Sequel iii

313 19 0
                                    

"Papa ~~~~" chenle berlari kecil ke arah jisung yang lagi di ruang tamu.

"Mommy, jangan lari-lari. Ntar jatuh." ujar jisung khawatir.

"Gak jatuh kok."

"Kan papa cuman nasihat.."

"Ihhhhhh iya-iya! Papa?" kedua manik chenle berbinar.

"Hmmm? Mau apa sayang?"

Chenle menunjukkan menu yang tertera pada layar hape nya.

"Mau ini~~~~~"

"Tapi ini kan pedas sayang..mommy lagi hamil. Gak baik untuk kesihatan mommy dan chenra."

"Tapi bukan mommy yang mau makan.. Papa dong~~~" rengek nya lagi. Mata nya dibuat seimut mungkin agar jisung luluh.

"Tapi mommy, papa kan-"

"Ihhhhh mommy pengen liat papa makan~~~dulu papa bilang sanggup buat apa aja untuk mommy. Masa makan pedas aja gak sanggup." chenle mengerucutkan kan bibir nya lucu.

Iya, dia tau kalau jisung gak bisa makan pedas. Tapi gatau efek hamil dia pengen banget liat jisung makan itu. Bukan sengaja kok. Itu kan keinginan anak mereka juga.

" Iya-iya, untuk mommy papa makan ya." Jisung senyum pasrah.

"Yeayyyy, gitu dong sayang~~"

.
.
.

"Makan dong pa~~" jisung menelan ludah melihat ramyeon yang pedas nya lima kali lipat itu.

Bisa sakit perut dia nya kalau begini.

"Satu suap aja ya, mommy."

Chenle menggeleng kepala nya.

"Gak-gak, papa harus habisin semua."

"Tapi mom-"

"Buruan dong pa~~~"

Saat jisung ingin menyuap ke dalam mulut nya chenle menghalang.

"Eitss, bentar pa. Tambah mayo juga enak." diambil nya mayo dan di campur dengan ramyeon barusan.

Jisung melongo.

"Mommy, ini gak bisa di makan."

"Bisa~~~~~~buru pa~~~~~"

Jisung menyuap ramyeon tersebut dengan hati-hati dan..

"Uwekkk... Uwekkk..." pantas dia berlari ke wastafel.

"Uwekkk.."

"Ihhhhh papa, papa kenapa?"

.
.
.

"Papa lemah sih, segitu doang gak bisa." omel chenle.

"Kan papa udah makan separuh mommy, uw-" ujar jisung. Dia masih mual sih dengan resepi baru nya chenle. Kepala nya juga pusing setelah makan benda aneh itu.

Chenle masih pundung sih gara-gara jisung gak bisa habisin ramyeon itu. Soal nya dia muntah-muntah terus saat mau makan.

" Dulu, mama bilang daddy lakuin apa aja yang mama minta saat hamil. Papa ahhh gak bisa." chenle ngambek.

"Sayang, maaf dong papa benar-benar uwe-" jisung menekup mulut nya. Mual.

.
.
.

" Eh kamu mau ke mana pa?"

"Mau tidur lah mommy." jawab jisung sembari berbaring di sebelah chenle.

"Sana dong ji." chenle mendorong jisung.

"Loh kenapa sayang?" soal jisung aneh. Selama ini emang mereka tidur berdua kok. Tapi kenapa chenle malam ini?

"Mommy gak mau tidur bareng papa~~ keluar dong pa~~" chenle melempar bantal ke arah jisung. Semakin hari chenle semakin aneh sih, fikir nya.

"Terus papa mau tidur di mana dong." Jisung mengerucutkan bibir nya.

"Rumah ini luas pa, tidur aja di ruang tamu juga bisa." ucap chenle lagi. Dia memainkan hape nya semula.

"Mommy gak kasian kan papa ya?"

"IHHHHH KELUAR DONG PA~~~~" dia melemparkan bantal kepada jisung, kesal.

Jisung keluar dan memilih untuk tidur di kamar nya jensen. Kamar anak mereka hanya berhadapan dengan kamar mereka kok. Jadi dia bisa mendengar kalau chenle memanggil nya.

.
.
.

" Hiksss... Hikss.. Papa~~pa~~"

"Mommy, ada apa sayang. Hmm?" Jisung memeluk istri nya erat. Sekarang jam 3 pagi. Barusan dia mendengar chenle nangis-nangis. Mimpi buruk mungkin.

"Shhh..shhh...aku ada sayang..." Jisung mengecup seluruh wajah chenle.

"Aku takut..kamu ke mana sih, pa?"

"Ni aku ada sayang. Mommy tidur lagi ya.." Jisung menenangkan istri nya. Membawa chenle tidur di dalam pelukan nya.

"Jangan tinggalkan mommy ya, pa.."

"Iya sayang, papa ada. Hmm?" Jisung memeluk chenle erat. Mengecup puncak kepala istri nya.

THE FIRST ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang