Dilema dan bingung menjadi satu kesatuan dalam pikiranku pagi ini, harusnya di hari weekend seperti aku yang seorang karyawan swasta biasa, harusnya merasa tenang dan senang. Bukan merasa bingung seperti sekarang.
Sebenarnya aku sama sekali tidak ingin menginjakkan kakiku dipernikahan Galuh, sama sekali tidak!
Tapi aku kembali dilema hanya karena perkataan tak seberapa Zanna dan Zulfa. Ya, kemarin selepas pulang dari kantor, aku menceritakan persoalan undangan Galuh. Dan dengan antusiasnya mereka menyarankan agar aku harus datang. Katanya, aku harus membuat Galuh merasa menyesal telah menyelingkuhiku, juga menyesal telah putus denganku.
Persoalan pamer bahwa aku baik-baik saja dan jauh lebih baik dari calon istrinya pada mantan ku itu, sebenarnya bukan menjadi kebiasaan ku, justru aku tidak ingin seperti itu. Karena menurutku hanya membuang-buang waktu saja dan seperti kaya belum move on saja jika harus seperti itu.
[Lo harus dateng! Titik! Jangan lemah hanya karena menghindar!]
-Zanna-
Sudah ratusan chatt dengan isi yang sama yang Zanna kirimkan padaku. Berulang kali pun aku selalu mendesah gelisah.
[Lo temenin gue, baru gue dateng!]
-Aqilla-
[Udah gue bilang, gue gak bisa, malam ini mau ngedate sama Adit. Kan katanya Daniel mau nemenin Lo?]
-Zanna-
[Kenyataannya dia gak ada ngabarin gue]
[Mungkin dia cuma pura-pura mau nemenin gue]
-Aqilla-
[Ya, lo lah yang ngehubungin dia, kan lo yang butuh bantuan dia? Cepetan telpon si Daniel]
-Zanna-
"Kampret!" Umpatku setelah membaca balasan pesan Zanna.
Segera ku lempar ponselku diatas bantal, sudah tidak ada lagi niatan untuk membalas pesan Zanna. Se'enaknya saja dia menyuruhku untuk menghubungi Daniel lebih dahulu. Sudah cukup waktu dua hari yang lalu meminta dia untuk bertemu di kafe, aku tidak ingin menghubunginya lebih dulu lagi. Aku malu!
Apalagi setelah kejadian mau menabrak pintu kafe, lalu berakhir dengan Daniel yang menuntun ku jalan sampai ke parkiran dengan tanganku yang berada di genggamannya.
Oh,, sangat memalukan!
Ya, setelah kejadian itu, aku dan Daniel belum bertemu lagi, karena memang tidak ada jadwal memotret di kantor.
Bahkan laki-laki itu pun, sama sekali tidak menghubungiku via apapun, setelah hari itu!
Dan kini sekarang apa? Aku harus menghubunginya terlebih dahulu?
Oh,, itu namanya aku yang tidak tahu malu!
Aku kembali merebahkan tubuhku diatas kasur, menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong.
Sungguh nikmat merebahkan diri di hari libur itu!
Baru saja mataku akan terlelap, tiba-tiba aku mendengar ketukan pintu kamarku.
"Tumben banget sih ibu ngetuk-ngetuk kamar? Biasanya juga langsung masuk!" Pikirku dalam mata yang masih enggan membuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex's Invitation✓
Romance[COMPLETED!] Bermula dari menghadiri acara pernikahan mantannya, Aqilla dibuat semalu-malu nya oleh tindakan sang MC. Hingga membuat semua pasang mata yang menghadiri rangkaian acara pernikahan mantannya itu menatap Aqilla dengan tatapan yang sulit...