Introduction

6.6K 822 53
                                    

- Daniel POV -

Hari libur aku selalu menyempatkan untuk joging pagi-pagi. Yah, meskipun tidak terlalu sering, tapi setidaknya dua minggu sekali aku menjadwalkan nya, itupun jika hari weekend tidak mengambil job wedding.

Aku yang sudah siap mengenakan setelan joging, kaos polo putih serta celana pendek yang lumayan cukup ketat sebatas lutut dengan handuk kecil berwarna putih yang sudah terlampir indah dileherku. Segera ku memutuskan untuk keluar dari apartemen ku. Rencananya sih aku hanya berkeliling sekitaran taman yang dekat Apartemen ku.

Baru saja aku membuka pintu apartemen ku, sosok mungil yang sudah lama aku tidak melihatnya sedang tersenyum manis kearahku. Dengan pakaian yang sangat rapi dan trendy.

"Tumben ada disini?" Sahutku sedikit aneh dengan kedatangannya tiba-tiba.

Bibirku pun mengukirkan sebuah senyuman kala dia berhambur kedalam pelukanku. Aku pun balas memeluknya, sesekali tanganku menepuk-nepuk pelan punggung kecilnya.

"Aku kangen tau!" Dia mendongakkan wajahnya, beserta ekspresi cemberut lucunya.

Aku mengangguk, seraya menyempilkan kekehan kecilku, melihatnya merajuk seperti ini.

Pelukan kami sudah sepenuhnya terurai, netranya mengamatiku begitu dalam dari ujung rambutku hingga ujung kakiku.

"Mau joging?" Matanya memicing tidak percaya dengan apa yang dilihat mengenai outfit ku pagi ini.

Aku hanya menaikkan satu alisku dengan heran atas pertanyaan nya. "Enggak! mau ke kantor." Dengusku sedikit greget. Dia tertawa kecil mendengar candaanku itu.

"Kamu mau ikut, atau nunggu di dalam aja?" Tanyaku. Karena aku masih tidak tahu apa yang menjadi tujuannya datang ke sini.

"Jogingnya sekitaran sini kan?" Pupil matanya kembali memicing.

"Iya,, sekitaran taman aja, capek kalo jauh-jauh."

"Yaudah deh, Naila ikut." Ia tersenyum, lalu menggamit lenganku.

Tanpa menunggu lama lagi, kami pun segera turun ke lantai bawah. Mulai mengeksekusi rencana joging pagiku.

"Kamu yakin, mau joging pake dress gini?" Aku menatapnya dengan tatapan ragu.

"Enggaklah, Naila nunggu di kursi taman aja, tuh deket yang jualan." Dia menunjuk pada stand penjualan makanan yang hanya ada setiap pagi dihari libur saja.

Aku mencebik, tertawa kecil dengan jawaban nya. Harusnya aku tidak merasa heran lagi, karena tidak mungkin seorang Naila Meisie Cavan akan pergi joging, dan aku sangat mengenal dia begitu dalam.

"Yaudah tunggu disini, Mas gak lama kok jogingnya, paling 15 menitan." Ucapku setelah kami berada di kursi taman.

Dia mengangguk mantap, lalu mengulurkan tangannya, menengadah. "Minta uang, buat jajan." Cengirnya.

"Gak liat, Mas gak ada kantong?" Aku meraba tubuhku sendiri, memberitahunya bahwa aku tidak membawa uang sama sekali.

"Hp aja Mas gak bawa."

Dia berdecak sebal dengan wajahnya yang sudah cemberut. Aku sendiri heran, kapan dia akan mulai dewasa nya? Padahal usianya sudah menginjak di angka 20 tahun.

"Yaudah, pake uang Kamu dulu. Nanti Mas ganti." Seruku memberi solusi.

Dan tanpa penolakan, dia tersenyum senang. Yang bisa aku lakukan hanya geleng-geleng kepala atas sikapnya yang selalu kekanak-kanakan itu.

Setelah berdiskusi cukup panjang, aku mulai berlari kecil mengelilingi taman Apartemen tempat tinggalku. Bukan hanya aku saja yang berolahraga seorang diri, tapi banyak juga orang-orang yang sedang melakukan hal yang sama. Kebanyakan semuanya hanya berjalan sambil mengobrol santai bersama pasangan nya.

Ex's Invitation✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang