Lima Belas

5.8K 1.1K 261
                                    

"Aretha kabur dari rumah."

"Apa?" Leo menyipitkan matanya. "Kenapa dia kabur? Di mana dia sekarang?"

"Kalau aku tahu di mana dia, aku tidak perlu repot-repot datang kemari," jawab Dayu masam.  "Apakah dia menemuimu?"

Ia dan suaminya beserta Darka sudah mengerahkan beberapa orang untuk mencari Aretha. Pencarian itu sama sekali belum membuahkan hasil. Dua hari yang lalu mereka bersepakat menghentikan pencarian tersebut daripada buang-buang uang saja.

Bukan hanya itu, ia juga harus mengeluarkan banyak uang untuk membungkam pers yang bisa mengancam nama baik suaminya. Alasan sementara yang bisa ia ungkapkan ke publik adalah Aretha sakit, sehingga pernikahannya dengan Darka terpaksa diundur. Untungnya Aretha jarang sekali terekspos ke publik. Untungnya yang kedua, pernikahan yang 'tertunda' tersebut tidak mempengaruhi perolehan suara suaminya secara signifikan.

"Kalau dia menemuiku, aku tidak akan memasang tampang terkejut, Dayu."

"Bisa saja kau berpura-pura untuk menyembunyikan keberadaannya, bukan?" Dayu menghela napas panjang. Namun, meskipun cenderung bodoh, ia cukup yakin Aretha tidak mungkin mendatangi ayahnya karena ayahnya tidak lagi punya kuasa seperti dulu. "Aku menjodohkannya dengan seseorang—"

"Kau gila! Umurnya baru dua puluh dua tahun dan kau menjodohkannya dengan seseorang?" Mata laki-laki itu kini membelalak. Mukanya merah padam menahan marah. "Ibu macam apa kau, Dayu?!"

"Apa salahnya? Anak itu tidak punya masa depan, Leo. Nilainya pas-pasan, tidak punya motivasi hidup, dan cuma menambah beban. Lebih baik dinikahkan agar masa depannya lebih terjamin. Tenang saja, aku tidak sembarangan memilih laki-laki untuknya dan aku jamin hidupnya bahagia—"

"Oh Tuhanku! Aku punya sejumlah rencana untuk masa depannya, Dayu!" Leo mengerang antara marah dan putus asa. Segudang rencana yang ia persiapkan untuk putri semata wayangnya kini mulai berantakan. Padahal ia hanya butuh menunggu sedikit lagi sebelum bisa tinggal bersama Aretha seperti dulu. "Aku ingin dia mewarisi usaha keluargaku!"

"Hah!" Dayu berdecak sini. "Dia sudah gagal. Apa yang kau harapkan? Lagipula, dia jadi seperti itu akibat dari kesalahanmu sendiri."

"Salahku?" Leo merendahkan nada suaranya. "Salahku? Sedari awal semua orang bahkan Aretha pun tahu siapa yang patut dipersalahkan di antara kita."

"Tetapi dia tidak tahu penyebabnya, bukan?"

"Aku sudah melakukan segalanya untukmu, Dayu, aku memberikan segalanya. Aku memaksa diriku meredup untuk memberi makan egomu, tapi kau tak pernah puas!"

Raut wajah perempuan itu mengeras saat diingatkan akan sifat rakusnya. Tak ada gunanya ia berlama-lama menghadapi mantan suaminya. Toh, Leo juga tidak tahu di mana Aretha. Ia bangkit dari duduknya. "Semoga harimu menyenangkan."

"Hey, mau ke mana kau? Aku belum selesai!"

Dayu terus berjalan, peduli di belakang sana suara sumpah serapah sang mantan suami mencacinya.

"Kau brengsek, Dayu!"

***

"Kay, kamu bisa mendengar saya?" bisik Attar agak keras di telinga pasiennya.

Anak perempuan bernama Kayla itu susah payah membuka matanya, lalu balas berbisik, "Y-ya."

"Bagus." Attar tersenyum lega. "Bagaimana kabarmu hari ini?"

"Sa-sakit ...."

Attar mengelus lembut rambut panjang gadis kecil itu. "Tetap semangat ya, Kay. Kamu akan sembuh."

"Kira-kira kapan Kayla bisa dioperasi, Dok? Kondisinya semakin lemah." Seorang perempuan berwajah sendu menghampiri Attar, ibu Kayla. Lingkaran hitam di bawah matanya menandakan ia kurang tidur.

Imperfect Romeo (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang