Dinner

6.4K 645 48
                                    

Bisa dibilang ini adalah kencan pertama bagi kami, setelah kurang lebih 2 Minggu menjalin hubungan.

Tadi Daniel mengabariku lewat telepon, ia mengajakku untuk makan malam bersama, biar seperti pasangan pada umumnya, katanya.

Aku pun setuju. Ya, gila aja, kalau menolak, jika diajak makan malam sama pasangan yang kita cintai.

Bahkan saking excited nya, aku terus memilih baju mana yang harus aku pakai. Mendadak aku merasa tidak memiliki baju, padahal satu lemari ini, penuh dengan baju.

Tidak aneh sih, itu adalah penyakit wanita pada umumnya. Jika merasa tidak memiliki baju ketika hendak pergi ke suatu acara mana pun.

Pada akhirnya aku memilih mengenakan kemeja berwarna putih gading dipadukan dengan rok flared skirt. Serta mengenakan flat shoes sewarna dengan warna rok, dan ada manik-manik mutiara dibagian depannya.

Setelah sempurna aku memakai outfit ku untuk makan malam ini, aku berdiri sedikit jauh pada cermin, agar seluruh tubuhku bisa terlihat.

Aku terus mengamati diriku dipantulan cermin. Apakah aku tidak terlihat seperti orang yang hendak ke kantor kan?

Ah! Masa bodo, lebih aku segera keluar, karena sepuluh menit yang lalu, ibu sudah mengabari bahwa Daniel sudah datang, dan sedang menunggu diruang TV.

Sesampainya didepan ruang TV, Daniel menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Udah?" Hanya itu yang ia tanyakan, setelah cukup lama mengamati penampilanku.

"Yuk, berangkat?" Ajaknya, seraya berdiri dari duduk nyamannya.

Melihat reaksi dia hanya seperti itu, membuat aku mengerutkan dahi. Tunggu dulu, aku tidak salah kostum kan?

Tapi jika dilihat dari penampilannya, ia pun mengenakan baju seperti biasa. Celana bahan senada dengan warna Jasnya berwarna Abu-abu Tua, kemudian dipadukan dengan kaos hitam seperti biasa. Oh, bahkan rambutnya pun, ia biarkan terjatuh. Hingga menutupi seluruh area keningnya, membuat alisnya tidak terlalu terlihat. Penampilan nya malam ini, tidak se-formal waktu menghadiri acara launching di kantor ku, satu Minggu yang lalu.

Aku meraih tangannya, ketika ia berjalan hampir melewatiku. "Aku gak salah kostum, kan?" Tanyaku, mengutarakan keresahan.

Bukan apa-apa, aku takut ia kecewa akan penampilanku malam ini. Karena malam ini adalah dinner pertama kami.

"Kalo misalkan gak sesuai, aku bisa kok, salin lagi." Kataku lagi, sebelum ia menjawab pertanyaan ku tadi.

"Enggak kok. Kamu cantik. Pake apapun gak akan terlihat salah."

Alisku saling terpaut, tidak mengerti maksud ucapannya itu. Sungguh, pertanyaan nya sangat ambigu, dan sama sekali tidak memberikan jawaban.

"Jadi,, aku harus ganti atau jangan?" Mataku menatap lekat wajahnya, dengan kepala yang sudah miring kesebelah kiri.

"Gak usah, sayang. Udah gini aja." Jawabnya dengan suara yang sangat lembut, seraya mengelus rambutku yang selalu terurai.

Mendapatkan perlakuan manis seperti ini, membuat bulu kuduk ku merinding disko. Daniel selalu berhasil membuat aku terbuai dengan caranya yang sederhana.

"Enggak, salah kostum?" Aku masih belum puas, karena belum mendapatkan jawaban yang pasti.

Dia pun tertawa pelan, lalu melebarkan senyumannya. "Enggak,,"

"Yakin? Aku gak terlihat seperti orang yang akan pergi ke kantor 'kan?"

Daniel pun tertawa kembali, kali ini menimbulkan suara dalam tawanya. Kepalanya menggeleng, dengan sangat gemas atas tingkahku itu.

Ex's Invitation✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang