Jarum jam menunjukkan pukul 09:15 pagi hari waktu Korea Selatan, setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, akhirnya aku bisa merebahkan punggungku dengan nyaman di kasur empuk hotel Yeoksam Artnouveau Hotel, setelah menempuh perjalanan 1 jam lebih dari Bandara Internasional Incheon.
Memilih jam penerbangan langsung di malam hari dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Internasional Incheon sungguh sangat melelahkan, meskipun yang bisa kulakukan didalam kabin hanya dengan tidur dan bersantai saja, tetap saja masih terasa melelahkan. Duduk selama 7 jam lebih itu, membuat seluruh bagian-bagian tubuh merasa pegal-pegal, sekalipun itu dikelas bisnis dengan kursi ergonomis yang jauh lebih nyaman, karena ruang kaki yang lapang hingga 42 inci.
Tanpa terasa sudah 2 jam lebih aku tertidur setelah merebahkan badanku pertama kali diatas kasur. Andaikan tidak ada suara bell, mungkin aku akan bablas tertidur.
Dengan mata yang masih setengah terbuka, aku membuka pintu, hingga menampakkan sosok Pria tinggi dengan sebelah tangannya yang sudah dimasukkan kedalam saku celananya. Pria itu kini sudah berganti pakaian, mengenakan baju rajut berwarna merah muda yang dipadu padankan dengan setelan jas hitam casual. Sangat berbeda denganku, yang masih mengenakan baju yang sama pada saat tiba di sini.
Matanya memicing setelah melihat aku yang masih terlihat seperti muka bantal. "Baru bangun tidur?" Pertanyaan pertama yang dilayangkannya.
Aku mengusap wajah ku sekilas lalu menyelipkan rambut ku yang menghalangi mata, pada daun telinga ku. "Ketiduran." Sahutku sekenanya.
"Mau makan siang diluar, atau di restoran yang ada di hotel?"
Mendapatkan pertanyaan itu, dengan otomatis aku melihat jam yang melingkar dipergelangan tangan kiriku.
"Diluar aja deh. Disekitaran kantor Fantagio, biar sekalian jalan." Jawabku, seraya mempersilahkan Daniel untuk masuk.
Daniel memilih duduk di sofa yang sudah disediakan didalam kamar hotel ini. Sambil membaca majalah yang kebetulan sudah ada di meja, pada saat pertama kali aku masuk.
Selagi Daniel sedang bersantai dengan majalah yang dibacanya, aku segera membongkar koperku, yang kebetulan belum aku sentuh sama sekali setelah meletakkan nya begitu saja didekat kaca panjang samping lemari.
Karena hari ini aku akan bertemu dengan CEO Fantagio Entertainment untuk kali pertama, tentunya aku harus berpenampilan formal dan profesional. Karena aku tidak terlalu banyak membawa baju, akhirnya aku memilih rok lipit berwarna hitam dengan blazer bludru berwarna merah maroon, serta menggunakan ikat pinggang hitam berukuran kecil pada blazer nya. Agar menambah kesan manis dan terlihat lebih langsing.
Setelah selesai mengganti pakaian ku, aku segera keluar dari kamar mandi, untuk bersiap memoles sedikit wajahku agar tidak terlihat lelah dengan kosmetik andalan ku.
Sebenarnya sedikit risih sih, makeup sambil ditunggu oleh seseorang, apalagi seseorang itu adalah Daniel. Tapi mau bagaimana lagi, masa aku harus mengusir dia begitu saja?
"Yuk!" Ajakku pada Daniel setelah kegiatan persiapan ku selesai.
Kakinya yang semula menyilang, kini sudah berubah lurus, disertai dengan ekspresi bengong nya menatap wajah ku seraya menyimpan kembali majalah pada tempat nya semula.
"Kenapa sih?" Tanyaku sedikit bingung karena ekspresi nya yang begitu.
"Kamu mau makan siang apa mau ke kantor?" Wajahnya masih sama- bengong!
"Makan siang, sekaligus ke kantor. Kan kita mau meeting!"
"Ayo ah, nanti makin lama, kita kan janji temunya jam 2." Sambungku sedikit tidak sabaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex's Invitation✓
Romance[COMPLETED!] Bermula dari menghadiri acara pernikahan mantannya, Aqilla dibuat semalu-malu nya oleh tindakan sang MC. Hingga membuat semua pasang mata yang menghadiri rangkaian acara pernikahan mantannya itu menatap Aqilla dengan tatapan yang sulit...