Jean: I Thought I Already Was

2.4K 276 6
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Semua orang tahu aku kuat. Semua orang tahu aku bisa membuat wajah mereka memar-memar dalam sekejap mata. Semua orang tahu aku adalah (Y/N) Ackerman, adik dari Levi Ackerman. Tapi bagi Jean Kirschtein, seolah-olah diriku ini hanya seekor anak itik mungil yang malang.

Aku tidak pernah bilang kalau aku butuh perlindungan darinya, tapi dia selalu mengawasiku setiap waktu. Seperti saat ini. Padahal aku dan Eren hanya sedang bekerja sama memotong batang pohon.

"Sudah sore, sebaiknya kita kembali." Kata Eren seraya merangkulku. Aku membalas rangkulannya, tapi mendadak aku merasakan semilir angin dingin menyapu punggungku. Jean. Dia ada di sini.

"Anu, Eren.." Aku menghentikan langkahku, melepaskan diri dari rangkulannya.

"Eh? Ada apa, (Y/N)?"

Dengan penuh rasa bersalah, aku menggeleng padanya. "Masih ada beberapa hal yang perlu ku urus di sini. Sepertinya kau pergi duluan saja."

"Kau butuh bantuan? Aku nggak keberatan."

Tiba-tiba, tak seperti dirinya yang biasa, Jean menampakkan diri dari balik pepohonan dan melempar tatapan sinisnya pada Eren. Ketika Eren mendongak dan menyapanya, Jean mendecak.

Ketika berhenti, Jean diam sejenak dengan seraut mendung, lalu anak itu mengedikkan bahu, tangan kanannya meraih pinggulku. "Aku akan menjaganya. Pergi sana."

Eren baru akan berbicara lagi namun Jean mendadak bergaung, mengejutkan kami. Jantungku rasanya seperti melompat hingga ke kerongkongan.

"Aku ada urusan dengannya. Cepat pergi, Eren!"

"Wah, wah? Aku tahu itu," Kata Eren, tersentak mundur. "Santai saja, bung."

Tak lama setelahnya, Eren berputar, mengangguk sesaat kepadaku, lalu naik ke atas kudanya, melesat pergi dari tempat itu. Keheningan segera menyelimuti kami, aku tidak tahu apakah itu karena marah atau ketakutan, diam-diam berharap Jean tidak akan mengatakan hal-hal aneh yang dapat menjerumuskanku ke perdebatan kekanakan yang tak berujung lagi.

"Jadi," Gumamku, berdeham sesaat. "Apa yang membawamu kemari?"

"Kau."

"Aku? Benar.."

Menyebalkan. Padahal kami tidak terikat dalam hubungan apa-apa, tapi sikapnya seolah-olah aku miliknya seorang; menciumku, memelukku, menyentuhku. Aku benar-benar membenci sisi yang seperti itu darinya, tapi aku jauh lebih membenci diriku sendiri yang tidak pernah bisa mengelaknya ketika itu terjadi.

"Kenapa kau berduaan saja dengan Eren? Ke mana perginya yang lain?" Tanyanya, meraih pergelangan tanganku, dan mulai menuntunku ke sebuah tempat yang lebih tenang, yang tak seorang pun dapat melihat kami berdua.

"Mikasa dan Sasha pergi membantu Armin membeli persediaan."

"Connie?"

"Pergi dengan Kakak."

SNK x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang