Chapter 17.

419 62 4
                                    

Different Leora.

*.✧*.✧*.✧
Happy Reading!
*.✧*.✧*.✧

Leora memulai harinya lagi, dia memutuskan untuk berubah menjadi lebih diam, datar dan dingin. Termasuk pada Mattheo.

"Leora kau sudah bangun?" tanya Mattheo memeluknya dan mencium keningnya itu yang Mattheo selalu lakukan selama di Manor.

Namun Leora hanya diam, tidak pernah membalas.

Mattheo jelas tau dia telah dijodohkan, namun dia merahasiakannya dari Leora itu bukanlah hal yang bagus.

"Matt, aku harus ke Diagon Alley bersama Draco." kata Leora tanpa ekspresi.

"Aku bisa menyuruh peri rumah, dan menitip pada Narcissa tinggal lah lebih lama disini." sahut Mattheo seperti benera benar tidak tahu apa kesalahannya.

"Tidak," balas Leora.

Leora mengambil jubah biru dengan sapuan kelap kelip menambah kesan mewah, lalu dia pergi menemui ibunya,

"Mother," panggil Leora.

"Oh, kau sudah siap?" tanya Narcissa pada anak perempuannya yang sedikit pucat.

"Of course,"

"Mother aku bisa pergi berdua dengan Leora kita berdua sudah besar astaga," balas Draco frustasi Leora tertawa merindukan momen seperti ini.

"Oh come on Draco." balas Leora dan sesaat mereka apparete sampai di depan toko jubah madam Malkins.

Leora berjalan merinding, "Draco mengapa Diagon Alley menjadi seseram ini?" tanyanya.

"I don't know, maksudku kau tau kan mungkin saja Pelahap maut." balas Draco.

"Ya, kita berdua." balas Leora datar setelahnya mereka memasuki toko.

Narcissa menempatkan dirinya di tengah Draco dan Leora.

Leora tampak biasa saja namun Draco terlihat risih, "Ayolah mother aku bukan anak-anak lagi, kalau mother belum memperhatikan. Aku bisa belanja sendiri." Leora berdecak kecil lalu menggandeng ibunya lalu suara Madam Malkin berkata,

"Nak, ibumu benar, tak seorang pun dari kita boleh bepergian sendiri lagi, ini tak ada
hubungannya dengan soal masih anak-anak—"

"Hati-hati menusukkan jarumnya!" kata Draco lalu Leora lihat dia berjalan ke cermin dan memandangi bayangan dirinya.

Leora merasa ada yang memperhatikan dan ternyata itu adalah Harry,Ron dan Hermione.

Draco menyadari itu lalu kata kata menyebalkan keluar dari mulutnya, "Kalau Ibu bertanya-tanya bau apa ini, baru saja ada Darah-lumpur masuk,"

"Kurasa tak perlu bicara begitu!" kata Madam Malkin, bergegas dari balik rak pakaian, memegang meteran dan tongkat sihir.

"Dan aku juga tak mau ada tongkat sihir dicabut
dalam tokoku!" dia menambahkan buru-buru, karena ketika mengerling ke pintu dilihatnya
Harry dan Ron berdiri dengan tongkat sihir teracung ke arah Draco membuat Leora terusik coba saja jika mereka berani melukai kakaknya.

Hermione, yang berdiri sedikit di belakang mereka, berbisik, "Jangan, sungguh, tak berharga..." Leora masih bisa mendengarkan itu.

"Yeah, memangnya kalian berani menggunakan sihir di luar sekolah," seringai Leora.

"Siapa yang menghitamkan matamu, Granger? Aku ingin mengirimi mereka bunga." balas Draco.

"Drake, sudahlah." kata Leora merangkul Draco.

Angel face Devil Thought Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang