Anastasia terus saja tersenyum sepanjang hari, bibir terkembang dengan pipi yang merona. Anastasia benar-benar tidak bisa mengontrol rasa bahagianya, terlebih saat mengingat kejadian tadi malam.
Tubuhnya begitu lelah setelah berhasil menyelesaikan dead line-nya. Setiap menit dan detik menjadi pertarungan yang menegangkan bagi dirinya. Kesibukannya kian bertambah semenjak dibentuknya group ABG.
Ranjang tua dan bantal tepos pun terlihat begitu menggoda, rasanya ia ingin segera berbaring dan membiarkan punggung besarnya bersandar manja di sana. Benar-benar tak lagi mampu menahan kantuk, matanya begitu berat, bahkan hanya untuk sekedar menyikat gigi. Segera meluncur setelah mematikan komputer, kini kepala Anastasia telah berada di atas bantal.
Baru beberapa detik ia berada di sana, namun sudah kembali terdengar dering gawai berbunyi. Tubuhnya begitu berat untuk bergerak, dengan sedikit kesal Anastasia menutup wajah dengan bantal agar tak lagi mendengar suara panggilan masuk. Tetapi usahanya gagal karena gawainya terus saja berbunyi.
“Siapa lagi sih?” gerutunya sembari melirik jam dinding yang menunjukkan jarum pendek mendekati angka dua belas.
Matanya terpejam dengan tangan yang memegang gawai di telinga dan penuh rasa enggan Anastasia berkata, “Halo!”
Bukannya sahutan yang ia terima, melainkan suara seorang pria yang tengah bernyanyi lagu selamat ulang tahun. Seketika neutron yang ada pada syaraf Anastasia pun bergerak cepat, memaksa mata dan telinga kembali bekerja. Benar saja, apa yang tengah Anastasia dengar adalah nyata. Lalu, matanya segera menatap ke arah layar gawai. Tertulis jelas nama Danil di sana.
“Dan!” seru Anastasia yang masih merasa bingung akan apa yang terjadi.
Malam yang indah, dengan taburan bintang terang menghiasi. Sunyi dan sepi, hingga bisikan angin pun terdengar. Keadaan ini membuat Anastasia menyadari, bahwa suara yang terdengar begitu dekat dengan keberadaannya.
Danil masih saja tak menjawab, namun langkah Anastasia terus bergerak membawanya hingga berada di pintu rumah. Suara Danil semakin jelas, dengan sedikit keberanian yang ia miliki, Anastasia menyibakkan kain yang menutupi jendelanya. Terlihat Danil berdiri di depan sana, bernyanyi dengan hanya mengandalkan gitar kecil di tangannya. Seakan tersadar, Anastasia kembali melirik layar gawainya, ia menggerakkan jarinya hingga menurunkan layar bagian atas. Mata Anastasia terbelalak ketika menyadari bahwa saat ini tanggal 7 juli 2021.
“Kok bisa?” gumamnya masih dengan wajah tak percaya.
Lamunan Anastasia terhenti, kala Danil memanggilnya.
“Nes, aku ganggu ya?” tanyanya dengan nada meragu, diikuti cengiran yang terlihat dari balik kaca jendela.
“Selamat ulang tahun yah, semoga senantiasa sehat dan panjang umur. Teruslah jadi orang baik, karena orang baik seperti kamu sudah nyaris punah. Maaf ya, enggak bisa kasih apa-apa. Hanya lagu sederhana dan suara cempreng ini yang aku punya. Meskipun begitu, aku selalu mendokan yang terbaik untuk kamu.”
Ini ucapan selamat ulang tahun yang ia dapatkan setelah melalui empat tahun lamanya. Semenjak kematian nenek, Anastasia tak lagi pernah mengingat hari kelahirannya. Baginya, hidup tenang saja sudah menjadi kebahagiaan. Tidak ada harapan lebih, dari diri yang begitu berambisi untuk mati.
Rasa kantuk hilang, berganti dengan kebahagiaan yang tak terungkap. Air mata membanjiri pipi, meski tanpa sambutan spesial atau hadiah mahal. Semua ini berasa mimpi, membuat tubuh Anastasia seketika lemas dan kini terduduk di atas lantai dengan punggung yang bersandar. Tangannya masih saja betah memegang gawai yang ada di telinga, namun tatapannya nanar dengan bibir yang terkembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABG Atas Bawah Gede
RomancePerjuangan wanita gendut untuk menemukan kepercayan dirinya hingga menjadi sumber inspirasi jutaan wanita gendut dunia. Anastasia Conroy-gadis yang dibesarkan oleh seorang nenek tua. Ia hidup sendirian di kontrakan kecil setelah kematian neneknya. H...