke toilet. Mau ikut?"

"Ouhhh ga ah. Males. Aku tungguin kamu di sini ya." Chenle menggaruk kepala nya. Kok dia jadi malu sih. Kan dia juga lelaki. Aneh.

"ngantuk ih. Tidur bentar ah."

"Chenle yaa, kok tidur di sini." Sungchan menepuk pelan pipi chenle.

"Bangun chenle yuk pulang."

"Eung~kok lo yang ada di sini? Loh jisung nya mana?"

"Jisung yang bilang lo ada di sini. Udah yuk pulang. Udah sepi nih."

Chenle memandang sekeliling nya yang emang udah sepi. Tiada orang.

"Sekarang jam berapa?" tanya chenle masih di alam mimpi.

"Udah jam empat chenle."

"Hah? Mama gw udah tunggu nih, yuk chan!"

"Mama~~~~" chenle berlari ke arah mama nya. Haechan.

"Hi tante Haechan."

"Hi sungchan."

"Yuk, tante hantar pulang."

"Eh ga usah tan, aku bawa motor."

"Ouh iya, kapan-kapan datang ke rumah chan. Lele nya bangun lewat banget kalau kamu ga datang hari minggu."

"Baik tante. Hehe. Lele emang kebiasaan."

"Ga kok." Chenle menampar lengan Sungchan.

"Ntar kirim salam tante ke mama kamu ya."

"Baik tante, mama juga kangen banget sama tante. Kapan-kapan tante datang ke rumah ya. Ntar aku suruh mama masak yang banyak."

"Bisa aja chan, ntar punya waktu tante datang ya."

"Baik tante. Aku duluan ya tante, Lele."

"Iya, hati-hati yaa."

Tanpa mereka sadar ada seseorang yang memerhati gelagat mereka dari jauh. Iya, ia Park Jisung.

_-_-_-_-_-_-_-_

"Jisung~" Chenle menarik sungchan berlari ke arah jisung.

Jisung memandang mereka berdua gantian.

"Jisung, kenapa kamu ga bangunin aku kemarin?"

Ga di jawab.

"Jisung kemarin kamu ke toilet kan, ga ninggalin aku kan?" tanya chenle memastikan.

Lagi. Ga di jawab.

"Ihh kamu ga punya mulut ya?"

"Chenle, yuk kelas udah mau mula nih."
Sungchan menarik tangan chenle.

"Ga papa, aku masih suka kamu kok." bisik chenle sebelum ditarik sungchan menjauh.

"Aneh."

_-_-_-_-_-_-_-_

"Ntar udah lulus kita libur yuk." Daehwi mengeluarkan suara bak lumba-lumba nya.

Kini mereka berempat berada di cafe. Omong-omong gw belum kasi tahu ya kalau chenle sama sungchan daehwi dan felix itu belajar jurusan yang sama. Kerna itu mereka selalu bareng. Jurusan sastera.

Kata nya chenle mau jadi penulis komik. Mau ikut jejak penulis detective conan katanya. Jisung ambil jurusan bisnes untuk nyambung perusahaan ayah nya.

Chenle? Ga mau jurusan bisnes. Kata nya payah. Enak-enak aja dia nyuruh sepupu jauh nya lucas untuk nyambung perusahaan si daddy. Mama sama daddy nya ikut aja. Asalkan anak semata wayang mereka seneng dan ga nangis.

"Bagus juga wi, mau ke mana ya? Paris mau?"

"Itu kan tempat romantis le. Emang lo mau pergi sama siapa? Pacar nya juga belum ada."

"Apa-apaan sih. Ngomong pacar terus. Ga asik ah."

"Kasian banget si dua singlet ini." goda si felix pula.

"Diem ah lu."

" Kalau ke china gi mana? Bisa mampir ke rumah lama gw. "

"Emang seru yaa? Di china ada apa aja?" tanya daehwi.

"Macam-macam kok ada."

"Hmmm ? Apa? Gw ikut aja." melihat enam mata yang menatap ke arah nya sungchan bersuara.

"Oke, kalau gitu kita ke china aja." ucap chenle seneng.

"Oke." jawab mereka serentak.

"Tapi kan wi, omong-omong kita lulus lagi dua tahun." sungchan bersuara.

"YAA!!!!! LEE DAEHWI AAAAA~~~~"

_-_-_-_-_-_-_

THE FIRST ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang