BAB18

318 25 0
                                    

" Jisung ke mana sih?" chenle melihat jam di pergelangan tangan nya. Udah jam sepuluh. Janji nya jam tujuh. Kok ga dateng-dateng.

"Telfon gak ya? Tunggu aja deh. Jalan sesak kali."

Dia melihat meja di hadapan nya yang udah penuh dengan makanan yang jisung tempah. Perut nya jadi lapar. Tapi jisung belum dateng.

'Ermm, makan dulu gak ya? Gak gak. Harus nungguin jisung.'

Di sisi lain,

" Wony kamu kenapa sih minum nya banyak banget?" Iya! Yang tadi telfon jisung itu salah seorang yang ada di klub. Kata nya dia hubungi jisung karena di kontak nya wony, dia simpan nomer nya jisung dengan panggilan ' jisung sayang'.

Sekarang jisung lagi di kondo nya wonyoung. Dia baru abis ngantar wonyoung yang sedang mabuk berat.

"Jisung~~~~~kamu makin ganteng aja.."

"Aku kangen banget sama kamu sayang.." racau wonyoung.

"Wony, kamu tidur aja aku harus pergi."

"Jisung~~~~~~" wonyoung memeluk jisung dari belakang.

"Jangan ninggalin aku lagi sayang."

'Kamu yang ninggalin aku, wony." batin jisung.

" Jisung, temanin aku yaaa? Aku takut. " posisi mereka masih sama dengan wonyoung yang memeluk jisung.

" Ga bisa won.. Istri aku lagi nungguin aku."

"Jisung~~~hikss.. kamu jahat." Dia memukul jisung. Ga terlalu kuat.

"Wony, wony, udah jangan nangis." Jisung berusaha memberhentikan wony yang masih memukul nya.

Dia menangkup wajah wonyoung. Wajah wonyoung yang merah akibat minum berat itu sedikit lucu di mata nya.

"Jisung jahat~~~~~~jisung mau ninggalin aku..hikss.."

Jisung tersenyum.

"Oke, bentar ya aku mau nelfon chenle."

"Siapa chenle?????" rengek nya.

"Istri ku."

"Oke!! Jangan ninggalin aku...." rengek wonyoung dengan mata nya yang sedikit tertutup.

"Helo, chenle?"

"Helo, ji kamu ke-"

"Maaf ya sayang, aku ga bisa dateng. Aku harus lembur malam ini."

"Ouhh gitu yaa, ga pa pa deh."

"Iya, maaf ya sayang."

"Ga papa kok ji, makan malam kapan-kapan aja juga bisa kok."

"Iya, kamu udah makan?"

"Udah kok ji. Kamu itu telat banget. Aku lapar hehe."

"Syukur deh, aku takut kamu nungguin aku. Aku gak pulang ya sayang. Aku tutup ya."

"Oke ji, kamu ja-"

Tut.. Tut..

'...-ngan khawatir kan aku.'

"Loh, nyonya mau ke mana?" tanya salah seorang pelayan restoran melihat chenle yang ingin berlalu.

"Saya udah mau pulang." ujar chenle dengan senyum manis nya.

"Loh tuan jisung?"

"Jisung ga bisa dateng, banyak kerjaan."

"Ohh, kalau gitu saya bungkus ya makanan nya?"

"Eh ga usah, kamu makan aja ya." ujar chenle lagi. Masih dengan senyum manis nya.

"Tapi nyonya belum nyentuh makanan nya."

"Ga papa, saya ga lapar kok. Kamu panasin dulu ya sebelum makan. Saya duluan. Makasih ya. "

"Baik nyonya."

_-_-_-_-_

"Jisung~~~~sini dong~~~" mereka lagi di kamar wonyoung. Wonyoung duduk di kasur dan jisung duduk di sofa. Lagi main ponsel nya.

"Kamu masih mabuk won, tidur aja."

"Ga mau. Aku mau tidur sama kamu. Sini dong~~"

Wonyoung mendekat ke arah jisung. Tanpa aba-aba dia duduk di pangkuan jisung.

"Won-"

"Ji, aku kangen." dia mengelus pipi jisung lembut. Jisung mengelak. Oh tolong lah dia udah nikah.

Jisung menolak wonyoung dari pangkuan nya dan berdiri.

"Wony, kamu tidur ya." Jisung menuntun wonyoung ke kasur.

Saat dia ingin menidur kan wonyoung di kasur, dia malah ketindih oleh wonyoung.

Dan posisi mereka saat ini sangat lah..

Jisung menatap lekat wajah wonyoung di atas nya. Masih cantik kayak dulu.

"Ji-"

_-_-_-_-_

"Hello jisung?"

"Iya sayang."

"Kamu masih di kantor?"

"Iya sayang."

"Terus kamu mandi di mana?"

"Di kantor sayang."

"Kamu punya kemeja? Atau aku ke kantor kamu aja?"

"Ga usah sayang. Aku ada simpanan kemeja di sini ."

"Ouhhhh gitu.... Ermm, kamu udah sarapan. Aku bisa hantar ke kamu. "

"Aku udah makan sayang, aku lagi sibuk ni, aku letak ya."

Tut.. Tut..

'Aku kangen kamu ji, padahal baru satu malam aku ga liat wajah kamu..'

_-_-_-_-_

"Loh loh, kok ngelamun sih orang lagi jatuh cinta." usil Lami.

"Hmm? Ga ada apa-apa kok lam."

"Loh mata lo kenapa sih le bangkak kayak gitu. Lo nangis ya?"

"Hah? Ga kok. Err..semalam gw lagi nonton movie. Sedih banget sih lam."

"Nonton sama suami lo?"

Chenle mengangguk.

"Lah, lo hari bahagia kok nonton film sedih-sedih sih le?"

"Mana gw tau ending nya kayak gitu."

"Lele.. Lele.." Lami menggeleng kan kepala.

"Gimana dinner semalam? Seru ga?"

"Ermm, biasa-biasa aja."

"Cieeeee, gak ngaku lo. Enak banget jadi lo, le. Punya suami ganteng banget terus romantis lagi."

Chenle tersenyum canggung. Dia ga mungkin bakal cerita ke Lami kan kalau dinner nya semalam ga jadi. Itu kan masalah rumah tangga nya. Lagian jisung mendadak punya kerja. Bukan nya sengaja. Dia harus mengerti itu.

_-_-_-_

" Hello ji, kamu pulang gak makan malam? "

"Maaf sayang, hari ini aku lembur. Soalnya banyak banget urusan di kantor. Kamu makan sendiri ya?"

"Ermm, kalau aku ke kantor kamu bisa? Kita bisa makan malam bareng. Aku bawain makanan buat kamu ya, ji?"

"Ga usah le, lagian aku sudah order makan malam kok. Aku lagi sibuk ni. Aku tutup ya. Malam ini aku gak pulang."

"Ouhh oke deh kalau gitu. Kamu jangan lupa makan ya, ji. "

"Iya sayang."

Tut.. Tut..

Chenle menghela nafas. Dia melihat makanan yang di masak atas meja. Banyak banget. Siapa yang mau habisin. Dia juga lagi gak punya selera.

'Aduh, kepala ku pusing banget..'

Bruk!

~~~~~~~~~~~~~~

Hai, aku saran kan aja ya kalian baca chapter ini sambil dengarin lagu BAHAYA dari tiara andini dan arsy widianto..dan chap kedepan nya juga jika masih scene sedih, maybe.. Aku nulis aja nangis, gatau kenapa🥺

THE FIRST ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang