Awal Kebahagiaan

250 19 3
                                    

Pagi ini begitu cerah, yakin memiliki waktu kosong, Anastasia meraih sekop kecil dan pot kosong dengan tangannya. Melangkah keluar dengan wajah tenang, lalu duduk di atas bangku kecil terbuat dari kayu. Tangannya begitu asik memasukkan tanah ke dalam pot lalu menanam sebuah tunas kecil di tengahnya. Tanpa rasa takut sedikitpun. Bahkan ia dengan ramah tersenyum kepada nenek yang menempati rumah di sebelahnya.

Semua perubahan ini terjadi setelah Kiki dan Dina menginap di rumahnya. Seminggu lamanya mereka menumpang tinggal karena seluruh keluarga Dina pulang ke kampung halaman. Sedangkan Kiki ikut-ikutan menginap juga. Tanpa alasan yang berarti, karena Kiki hanyalah anak kost di kota ini.

Kiki dan Dina memiliki tubuh yang gemuk dan sulit menahan selera. Namun, keduanya memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan memiliki hobi yang unik. Kiki suka berjoging di halaman rumah, tanpa rasa malu ia melakukan senam dengan banyak kendaraan yang bisa bebas melihat dirinya. Begitu pula Dina, meski terkesan tegas dan kasar, namun ternyata ia memiliki hobi berkebun.

Hanya dalam seminggu, kini halaman rumah kontrakan Anastasia terlihat asri dengan banyak tanaman yang berjajar dalam pot bewarna putih. Mereka menghabiskan pagi hari dengan bersantai di halaman. Keduanya begitu ramah dan tak takut menegur siapapun yang melihat ke arahnya. Lambat laun Anastasia mulai terbiasa. Menata halaman dengan bunga menjadi hobi barunya. Tidak hanya mata, namun perasaannya pun juga turut segar setiap kali menatap ke arah halaman.

Sesaat ingatan Anastasia kembali pada beberapa bulan silam. Masa dimana Danil kerap mengunjunginya. Entah sejak kapan, keduanya sudah tak lagi berkomunikasi. Ada rasa bersalah yang terus menghantuinya.

“Danil apa kabar ya? Udah berapa lama kami enggak komunikasi. Apa karena aku yang sibuk dengan para member ABG? Aku sebenarnya ingin menghubungi deluan, tapi aku malu. Takut kalau Danil enggak mau berkawan lagi,” gerutu Anastasia dengan wajah kecewa.

“Nes! Nenek masak sop nih, kamu mau?” sapa tetangganya hingga membuyarkan hayalan.

Anastasia tersenyum dan mengangguk. Sesungguhnya ia tidak terlalu suka dengan sop, apapun jenisnya, namun ia tak ingin mengecewakan hati tetangganya. Dengan langkah tenang, ia mendekati si Nenek yang sudah menggenggam semangkuk sop panas.

Melangkah masuk berniat menyimpan sop, Anastasia dikejutkan oleh ketukan pintu yang begitu kuat.

“Kak Anes, bukain dong! Ini Kiki,” seru seorang gadis yang terlihat terburu-buru.

Belum sempat bertanya, Kiki segera menerobos masuk dengan wajah yang terlihat lelah karena berlari jauh. Wajah Anastasia terlihat bingung, dahinya mengernyit diikuti tatapan penasaran.

“Kakak udah mandi? Mandi gih, buruan!” pinta Kiki dengan nada memaksa.

Seakan terhipnotis, Anastasia segera memasuki kamar mandi, tak lupa menarik handuk yang tergantung di sisi dinding. Suara guyuran terdengar dan sesaat Anastasia keluar dengan daster selutut.

“Pakai ini lalu duduk!” pinta Kiki yang terlihat begitu tergesa-gesa.

Anastasia segera mengenakan gaun pendek yang diberikan Kiki, kemudian duduk dan pasrah akan apa yang hendak Kiki lakukan kepadanya.

“Tenang aja, ini enggak lama, kok. Oke!” seru Kiki yang terlihat gelagepan. Ia begitu terburu-buru seakan dikejar musuh.

Masih dalam keadaan bingung, Anastasia mencoba menerka akan rencana apa yang hendak member ABG lakukan. Seingatnya tidak ada rencana apapun dalam waktu dekat ini. Namun, Anastasia yang sudah sangat percaya dengan teman-temannya memilih berbaik sangka dan mengira hendak mengajaknya makan dan jalan seperti yang kerap mereka lakukan.

Sebagai sahabat, mereka tahu betapa tidak percaya dirinya Anastasia saat keluar rumah. Hingga mereka tanpa lelah datang lebih dulu dan mendandani Anastasia agar bersedia pergi bersama mereka. Benar saja, Anastasia mulai terbiasa pergi meski tidak pernah sendiri. Setidaknya selalu ada dua orang yang menemaninya. Berbelanja pakaian, kebutuhan sehari-hari atau sekedar makan diluar. Semenjak bertemu mereka, kehidupan Anastasia berubah. Mereka lebih sering melakukan banyak kegiatan sosial di tempat umum. Berbagi makanan, sembako dan lainnya. Baik karena ulang tahun ataupun sekedar berbagi dari donasi yang berhasil mereka kumpulkan.

ABG Atas Bawah GedeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang