Sequel iv

552 29 0
                                    

"Papa~~~" tanpa aba-aba chenle duduk di atas pangkuan jisung. Chenle kemudian menyungging senyuman manis buat suami nya.

"Mommy mau apa hmm?" Dia senyum manis pake banget pasti ada mau nya nih, pikir jisung.

"Ihhhhh, mommy gamau apa-apa kok. Mommy cuman kangen papa aja." Chenle mengalungkan tangan nya pada leher jisung.

Jisung menoleh ke arah jensen yang lagi main sama permainan nya. Langsung chenle memegang pipi jisung agar kembali menatap nya.

"Jensen gak bakal ngerti kok." bisik chenle.

Chenle kemudian mendekat kan wajah nya pada wajah jisung. Diperhati kan setiap inci wajah suami nya. Jisung itu emang ganteng sih dan sentiasa ganteng. Tapi hari ini kok suami nya terlihat beda ya? Aneh. Dia jadi lebih ganteng dan maskulin gitu.

Tiba-tiba chenle menempelkan bibir mereka dan sedikit menyesap nya tetapi sekadar sekilas.

Jisung memeluk pinggang chenle erat. Chenle yang sedikit tembem efek hamil itu sedikit seksi di mata nya. Mampung istri nya mode manja, kalau gak jangan harap bisa memeluk dia. Lagian jensen gak bakal tau kan.

Jisung menatap bibir chenle redup dan  mendekat kan wajah nya ke wajah si istri. Tetapi terhenti saat chenle menaruhkan jari nya pada bibir jisung.

"Jisung aaa.."

"Hmm?"

"Aku berat ya?"

Jisung menggeleng.

"Gak kok."

"Benaran pa?"

"Iya, mommy lumayan ringan loh." Tapi sedikit berat sih.

"Mommy gemuk gak?"

"Gak."

"Bohong! Ini gemuk pa~~~" rengek chenle.

"Mommy gemuk imut kok. Lagian kan ada chenra di dalam. Ntar chenra lahir bakal mungil lagi." Jisung nyengir.

"Papa suka gak mommy gemuk?"

"Suka! Gemuk itu lucu."

"Kalau gitu, mommy pengen liat papa gemuk."

Deg! Mampus lo Park! Pintar banget bilang gemuk itu lucu.

"Ehhh, ntar papa gak ganteng gimana?"

"Gak pa pa, kan lucu." chenle nyengir.

"Ermm, papa gemuk gak lucu tau. Mommy aja yang lucu."

"Kok gitu?" soal chenle polos.

"Karena mommy emang dilahirkan untuk imut."  pipi chenle merona.

Mereka berdua tersenyum dan jisung merapatkan wajah nya lagi..

"Ehh papa?"

"Hmm?"

"Ntar mommy mau makan eskrim, bisa?"

"Bisa sayang." chenle nyengir.

Mereka kemudian mendekat kan wajah mereka dan..

"Jensen juga mau peluk." ujar si kecil itu. Entah sejak kapan dia berada di atas sofa bersebelahan papa nya.

Langsung jisung memejam mata nya erat. Kesal. Kok si kecil ini mengganggu sih. Saat chenle mode manja begini lagi!

Chenle mengangkat anak nya, meletakkan jensen di atas riba nya.

"Jensen juga bisa kok peluk mommy sama papa." chenle tersenyum. Dia mencium pipi gembil nan susu anak nya.

"Tapi ini berat." gumam jisung. Iya sih, soal nya jensen juga jadi duduk di pangkuan nya. Tapi anak kecil doang kok.

"YAAA PARK JISUNG!!!! APA KAMU BILANG AKU BERAT???!!!!"

_-_-_

Chenle menghirup angin malam di balkon rumah nya. Si jensen baru aja tidur setelah jisung menidurkan nya barusan. Tiba-tiba chenle merasakan badan nya hangat saat jisung menyelimuti tubuh nya.

" Ini dingin mommy. Gak mau masuk, hmm? " jisung mengambil tempat bersebelahan istri nya. Memeluk dari samping memberi kehangatan lebih buat dua insan yang dicintai nya. Menempatkan dagu nya nyaman di atas pundak chenle. Dia kemudian menyamankan tangan nya pada perut besar chenle.

" Mommy belum ngantuk pa."

"Gak terasa kan mommy udah mau punya dua anak?" jisung tersenyum sambil mengelus lembut perut istri nya.

Chenle turut memegang tangan jisung di perut nya.

"Jisung, kamu gak dingin apa? Masuk sini." chenle merentangkan selimut itu agar jisung bisa masuk.

"Gak usah, mommy aja."

"Ihhhhh pa, ntar papa demam gimana? Buru pa. Ini dingin."

"Iya-iya sayang." Jisung masuk ke dalam selimut yang sama dan memeluk kesayangannya itu dari samping. Memposisikan dagu dan tangan nya sama seperti tadi.

Sesekali jisung mencium pipi gembil istri nya yang semakin gembil.

"Papa?"

"Hmmm?"

"Ermm, mommy repotin papa ya?"

"Kenapa mommy ngomong begitu sih? Mommy gak pernah repotin papa. Papa lakuin itu semua dengan senang hati kok." dalih jisung.

"Benaran pa?" Chenle menoleh ke arah jisung dan segera mendapat kecupan dari suami nya itu.

"Iya sayang, papa gak pernah rasa mommy itu beban."

Cup!

Dikecup nya lagi sang istri.

"Maaf ya pa kalau mommy sering marah-marah papa. Bikin papa capek." Iya sih, hormon hamil nya itu gatau kenapa pengen banget liat jisung menderita. Dia gak bakal bisa liat jisung berhenti rehat. Pasti ada aja yang di suruh nya. Sehingga kadang dia liat jisung tertidur saat menidurkan jensen kerana terlalu capek. Jisung juga sering tertidur di sofa. Chenle juga kasian liat jisung yang nurut aja tanpa bantah tapi gak tau kenapa dia senang setelah menyuruh suami nya.

"Gak papa sayang, karena itu kamu." Jisung mencubit pipi chenle gemas.

"Aku mencintai mu Park."

"Aku lebih mencintai mu." Jisung merapatkan wajah nya dan menempelkan bibir nya ke bibir si istri. Chenle pantas menutup mata nya erat.

"Sayang, bisa gak papa mau lebih?"

Chenle langsung mencium jisung.

Si kecil itu sudah tidur jadi gak ada siapa yang bisa mengganggu mereka. Biar bulan menjadi saksi kisah cinta mereka.



END.

THE FIRST ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang