Chapter 1

1.1K 135 2
                                    

Anna bad life.

*.✧*.✧*.✧
Happy Reading!
*

.✧*.✧*.✧

"Anna, cucilah piring!"

"Anna, buatkan kopi!"

"Anna, jangan ganggu Duddley!"

Anna hanya merenggut kesal bolehkah dia kesal? dia ingin sekali menonjok muka pamannya. Apa dia pikir Anna adalah pembantu?

Kadang Anna kasihan pada kakak kembarnya, karena setiap dia mengerjai Dudley kakaknya lah yang harus menanggung akibatnya seperti sekarang Anna sedang memasak.

"Harry, kau buatkan saja kopi untuk paman sialan kita itu! biar aku yang memasak." kata Anna tersenyum.

Harry mengangguk lalu mengusap kepala adiknya pelan, jika difikir fikir apakah mereka kembar? mereka tak begitu mirip itulah yang dipikirkan Anna.

Berbeda jauh Anna yang berambut pirang rapi dan Harry yang berambut hitam acak acakan, warna mata Harry yang hijau sementara Anna berwarna abu abu.

Paman Vernon seperti biasa membuka korannya dan Dudley memukul-mukulkan tongkat Smeltings-nya—yang selalu dibawanya ke mana-mana—di atas meja.Mereka mendengar bunyi klik kotak surat dan jatuhnya suratsurat di keset."Ambil surat, Dudley," kata Paman Vernon dari blik korannya.

"Suruh saja Harry."

"Ambil surat, Harry."

"Suruh saja Dudley."

Anna menggeram marah tidak kah dia lihat Harry baru saja membuat kopi?!

Anna melihat Harry kembali dengan dua surat di tangannya

Miss. J. Potter
Lemari di Bawah Tangga
Privet Drive no. 4
Little Whinging Surrey

Mr. H. Potter
Lemari di Bawah Tangga
Privet Drive no. 4
Little Whinging Surrey

"Apakah kita mendapatkan surat?" tanya Anna yang dibalas anggukan oleh Harry.

Amplopnya tebal dan berat, terbuat dari perkamen kulit yang digunakan sebagai pengganti kertas. Warnanya kekuningan dan nama serta alamatnya ditulis dengan tinta hijau zamrud. Tak ada prangkonya. Harry membalik amplop itu dengan tangan gemetar, Harry melihat segel ungu bergambar lambang huruf "H" besar yang dikelilingi singa, elang, musang, dan ular.

"Cepat sedikit, Harry!" teriak Paman Vernon dari dapur."Buat apa kau memeriksa kalau-kalau ada bom-surat?" Dia menertawakan leluconnya
sendiri.

Harry kembali ke dapur, masih menatap suratnya.
Diserahkannya tagihan dan kartu pos pada Paman Vernon, lalu dia duduk dan pelan-pelan mulai membuka amplop kuningnya.Paman Vernon merobek surat tagihan, mendengus jijik, dan membalik kartu pos."Marge sakit," dia memberitahu Bibi Petunia. "Makan kerang aneh...""Dad!" mendadak Dudley berkata. "Dad, Harry dapat apa tuh!"

Harry sedang akan membuka lipatan suratnya, yang ditulis di atas kertas perkamen tebal yang sama dengan amplopnya, ketika tiba-tiba surat itu disentakkan dari tangannya oleh
Paman Vernon.

"Itu suratku!" kata Harry, berusaha merebutnya kembali.Anna hanya memutar bola matanya percuma saja.

Anna yang suratnya direnggut paksa pun hanya diam saja.

Angel face Devil Thought Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang