TIGA PULUH LIMA

3.8K 222 6
                                    

Pertemuan dengan mereka yang menjadi kunci dari rahasia besar.

OoO

Ulangan mid semester telah dilaksanakan dengan baik dan kondusif. Semua soal dan kunci jawaban aman, tidak ada kebocoran sama sekali.

Satu minggu semua murid harus fokus menghadapi puluhan soal yang menguji sampai mana pemahaman mereka tentang materi yang sudah diberikan oleh para guru.

SMA Armega membuat sistem yang tidak main-main saat ulangan diadakan. Sangat ketat. Bahkan dilarang membawa alat komunikasi serta benda apapun kecuali alat tulis.

Bukan hanya itu saja, seragam mereka juga diperiksa, berjaga-jaga ada yang membawa contekan atau hal yang akan membuat semua murid curang.

OoO

Pagi ini Zila sudah siap di depan gang rumah dengan membawa beberapa buku paket yang akan dikembalikan ke perpustakaan.

Setelah menjalani semester kemarin, Zila lebih banyak diam. Ia dan Renzi memilih berlatih sepulang sekolah di ruang musik.

Tapi itu hanya sekali, karena Renzi selalu pulang sore, tidak ada waktu dan sangat sibuk. Statusnya sebagai anak kelas 12 dan badboy membuat kakak kelasnya itu memenuhi syarat hendak kelulusan dan memperbaiki nilainya.

Jadi mau tidak mau, Zila menurut saja. Lagian sehabis pulang ulangan ia langsung pulang dan berdiam diri di kamar. Membaca buku serta mencari beberapa materi yang sekiranya akan keluar di ujian esoknya. Tidak sampai disitu, Zila juga tengah sibuk mengikuti perlombaan nasional di bidang musik.

Dia dan Fida juga sudah satu minggu tidak bertemu. Jarak antar ruangan yang jauh membuat Zila kesulitan menemukan sahabatnya itu. Belum lagi jam pulang yang memang dibedakan.

Lalu dengan Morgan juga. Terakhir dirinya bertemu saat sehari sebelum ulangan. Itu saja berpapasan tidak sengaja. Bahkan tidak ada sapaan di antaranya.

Zila masih kesal dan marah pada Morgan setelah apa yang lelaki itu perbuat di depan perpustakaan.

Dan mungkin itu jalan terbaik untuk mereka berdua khususnya Zila. Karena tantangan 15 hari telah usai dan ia juga memenuhi syarat untuk tidak mengganggu Morgan lagi.

Mungkin sampai disitu perjuangan Zila. Lelaki yang tidak mau diperjuangkan itu tidak mau menoleh lama, hanya sekejap dan mengatakan mereka hanya bisa berteman. Sakit, tapi mau gimana lagi, nyatanya Zila sekarang sibuk melupakan semuanya dengan belajar serta mengurung diri di kamar.

OoO

Suara deruman motor yang ramai membuat Zila menoleh. Manik coklat miliknya menatap segerombolan motor yang mendekat, mungkin saja akan melewati jalan di depannya.

Mungkin itu rombongan touring yang akan pergi ke suatu tempat atau pulang setelah touring.

Baru saja Zila hendak menyetop angkot. Matanya menatap anak kucing yang menyebrangi jalan. Ia bingung, saat ini Zila harus berangkat sekolah, tapi sisi lain ada makhluk hidup yang butuh pertolongan karena segerombolan motor berkecepatan tinggi akan melintas.

Zila memejamkan matanya, memilih sesuatu yang harus dia lakukan.

Deruman motor semakin cepat, suara beberapa orang yang ada di pinggir jalan mencoba mengusir anak kucing saling bersahutan. Mata Zila terbuka, keputusannya sudah bulat.

Dengan berlari kencang Zila menuju ke tengah jalan mengabaikan teriakan beberapa orang yang kini menyoraikan dirinya.

Mata Zila membulat saat sebuah roda motor melaju ke arahnya dengan kecepatan penuh. Ia pun memeluk anak kucing dan memejamkan matanya, naas motor itu menyerempet dikit tas yang berisi buku paket itu dan menabrak pembatas jalan.

MOZILA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang