Chapter 3

908 127 1
                                    

Wrong Choice.

*.✧*.✧*.✧
Happy Reading!
*.✧*.✧*.✧

Tahun kedua Anna tidak terlalu menonjol dia bahkan terlalu sering dikamar asrama. Ada kejadian aneh tiba tiba saja peri rumah ada dirumahnya, dia bernama Dobby. Entah apa alasannya melarang Anna dan Harry. Mungkin hanya Harry yang tau jawabannya.

Dia hanya mengenal Draco saat tahun kedua. Dilihat lihat Draco keren dia sangat pintar bisa bersaing dengan Granger. Dia punya kekuasaan. Harry terlalu sibuk dengan kata kata orang lain tentang kematian orang tua mereka, dia berteman dengan Hermione Granger, Anna sedikit tidak suka. Granger seperti merebut kedua temannya. Anna sangat menyukai Ron yang menurutnya lucu.

Namun disaat yang bersamaan juga di tahun akhir ketiganya Anna merasa tidak baik baik saja! dia hancur! pantas saja selama ini yang dikenal lebih adalah Harry dan Harry menjadi biasa saja padanya. Malah cenderung Draco Malfoy si angkuh lah yang sering membawakan nya makanan dan berbagai jenis coklat Anna bahkan hampir salah paham dengan Draco. Ternyata pengakuan Harry saat dia mengembangkan bibi Marge masi terngiang-ngiang di otaknya,

"CUKUP ANNA KAU SELALU MEMBELA KEJAHATAN! SEKARANG AKU PERCAYA PERKATAAN LUCIUS MALFOY BAHWA KAU ADALAH ANAK MEREKA BUKAN ANAK KELUARGA AYAH DAN IBUKU!" bentak Harry saat itu. Sadis? ya sangat sadis. Anna tau sekarang walau Duddley menyebalkan itu hanya untuk Harry bukan untuknya. Tadinya Anna ingin menampik ucapan itu. Namun perkataan Sirius lah jawaban alasan Harry.

Ucapan Harry lebih sadis daripada ucapan Paman Vernon. lagipula jika dia kembaran Draco bukan kah artinya dia dibuang? oh tentu saja siapa yang menginginkan anak seperti Anna. Tanpa sadar Anna menghapus air matanya. Sebenarnya Anna disini tidak diperlakukan kejam hanya sering disuruh suruh. Bibi Marge pun tampak menyukai Anna, katanya jika dia dan Duddley bukan sepupu mungkin akan dijodohkan.Saat liburan pun Anna tidak banyak bicara pada Harry.

Sirius pernah berkata bahwa James hanya punya satu anak dan wajah Anna mengingatkan nya pada satu nama kalian sudah tau jawabannya? Narcissa Malfoy.

Namun Anna menampik, sampai dengan ia hubungkann dengan kejadian sadis orang yang ia anggap kakak pergi begitu saja setelah menggembungkan bibi Marge seperti balon. Ya sekarang dia percaya.Entah apa alasan keluarga Malfoy membuangnya dengan para Muggle. Dan disinilah dia tidak kembali pada saat tahun ke empatnya. Lebih tepatnya dia tidak akan tau apa yang akan ia perbuat, Duddley telah membujuk Paman Vernon untuk menyekolahkannya di smelting bersamanya dengan alasan menjadikan Anna pembantunya padahal Anna tau bukan itulah alasannya.

Anna berada di rerumputan depan rumah bersama Duddley, "Kau yakin tidak ingin kembali ke sekolah aneh itu? bukankah kau mengidam idamkan nya saat disana?" tanya Duddley.

"Ya D, tapi aku tak punya alasan yang kuat lagi untuk bertahan di sana" balas Anna.

"Ya, aku mendengar pertengkaran mu dengan Harry Potter saat itu, namun Anna bukankah ini adalah hal yang bagus?" tanya Duddley menatap Anna

"Kau bisa menunjukkan versi lain dari dirimu, aku tau kau selalu tidak sejalan dengan Harry, kau bisa tunjukkan dirimu sebagai Joanna bukan Joanna Potter?" kata Duddley.

Anna tersenyum miring, ya yang Duddley katakan memang benar.

****

Anna sedang makan siang bersama keluarga Dursley, sesekali Duddley menggodanya membuatnya tertawa. Mengapa mereka semua menyebalkan jika ada Harry? itulah pikirnya. Namun suara ketukan pintu mengalihkan atensi mereka.

"Biar aku yang buka," tawar Anna diangguki oleh mereka.

Saat Anna membuka pintu, raut wajah cerianya berubah. "Siapa kalian?" tanya Anna dingin jelas sekali dia tau bahwa di depannya adalah Narcissa dan Lucius Malfoy.

Narcissa memandangnya dengan tatapan sendu begitupula Lucius, "Aku Lucius dan istriku Narcissa Malfoy." kata Lucius.

"Ya, jelas sekali aku tau siapa kalian." kata Anna tertawa sarkas.

"Apa kau sudah mengetahuinya?" tanya Lucius.

"Oh, tahu apa aku? tahu bahwa aku adalah anak yang di buang dan tidak diinginkan?" sarkas Anna lagi dan lagi.

Lucius ingin menangis saat itu juga, pertahanannya runtuh dia selalu menjaga image nya di depan Draco.

Narcissa langsung menggapai tangan Anna dan membawanya ber-apparate dari sana bersama Lucius.

Anna menahan pusing beberapa saat, "Apa- apaan ini?! mengapa kalian membawa ku ke tempat asing?! kalian ingin membuang ku lagi? tidak jangan sekarang saat keluarga Dursley mau menampung ku dengan baik." kata Anna ketakutan.

"Hei, jangan takut aku ibumu aku tak mungkin menyakiti mu. Maafkan aku," Narcissa menangis memeluk putrinya.

"Jika kau ibuku, kenapa kau tega melakukan semua ini padaku? apa salah ku padamu?" tanya Anna.

"Kau harus mendengarkan apa alasan kami," kata Lucius.

Anna duduk di bangku yang ada di taman Manor, mendengarkan Narcissa dan Lucius bercerita tanpa sadar air matanya ikut menetes.

"Draco bercerita, dia menemukan gadis seperti cerminan dirinya. Disaat Harry Potter tidak mau menerima perkenalan nya gadis itu mau. Gadis berambut pirang setengah silver dengan kulit pucat dan mata abu abu memakai kalung ular keluarga Malfoy, its you love." kata Narcissa membelai wajah anaknya penuh sayang.

"Dan kau bukan Joanna Lily Potter, kau Leora Emerald Malfoy." kata Lucius.

"Jadi, kau ingin kembali ke sekolah sebagai sesuatu yang berbeda?" tanya Lucius menyeringai dia memang melegilimens anaknya.

"What do you mean?" tanya Leora menyeringai

"You know what i mean?" balas Lucius.

Narcissa hanya menggeleng melihat suaminya bisa tersenyum tanpa canggung.

"Kau mau bukan kembali ke sekolah?" tanya Narcissa hati hati.

"Ya, sepertinya begitu." gumam Leora.

"Lucius, kau harus perkenalkan dia sebagai Leora di Prophet dan di Hogwarts!" titah Narcissa.

"Tapi Cis-

"Aku mau mengakui bahwa aku punya putri Lucius," kata Narcissa dingin membuat Lucius hanya mengangguk.

Semoga apapapun nanti jalan yang dia ambil tidak menghambat dan membahayakan putrinya.

Angel face Devil Thought Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang